Rabu, 31 Agustus 2016

DIBALIK HESTEG #pictureoftheday (Episode: Kantor dan Saunanya)

I call it "Kantor"

Hellaaww. Di balik hesteg hari ini tentang sebuah gedung yang di foto itu, yang kelihatannya dari luar lebih mirip rumah pembantaian dibandingkan “kantor”, namun kenyataannya ya kek gitu. Yes, that is my (our) office in site. Sore ini saya baru menemukan angle yang (lumayan) tepat untuk mengambil gambar gedung tua tempat kami berkantor ini.
Sore yang bener-bener menguras tenaga banget karena pada saat itu sebenarnya saya sedang melakukan inspeksi bulanan di area dan kebetulan yang sedang kami inspeksi letaknya di belakang kantor. Hari yang bener-bener full of job banget karena bertepatan dengan akhir bulan (yang notabene perampungan laporan semakin dekat), loading bahan makanan yang seabrek dan banyak banget itu, dan inspeksi bulanan (yang notabene objek inspeksinya lebih detail dan buanyakk karena sekali sebulan). So, sukseslah saya hari itu kebanyakan berdiri dengan sepatu safety yang kalo di pake gampar nenek-nenek bisa rontok giginya plus otak sedikit bergeser. Hahaha. Dan dibalik kelelahan kaki dan keroncongan perut (suka seni juga yah perut eike) itu saya menemukan angle ini. Yup angle gedung kantor kami.
Tepat sekali, itu kantor. Bukan kos-kosan pinggiran kota Jakarta (kek gitu sih bahasanya atasan kami saat berkunjung ke lokasi ini dan memasuki breadtoast eh maksudnya kantor ini). Kelihatannya memang dari luar agak-agak gimanaa gitu karena merupakan bangunan lama peninggalan perusahaan sebelumnya di tempat ini. Bahan utama bangunannya yang dari kayu juga mempertegas betapa lamanya bangunan ini, tapi jangan salah, ini kayu bukan sembarang kayu. Kayunya khusus kayu dari Kalimantan yang tahan lama banget kalo dirawat baek-baek (yaheyalahhh). Haha. Sebagian besar bangunan di Kalimantan memang menggunakan kayu ini (kayu ulin) untuk membangun rumah karena sifatnya yang tahan lama dan tahan air (tapi mungkin gak tahan kalo digantungin, hehe).
Kantor kami ini sama halnya dengan kantor lainnya, tapiiii memasuki ruangannya yang saya sebut sebagai breadtoaster ini yang membedakannya dengan kantor lain (mungkin). Iyah, breadtoaster alias pemanggang roti. Jadi saya merasa jadi roti yang siap dibakar setiap kali masuk ruangan di kantor ini, dan semakin sempurna karena ruangan saya adalah salah satu ruangan breadtoaster dengan tingkat kepanasan yang optimal apalagi kalo udah siang. Mau buat roasted chicken di ruangan ini bisa kali yah. Kadang kalo udah lewat jam makan siang dan matahri sedang terik-teriknya, kami lebih memilih pindah tempat kerja. Pindah ke mana aja asalkan gak terbakar, biasanya saya pindah ke kamar sih. Hahaha, modus dong.
Ruangan saya itu adalah salah satu ruangan langganan jadi temuan tiap kali ada inspeksi dari klien. Temuan karena suhunya yang bisa bikin orang gemuk kek roti sobek berubah jadi roti canai kering siap santap, saking panasnya. Jendela sih ada, tapi di tutup rapat dan gak bisa dibuka karena alasan ada AC di ruangan tersebut. Kalian gak salah baca koq, itu memang AC, Air Condition, antimainstream tapinya. Kalo AC lainnya meniupkan udara yang dingin, segar, dan bisa bilang “sayonara panas”, AC di ruangan saya ini saking antimainstreamnya mungkin gak ada yang mampu beli kalo dijual di pasaran. Gak mampu dengan baunya maksudnya. Yup. ACnya bermasalah di bau. AC ini tergolong AC yang dermawan karena tubuhnya dijadikan sebagai rumah bagi hewan-hewan yang butuh tempat tinggal di luar sana, dan di pinggir hutan seperti di sini kelelawar adalah salah satu hewan yang butuh tempat berlindung dari derasnya hujan dan panasnnya matahari. Iyuhuuu, AC ini kadang gak mau nyala karena gak tahu kabel apanya lagi yang tersenggol kelelawar tidur pada siang hari. Setiap kali menyalakan AC, pasti bau semerbak yang bisa langsung bikin bengek itu langsung tertiup dan terhirup hidung. Namun, karena udah gak ada pilihan ruangan lain lagi (karena emang udah gak ada ruangan, kan gak mungkin tiduran di parkiran sambil kerja), ya TERPAKSA kami bertahan di ruangan itu. Kadang wangi semerbak indehoinya gak tercium sih (entah emang gak tercium atau hidung kami yang sudah resisten, huhuhu). Poor us. Belum periksa fungsi hidung dan paru-paru aja ini, jangan sampai dah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya menjadi tempat tinggal hewan lain yang udah bosan tinggal di AC. Amit-amit.
Bukan hanya bau, si binatang itu juga kadang meninggalkan jejak yang gak banget di ruangan yaitu semacam produk akhir hasil metabolism tubuh (silahkan cari tahu sendiri namanya, gak perlu saya jelaskan). Luar biasanya, tempat pembuangannya itu ya di AC itu yang menuju ruangan saya. Sempurnalah penderitaan fisik dan batin di sana. Hulalala. Kadang saya mau mengibarkan bendera putih, tapi susah dapat bendera putih di sini makanya belum kesampean.
Berharapnya ada tindakan perbaikan sih dari si pemilik gedung. Mengingat kondisi kami yang sangat memprihatinkan di ruangan tersebut, yang hanya bermodalkan air minum botol menghindari dehidrasi berkepanjangan akibat menahan panas dan bau yang sukses bikin bengek. Hihihi. Tapi kalo ada yang minat sauna gretong plus aromaterapi antimainstream, silahkan datang. pleas contact us. hehehe.
.

.
.
Dahai, 31 Agustus 2016

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

My Blog List

Most Viewed

More Text

Popular Posts