Selasa, 30 Agustus 2016

DIBALIK hesteg #sceneryoftheday & #bicaranyajicurly (Episode: Sunset & Lapangan Basket)

            Judul apa lagi ini? Mungkin ada yang repot-repot bertanya? Kalo gak ada yang bertanya seperti itu, plisssss, dari hati yang paling dalam, ku mohon bertanyalah, jangan membiarkan harapan ku bertepuk sebelah hati. Hehe. So, sebelum melangkah lebih jauh, mungkin sebaiknya saya memperkenalkan tentang judul ini soalnya tidak kenal makan tidak sayang, tidak sayang maka tidak suka, tidak suka maka tidak nembak, tidak nembak maka tidak jadian, tidak jadian maka tidak cuek-cuekan, tidak cuek-cuekan maka tidak marahan, dan tidak marahan maka tidak putus. So, silahkan simpulkan sendiri. Egilee, pembukaan aja bertele-tele banget yah kek gini. Bukan Curly namanya kalo tidak bertele-tele. Hihi.
So, belakangan saya agak-agak suka sama fotografi. Entahlah yah itu latah atau gimana, yang jelasnya suka aja. Abis itu di posting di instagram eike dengan nama akun @ekaismaliliany. Dari situ saya mulai belajar tentang fotografi, dari cari tahu aplikasi editing, cara edit gambar, cara melihat angle, dan belajar melihat situasi yang menarik untuk di ambil gambarnya, bukan hatinya loh yah. Itu semua masih yang bertaraf handphone biasa  yang harganya gak mahal dan kamera dengan pixel kecil (kamera belakang 5MP dan kamera depan 2MP). Nahh, dari situ saya malah niat beli handphone dengan kamera yang lebih bagus bahkan pengen kamera professional, padahal duit aja belum ada, nabung aja belum niat. Tapi untungnya kekhilafan saya di disadarkan oleh postingan artis Dion Wiyoko, salah satu artis yang saya ikuti akunnya di IG karena foto-fotonya kece banget, dan dia mengatakan bahwa, gambar yang bagus itu bukan dari jenis kamera yang digunakan tapi dari taste si fotografer, jadi biarpun punya kamera bagus tapi gak punya taste yah sama aja. Wowww... langsung dapat angin segar bo eike, yahh walaupun jenis kamera (+ pencahayaan + model) juga sebenarnya berpengaruh sih (yang plus plus itu hasil kesimpulan bareng Poyan mah), tapi saya kembali memotivasi diri sendiri bahwa kalo gak mampu ya ngapain di paksakan? Ada saatnya koq nanti saya punya kamera kece kalo emang butuh. warbiazaakkk (ngelap ingus dan air mata kesedihan, hahaha). Jadilah saya motretnya pake kamera HP Xperia E4 Dual kebangganku saat ini. Dan mulai hari ini saya mulai menggunakan hesteg #sceneryoftheday dipostingan eike. Bukan apa-apa sih, pengen meninggalkan kesan aja kalo itu adalah (one of) the best photo that I shoot today. Selain itu, saya juga pengen mengingat momennya gitu, karena saya percaya bahwa gambar bisa bercerita, at least buat saya pribadi lah. Tsaahhh.
Selain #sceneryoftheday, ada juga hesteg #bicaranyajicurly. Apakah itu? Apakah maksudnya Curly hanya omdo alias omong doang? Mmm, mungkin awalnya emang kek gitu yah. Jadi caption yang saya tuliskan di gambar itu sebenarnya memang Cuma omongan saya doang. Karena ada sesuatu yang saya pikirkan sehingga muncul kata-kata itu menari-nari (harus yah pake istilah itu?) di otakku dan harus dituliskan, biar eksis, ahahaha. Gak ding. Biar diingat aja. Maklum, kekuatan ingatan Curly emang rada-rada gak bagus. Ehehehe. Kan sayang kalo dibiarkan lewat begitu aja.

Nahh, sehubungan dengan itu, maka saya berniat untuk rajin-rajin mengunjungi blog sayang ku ini makanya saya cari bahan yang bisa di tulis-tulis gitu. Kan lumayan buat blog gak dianggurin. Nah, blog aja gak dianggurin, apalagi kamu. Hehe.
Caption: "Hidup itu (mungkin)(sebaiknya) seperti S.E.N.J.A. Bagaimana kamu mengakhirinya dengan indah.
Seperti gambar di atas yang adalah postingan pertama saya tentang #sceneryoftheday hari ini. Itu sebenarnya gambar langit di sore hari kalo kalian ada yang bertnya itu gambar apaan, dan sekalian menegaskan kalo saya ambil gambarnya di lapangan basket (merangkap lapangan tenis). Biasanya saya lagi lari sore kalo jam segitu ada di lapangan. Biasa, gaya hidup sehat dong (trus malamnya jam 9 makan mi instan karna kelaparan, jiahhh). Tempat ini menjadi salah satu tempat favorit saya untuk menikmati sunset. Yes, I like sunset. Saya suka melihat warnanya, dan suka dengan kata senja. I dont know why. Nah, sejak saya tau bahwa di tempat ini bisa menikmati sunset, akhirnya motivasi saya ke lapangan sore hari kadang sudah bukan untuk lari sore lagi, tapi pengen enjoying sunset & catching sunset, pake kamera loh yah catchingnya. Jadi bisa dikatakan kalo lari sore hanya modus aja, ada hal yang lebih menarik untuk di kejar. Hehehe.
Beberapa hari kemarin saya sebenarnya lagi malas kelapangan untuk lari sore, sooo gak pernah niat lagi ke lapangan, apalagi udah jarang lihat sunset kece karena sempat mendung dan hujan juga beberapa hari sampai akhisrnya panggilan sunset itu datang. Kemarin sore, lebih tepatnya udah hampir malam, ada pemandangan sunset luar biasa dalam perjalanan saya pulang ke mess, dan berhasil menarik perhatian hati dan pikiranku. Jadilah eike lari-lari dulu ke kamar simpan tas, ganti sepatu, trus lari ke bawah lapangan basket (lebih tepatnya Cuma sampai di ujung tangga bawah  jalanan ke lap basket sih) untukmenikmati sekalian mengambil gambarnya. SAYANGNYA sodara-sodara, semesta sedang tidak mendukung, ternyata sunsetnya udah mulai hilang, gak dapat moment bagusnya, dan lampu lapangan terang banget cahayanya, jadinya hanya dapatgambar apa adanya. Tapi dalam keadaan seperti itu, SUNSET tetap megah. Huhuhu. Makanya, besok sorenya saya udah standby di lapangan dari stengah 6 sore, biar gak telat lagi dapat momennya. Jadi, sambil nunggu sunset saya lari-lari keliling lapangan dong, kan gak enak juga mau nungguin sunset sambil ngupil di tengah lapangan. Bosan banget kali. Tapi sayang seribu sayang (lagi), sunsetnya gak muncul sekece kemarin. Hiks, padahal udah di niatkan. Tapi tetap indah koq, dan tetap memanjakan mata. eeaaaa
Sementara lari itu, saya akhirnya mikir. Kenapa yah saya suka sama sunset, bukan suka kamu aja? **ehh. Maka muncullah #bicaranyajicurly saat sedang lari itu, kebetulan sambil mikir juga. Saya berpikir matahari aja sebelum dia hilang dia tetap memberikan keindahan, tetap megah, harusnya Curly juga bisa dong. Keindahan melalui sikap hidup dan ketaatannya. Tsaahhh. Maka muncullah caption itu. Thats it! Yah, berharapnya sih semoga saya bisa menjadi seperti senja yang tetap memberikan berkat bagi orang lain, karena matahari memberi berkat kepada saya, melalui rasa tentram yang dihasilkannya setiap kali saya menikmatinya. Uhuhuhu, koq baper gini sih. Syudah syudah. Lanjut saja.
Karena angle itu penting

Postingan kedua ini sebenarnya bukan tentang captionnya sih, gagal mencantumkan caption awal. Hahaha. Saya sore ini lagi liar matanya untuk cari objek foto yang kece (menurut saya) dan pada saat matahari lagi bagus-bagusnya, dan dengan angle yang sesuai akhirnya terciptalah foto itu. Masih sambil lari, saya mikirin caption yang sesuai and you know what? Lagi sok-sok pengen pake bahasa inggris, jadi tadi sempat kepikiran dengan caption begini, if you want to get the point, put the ball into the ring. It same with heart. Eaaaa. Apa lagi ini? Tapi gak jadi buat kek gitu, soalnya agak-agak eeuuhh banget dan takutnya bahasa Inggrisnya abal-abal. Kan malu di eike kali sampe bahasa Inggris amburadul. Jadilah Cuma pengen pamer foto dan editannya. Hihihi.
Umm, jadi ini postingan pertama tentang dibalik hesteg itu dan mungkin akan berlanjut lagi solnya udah dari lama punya rencana pengen buat cerita dibalik gambar yang saya posting di IG, Cuma karena (as always) malas makanya belum kesampean. Ternyata sekarang baru kejadian. Semoga berlanjut yah. Supaya om spider gak numpang di blog eike terus.
Mungkin ini postingan yang gaje (gak jelas, istilah pas kuliah dulu masih terbawa, hehehe), but for me, everything that happened in my life is not gaje. Saya yakin bahwa saya adalah pribadi luar biasa yang diciptakan Tuhan dengan alasan yang tepat, never gaje. Saya berharap kalian juga berpikir seperti itu, bahwa kita adalah rencana terindah Tuhan. Maapkeun aja yah kalo nyampah. Hihi.
.
.
.
Dahai, 30 Agustus 2016


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

My Blog List

Most Viewed

More Text

Popular Posts