![]() |
5 Tahun 1000 Guru |
"Karena di 1000 Guru semua orang bisa jadi guru"
Tagline dari sebuah komunitas yang tidak saya sangka sebelumnya akan menjadi salah satu bagian di dalamnya. 1000 Guru.
Berawal dari Oktober 2016, ketika suatu sore saya sedang magabut (makan gaji buta) di kantor dan teringat akan salah satu teman kuliah yang saya tahu sering mengikuti kegiatan volunteering, Cia Dampang. Dari hasil kepo, ternyata Cia adalah salah satu volunteer dalam kegiatan TNT 1000 Guru (walaupun, literally, dia bukan seorang guru loh yah). Maka di mulailah proses kepo tentang kegiatan tersebut, mulai dari apa saja kegiatanya, cara daftarnya bagaimana, dan cari informasi tentang kegiatannya seperti apa. Singkat cerita, setelah mendapatkan informasi bahwa 1000 Guru memiliki regional di setiap provinsi di seluruh wiilayah Indonesia, saya langsung mencari regional Kalsel. Dapat! (Ini carinya di Instagram)
Kenang-Kenangan TNT 7 1000 Guru Kalsel |
Sebulan setelahnya, ternyata 1000 Guru Kalsel sedang membuka rekruitmen untuk volunteer TNT 7 yang akan di adakan di Loksado. Lokasi kegiatan yang tidak terlalu jauh dari lokasi kerja (sekitar 3 jam) dan waktu yang memungkinkan untuk minta izin dari kantor (weekend) membuat saya merasa bahwa alam seakan berkonspirasi untuk membukakan jalan boleh mendaftar dalam kegiatan ini. Buka web pendaftaran, daftar, klik 'submit', dan beberapa hari kemudian keluarlah pengumuman bahwa saya di terima. Untuk pertama kalinya, pada 3-4 Desember 2016, saya mengikuti kegiatan volunteer selama hidup saya, di sebuah daerah terpencil di Kalimantan. Hal itu menjadi awal ketergantungan saya pada kegiatan voluntering, hehe. Addicted coy.
Kenang-Kenangan TNT 7 1000 Guru Manado |
Kenapa addicted? Apakh karena kegiatannya yaitu TNT (Travelling & Teaching) yang artinya bisa jalan-jalan? Bisa jadi sih, jalan-jalannya seru. Tapi sebenarnya lebih kepada makna dibalik kegiatan tersebut. Saya lebih merasa kegiatan jalan-jalannya tidak semewah pengalaman bertemu adik-adik di daerah pedalaman ketika teaching dalam kurun waktu yang singkat itu (1 hari). Melihat semangat dan keceriaan mereka seakan menjadi dopping untuk lebih banyak bersyukur. Bahkan di setiap kali TNT, saya merasa bahwa bukan saya yang memberi motivasi, namun adik-adik tersebut yang memotivasi saya secara pribadi.
Coba deh kamu bayangkan, datang di sebuah dari terpencil yang sebelumnya kamu tidak tahu bahwa tempat itu ternyata ada di atlas dunia, bertemu dengan adik-adik sekolah dasar yang masih semangat menuntut ilmu dalam keterbatasan sarana dan prasarana, dan masih mampu menebarkan senyuman ceria kepada dunia yang sebenarnya keras ini. Masih mampu bersyukur bisa pake sendal ke sekolah di mana di suatu tempat di belahan bumi ini ada anak yang gak mau sekolah kalo sepatunya gak matcing dengan pakaiannya. Bayangkan dan pikirkan.
![]() |
Kelas 2-3 SD Negeri Haratai 1, Loksado |
Hingga saat ini, BARU 2 kali saya mengikuti kegiatan TNT, masih anak baru yah kakak-kakak. TNT pertama yaitu TNT 7 di 1000 Guru Kalsel pada tanggal 3-4 Desember 2016 berlokasi di SD Negeri Haratai 2 , Desa Haratai, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Sulawesi Selatan. Sebuah sekolah di tengah hutan Kalimantan, di pegunungan Meratus, dengan sungai indah membelah hutan menjadi pemandangan di ojek selama 45 menit perjalanan. Jangan tanyakan medannya, hanya motor yang bisa lewat, beton rusak, dengan jurang menuju sungai di salah satu sisi. TNT kedua yaitu TNT 7 di 1000 Guru Manado pada tanggal 25-26 Februari 2017 di SD GMIM Bahoi, Desa Bahoi, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Kalo yang ini sekolahnya ada di pesisir, yang mana saya cemburu maksimal karena anak-anak kecilnya pada hebat-hebat berenang sementara eike baru kena air laut se mata kaki aja udah gemetaran, hehe. Sebuah sekolah di Sulawesi Utara yang membuatku menginjakkan kaki pertama kali di Bandara Sam Ratulangi Manado dengaN tagline 'Sitou Timou Tumou Tou'.
Dua kali mengikuti TNT, namun perasaan yang muncul ketika informasi open recruitmen sudah di posting masih tetap sama. "Wahhh, lokasinya di situ. Tanggalnya bisa di atur lah, weekend atau pas lagi off. Eh,, kan gak pernah ke lokasi itu, kapan lagi coba bisa ke sana." Antusiasnya masih sama. Setiap hal yang membuatku selangkah lebih maju semakin dekat dengan komunitas ini, seakan tidak hilang dari ingatan. Masih jelas teringat ketika selesai mengisi formulir pendaftaran dan pada akhirnya mengklik tombol 'submit', "lolos gak yah??" Masih jelas teringat ketika dinyatakan lulus dan dihubungi oleh tim inti dari tiap regional, entah itu di hubungi Kak Tya (1000 Guru Kalsel) via Line, atau Bang Rolly (1000 Guru Manado) via telpon untuk konfirmasi pembayaran. Satu pertanyaan yang muncul di otak saya saat itu, "karakter orang ini gimana yah? Asik gak yah?" dan hal itu akan terus menjadi pertanyaan sampai tiba saat bertemu untuk pertama kalinya dan mengeluarkan komentar, "ohhhhh, ini yah orang yang menghubungi eike." Tahu gak sih sensasinya? Berbicara dengan orang asing via telepon namun pada akhirnya bisa nyambung karena 1 visi itu rasanya gimana yah, sulit di ungkapkan dengan kata-kata, eaah.
![]() |
Siswa SD GMIM Bahoi & Volunteer 1000 Guru Manado |
Masih teringat ketika tiap TNT menghasilkan hal 'pertama kali' dalam hidup saya, seperti 1000 Guru Kalsel yang mengharuskan saya untuk pertama kalinya naik colt (kendaraan angkutan umum trayek Tanjung-Banjar atau sebaliknya yang membuat penumpang tahan napas saking supirnya lagi latihan untuk ikut ajang F1) dari Tanjung-Kandangan seorang diri begitupun saat kembali ke lokasi setelah kegiatan, atau atau ketika pertama kali bertemu Founder 1000 Guru, Kak Jemi Ngadiono, dan boleh sharing sehingga saya kembali terinspirasi. 1000 Guru Manado yang membuat saya pertama kali berangkat sendiri naik pesawat ke daerah yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya, seorang diri, dari lokasi kerja, belum pulang ke rumah.
Bersama Kak Jemi Ngadiono, Founder 1000 Guru |
Bukan hanya itu, masih teringat jelas bagaimana berkenalan dengan orang-orang baru dari berbagai suku di pelosok Nusantara yang luasnya minta ampun ini. Awalnya ketika berkomunikasi di grup sosmed dengan melancarkan jurus 'SKSD jaim' ketika membahas materi yang akan diajarkan kepada siswa, sampai ketika bertemu secara langsung dan tinggal serumah selama 2 hari membuat 'dinding jaim' runtuh digantikan dengan dibangunnya 'dinding-tidak-tahu-malu' di antara sesama volunteer. Apalagi ada Games 369 yang membantu membangun dinding itu semakin kokoh, bener-bener gak tahu malu, hehehe. Euforia mempelajari bahasa daerah lokal, atau membahas budaya daerah masing-masing yang sangat menarik untuk di kupas secara tajam setajam lidah tidak bertulang.
Kamu pikir itu semua hanya bertahan selama TNT? Tidak. Atau seminggu setelah TNT masih sibuk di grup karena tukeran foto dan setelah itu hilang? Gak juga. Silaturahmi tidak berakhir di 2 hari itu saja. Seiring dengan pribadi masing-masing yang sudah terbaca, 'dinding tidak tahu malu itu semakin menjadi-jadi'. Saling mengunjungi di daerah asal masing-masing pun sering dilakukan, memanfaatkan teman yang ada di daerah tersebut sih lebih tepatnya, hahaha. Belakangan mereka menamai diri sebagai "Tim Rusuh". Jangan membayangkan 'tim rusuh yang saling lempar batu kalo nonton bola yah, bukan dong. Tim rusuh untuk mengenal budaya masing-masing pribadi yang dikumpulkan oleh 1000 Guru.
Berbagi bersama 1000 Guru malah membuat saya semaki kaya. Kaya akan kebudayaan, kaya akan informasi, dan kaya akan teman. Temannya volunteer 1000 Guru juga teman saya kan? Hehehe. Saya punya teman yang saya kenalkan kepada teman saya punya teman, right? Pusing? Sama. Saya percaya bahwa orang yang kaya bukanlah orang yang memiliki banyak uang, namun orang yang memiliki banyak 'tempat' untuk dikunjungi. Mau ke Banjarmasin, ada tempat. Mau ke Surabaya, ada tempat. Mau ke Lombok, ada tempat. Mau ke Pelaihari, Gorontalo, Palu, Jakarta, dan kalau perlu ke pelosok Nusantara ini, pasti ada tempat karena ada teman, ketika kita mau membangun pertemanan itu. 1000 Guru membantu merealisasikan makna kaya tersebut. Terima kasih loh yah sudah membuat kami saling memanfaatkan. Iyah, ketika mereka saya lagi di Toraja, saya dimanfaatkan untuk nganterin jalan-jalan, ketika saya ;agi pengen ke Banjarmasin giliran saya yang memanfaatkan, simbiosi mutualisme banget gak sih? Hehehe
Memanfaatkan Kak Rina di Banjarmasin |
![]() |
Memanfaatkan Kak Rina, Kak Dedy, & Friend di Banjarmasin |
![]() |
Dimanfaatkan 1000 Guru Manado di Toraja (Kloter 1) |
Dimanfaatkan 1000 Guru Manado & Friends di Toraja (Kloter 2) |
Secara tidak langsung sebuah kegiatan yang saya ikuti selama, literally, 2 hari 1 malam membuat saya semakin memahami arti toleransi, arti bersyukur, arti berbagi, dan masih banyak lagi. 2 hari 1 malam akhirnya berkembang menjadi 1 minggu, 1 bulan, dan semoga selamanya.
5 Tahun sudah 1000 Guru berkarya di Negeri ini untuk pendidikan anak di pelosok negeri.
Terima kasih untuk dampak tidak langsung yang bisa saya alami hingga saat ini.
Terima kasih sudah menginspirasi baik kepada siswa yang kamu kunjungi ataupun bagi setiap pribadi yang menjadi volunteermu.
Tetaplah berbagi, tetaplah menginspirasi.
Salam Lima Jari.
Berikan kami 1000 Guru, jangan berikan kami 1000 sekolah tanpa guru.
Salam Lima Jari |
Mantaap... :)
BalasHapus@dimensitiga.com Ehh, Kak Shay... Thanks yoo kak. Semoga bisa Join sama Segur Kalsel lagi :D
BalasHapus