Nama itu sudah mulai mengambil tempat dalam hati dan otak saya beberapa tahun belakangan ini, entah itu stand up comedy-nya yang menjadi list tontonanku ataupun tulisannya yang menjadi list lahapan ku. Bisa jadi saya sudah mulai menjadikannya sebagai idola. Sebagai seseorang yang jarang mengidolakan public figure, hal ini menjadi hal yang menarik untuk saya bahas.
Saya gak tahu asal usul orang ini dari
mana, daerah apa, suku apa, yang saya tahu dia adalah seorang Indonesia karena pertama saya melihatnya di panggung standup comedy dia menyampaikan materinya dengan menggunakan Bahasa Indonesia. Sebenarnya saya gak
mau repot-repot untuk mencari tahu latar belakang kehidupan pribadinya, seperti saya yang gak suka ketika ada yang bertanya mengenai latar belakang saya saat berkenalan dengan orang baru.
"Emang penting yah menanyakan 'kamu agama apa?' ketika berkenalan dengan orang baru?" begitu pikir ku. Dan nyatanya memang selama ini pertanyaan tentang kehidupan pribadi yang muncul, bukan mengenai hasil kerja yang sudah di buat (koq ini jadi curcol yah?).
Tapi ketika membuat tulisan ini saya sempatkan untuk membuka profil Bang Pandji di Wikipedia yang ternyata tidak terlalu banyak memuat berita tentangnya, selain daripada karya yang dia hasilkan. Yaa, biar kesannya ada sedikit usaha untuk tahu tentang orang yang akan saya tuliskan ini.
Selanjutnya saya akan menyebut orang ini dengan sebutan 'Bang Pandji' yah (entahlah dia ada keturunan Batak atau tidak sehingga disebut Bang, yang jelas di twitter di sering di panggil seperti itu, biar agak sopan dikit kesannya, hehe.).
Seperti yang saya sebutkan sebelumnya mengenai ketidaktahuan saya tentang kehidupan pribadi Bang Pandji, karena saya bukan tipe orang yang mau tahu tentang kehidupan pribadi orang yang tidak saya kenal, utamanya public figure. Itupun kalau ada yang saya ikuti di sosmed yaa alasannya karena mereka memamerkan anak-anak mereka yang unyu-unyu, dan saya suka sekali anak-anak. (Belakangan ini saja akhirnya saya sudah mengikuti beberapa artis bahkan akun Lambe Turah pun tidak terlewatkan). Tidak jarang juga sebenarnya saya jadi tahu tentang public figure karena karya-karya yang mereka hasilkan, salah satunya Koko Ernest (temannya Bang Pandji itu loh) yang IG.nya ku follow karena kedua anaknya yang unyu-unyu dan karena karyanya yang juga saya suka. Tapi saya tidak akan membahas Koko Ernest (salah satu idolaku) di sini karena tidak ingin mendua hati dalam membuat tulisan ini yang (sekiranya mungkin nantinya) akan dibaca oleh Bang Pandji, karena kesannya seakan membandingkan mereka berdua (karena dibanding-bandingin itu gak enak). Ngomong-ngomong soal IG, ternyata sampai detik saya membuat tulisan ini, saya belum mengikuti akun IG orang yang sedang saya bicarakan di sini, pantas saja gak pernah update tentang Bang Pandji di IG, selama ini ternyata saya hanya mengikutinya di Twitter, hehehe.
Ini kenapa saya jadi seperti sedang laporan yah?
Intinya adalah saya mengikuti beberapa public figure karena karya yang mereka hasilkan dan menjadi salah satu harapan saya pribadi untuk dikenal orang lain bukan saya anak siapa, saya dari mana, saya agama apa tapi lebih kepada apa yang sudah saya kerjakan.
Saya mulai mengikuti karya-karya Bang Pandji melalui Standup Comedy yang dia bawakan, saya lupa tepatnya kapan. Saya termasuk penikmat Standup Comedy sejak awal ditayangkan di Metro TV saat itu, yang tayangnya tengah malah itu loh (untuk kami yang barada di WITA). Materi yang disampaikan oleh para komika cukup beragam bahkan dari berbagai lini kehidupan, pemerintah pun tidak jarang disinggung dalam Standup mereka. Begitu banyak komika yang saya dengarkan dalam membawakan materinya sampai saya lupa kapan mulai menyaksikan Bang Pandji membawakan Stand up. Sepertinya saya menonton potongan-potongan Standup Tour Bang Pandji pada saat itu di akun Youtubenya. Kesan pertama yang saya dapatkan, menarik.
Begitu beragam cara komika menyampaikan materinya, namun materi yang dibawakan oleh Bang Pandji bagi saya pribadi lebih berisi. Kalau komika lain dapat membuat saya tertawa, Bang Pandji sukses membuat saya tertawa, tertampar, terispirasi, dan termotivasi. Sejak saat itu saya mulai menaruh perhatian lebih pada tayangan Stand Up Comedy yang di sampaikan Bang Pandji dengan menonton dari Youtube. Salah satu Stand Up Comedy Tour yang membekas dan membuat saya menikmati karya Bang Pandji adalah Mesakke Bangsaku. Sejak saat itu saya memiliki kerinduan untuk bisa menyaksikan langsung pertunjukan Bang Pandji, pada saat itu saya masih kuliah. Pengen beli DVDnya namun kondisi yang masih kuliah dan membeli barang seperti DVD masih belum masuk dalam prioritas saya pada saat itu, apalagi saya juga tidak punya DVD, hehe. Hal itu terus menjadi harapan dan mimpi sampai saat ini.
Beberapa tahun setelah itu, ketika saya sudah bekerja tepatnya tahun 2016, Bang Pandji membuat Stand Up Comedy Tour. Namun saya belum berkesempatan untuk menonton secara langsung dikarenakan jarak antara lokasi kerja dan lokasi Stand Up Comedy Tour yang terpisah pulau , jadi dari segi finansial lumayan memberatkan. Yahhhhhhh, sedih. Kembali lagi hanya bisa menikmati potongan Stand Up Comedy Bang Pandji di youtube, sampai akhirnya saya menemukan lapak Bang Pandji yaitu YSWDNShop dan pengen beli bukunya.
Akhirnya saya meniatkan untuk beli buku Bang Pandji yang berjudul Berani Mengubah, Menemukan Indonesia, dan Juru Bicara. Pada saat itu saya juga pengen Nasional.Is.Me & Merdeka Dalam Bercanda tapi ternyata stocknya sudah habis, baik itu di penerbit ataupun di lapak Bang Pandji. Yasudah yang ada aja dulu, lagian duitnya baru cukup untuk 3 buku itu sih, hehe. Sekarang kumpulin duit lagi untuk Indipreneur.
Beberapa tahun setelah itu, ketika saya sudah bekerja tepatnya tahun 2016, Bang Pandji membuat Stand Up Comedy Tour. Namun saya belum berkesempatan untuk menonton secara langsung dikarenakan jarak antara lokasi kerja dan lokasi Stand Up Comedy Tour yang terpisah pulau , jadi dari segi finansial lumayan memberatkan. Yahhhhhhh, sedih. Kembali lagi hanya bisa menikmati potongan Stand Up Comedy Bang Pandji di youtube, sampai akhirnya saya menemukan lapak Bang Pandji yaitu YSWDNShop dan pengen beli bukunya.
Akhirnya saya meniatkan untuk beli buku Bang Pandji yang berjudul Berani Mengubah, Menemukan Indonesia, dan Juru Bicara. Pada saat itu saya juga pengen Nasional.Is.Me & Merdeka Dalam Bercanda tapi ternyata stocknya sudah habis, baik itu di penerbit ataupun di lapak Bang Pandji. Yasudah yang ada aja dulu, lagian duitnya baru cukup untuk 3 buku itu sih, hehe. Sekarang kumpulin duit lagi untuk Indipreneur.
Sebenarnya ketiga buku yang saya beli itu tidak langsung dibaca karena masih sibuk ngurusin pekerjaan pada saat itu. Setelah resign dan memiliki waktu kosong untuk membaca, akhirnya bisa di lahap juga, dan rasanya lebih tenang bacanya ketika lagi di rumah, ongkang-ongkang kaki, dan gak mikirin kerjaan. I mean, waktu untuk mentransfer isi buku ke otakku yang IQ jongkok ini lebih mudah, ada juga yah untungnya jadi pengangguran, hehe.
Ada kebiasaan saya setiap kalo selesai melahap sebuah buku yang sangat membekas di otak saya, yaitu sebisa mungkin mempostingnya di IG dengan sedikit gambaran tentang isi bukunya dan alasan untuk membaca buku tersebut. Saya memiliki kerinduan agar generasi ini memanfaat waktunya untuk membaca dan rasanya buku kece ini sangat sayang untuk di lewatkan. Bahkan tidak jarang teman saya komentar ketika saya memposting buku ini, "Junjungan mu yah?"
Berikut postingan saya tentang beberapa buku Bang Pandji di IG:
Mengapa saya menyukai karya Bang Pandji?
1. Karyanya antimainstream. Ketika yang lain ngelawak dengan rombongan, dia mencoba ngelawak secara tunggal melalui Stand Up Comedy yang menyamapaikan aspirasi dengan cara yang cerdas. Ketika yang lain sudah melakukan Stand Up Comedy, materinya di bawakan Bang Pandji tetap berada dalam peringkat paling atas dari segi bobotnya. Lucu juga berisi
2. Karyanya yang berupa tulisan ataupun materi Stand Up mengangkat masalah yang sebenarnya berat namun berhasil disajikan dengan cara yang mudah untuk di cerna utamanya semacam IQ jongkok ini.
3. Hal-hal yang dibicarakan berdasarkan fakta dan dapat dipertanggungjawabkan, yang menunjukkan bahwa Bang Pandji adalah salah satu komika cerdas yang menjadikan buku sebagai teman.
4. Selalu ada motivasi dan inspirasi yang disampaikan dalam karyanya dan tiap kali selesai membaca bukunya selalu saja ada semangat untuk kembali mengerjakan hal-hal yang tidak menjadi perhatian kita selama ini. Sebagai contoh, setelah membaca buku-buku Bang Pandji, saya mulai bangkit melawan kemalasan itu dan menuliskan isi kepala saya di dalam blog ini
Ada kebiasaan saya setiap kalo selesai melahap sebuah buku yang sangat membekas di otak saya, yaitu sebisa mungkin mempostingnya di IG dengan sedikit gambaran tentang isi bukunya dan alasan untuk membaca buku tersebut. Saya memiliki kerinduan agar generasi ini memanfaat waktunya untuk membaca dan rasanya buku kece ini sangat sayang untuk di lewatkan. Bahkan tidak jarang teman saya komentar ketika saya memposting buku ini, "Junjungan mu yah?"
Berikut postingan saya tentang beberapa buku Bang Pandji di IG:
Mengapa saya menyukai karya Bang Pandji?
1. Karyanya antimainstream. Ketika yang lain ngelawak dengan rombongan, dia mencoba ngelawak secara tunggal melalui Stand Up Comedy yang menyamapaikan aspirasi dengan cara yang cerdas. Ketika yang lain sudah melakukan Stand Up Comedy, materinya di bawakan Bang Pandji tetap berada dalam peringkat paling atas dari segi bobotnya. Lucu juga berisi
2. Karyanya yang berupa tulisan ataupun materi Stand Up mengangkat masalah yang sebenarnya berat namun berhasil disajikan dengan cara yang mudah untuk di cerna utamanya semacam IQ jongkok ini.
3. Hal-hal yang dibicarakan berdasarkan fakta dan dapat dipertanggungjawabkan, yang menunjukkan bahwa Bang Pandji adalah salah satu komika cerdas yang menjadikan buku sebagai teman.
4. Selalu ada motivasi dan inspirasi yang disampaikan dalam karyanya dan tiap kali selesai membaca bukunya selalu saja ada semangat untuk kembali mengerjakan hal-hal yang tidak menjadi perhatian kita selama ini. Sebagai contoh, setelah membaca buku-buku Bang Pandji, saya mulai bangkit melawan kemalasan itu dan menuliskan isi kepala saya di dalam blog ini
Menjadi public figure artinya akan menjadi pusat perhatian sehingga hal yang dilakukan pasti ada yang pro dan kontra di dalamnya. Beberapa kali Pandji di cibir di sosial media terkait dengan perkataan yang dia ungkapkan, ataupun berhubungan dengan pilihan yang dia ambil. Salah satu yang paling saya ingat adalah ketika dia memutuskan untuk menjadi juru bicara salah satu paslon Gubernur DKI kemarin. Jujur keputusan itu berseberangan dengan harapan saya. Tidak sedikit juga orang sekitar saya yang tidak sependapat dengan pilihan Bang Pandji. Bahkan ada yang ngomong, "Koq Pandji jadi jubirnya orang itu sih? Idola mu kan itu Ka?"
Okeee, galau yah? Hehehe. Bang Pandji bukan satu-satunya idola saya yang pernah kontroversi dan di bully netizen (salah satunya Koko Ernest terkait postingannya tentang Zakir Naik pada saat itu). Saya pribadi berpendapat bahwa setiap orang punya hak untuk menentukan pilihannya. Dia berhak untuk memilih melakukan apapun atau mengatakan apapun. Karena MEREKA SENDIRI yang akan mempertanggungjawabkan setiap pilihan yang mereka ambil.
Hubungannya dengan saya? Tidak ada, terutama hal yang negatif tersebut. Karena saya hanya ingin mengikuti hal-hal yang menurut saya positif. Saya berhak untuk mengambil hal positif saja dari seseorang dan tidak mengikuti hal-hal yang negatif. Yaaaaa, resiko mengidolakan manusia adalah kita tidak akan mendapatkan kesempurnaan di dalamnya kan? Mau sempurna? Idolakan Tuhan. Simple.
Akhirnya bisa menulis tentang Bang Pandji juga yah. Beberapa hal yang meletarbelakangi tulisan ini adalah:
1. Tidak ada teman ngobrol tentang orang ini dan karyanya karena sebagian besar orang di sekeliling saya tidak menaruh perhatian pada orang ini. Menulis adalah satu-satunya sarana bagi saya untuk mengungkapkan apa yang ada di otak saya namun kemalasan adalah salah satu penghalanganya.
2. Karena pengen ikutan #BalasDi18 yang di buat Bang Pandji, lumayan iming-iming Lomboknya, walaupun sebenarnya saya pengennya ketemu dan bicara langsung aja ke Bang Pandji, sekalian menanyakan hal-hal yang masuk dalam Daftar Pertanyaan untuk Pandji.
Demikian tentang Bang Pandji Pragiwaksono dan karyanya.
Semoga tetap menginspirasi dan memotivasi.
Dapetin bukunya dimana mbak ya?
BalasHapusBisa konfirmasi via email saya, terima kasih.
Laluruslihadi7@gmail.com