Belakangan saya agak terganggu dengan salah satu playlist lagu channel TV Kabel di rumah (Kalau itu bisa disebut channel yah, saya juga bingung mau mengelompokkannya sebagai channel atau bukan tapi itu adalah salah satu siaran di TV Kabel langganan kami. Sampai sekarang saya gak tahu mau menyebut channel ini apa, jadi sepanjang artikel ini kita sebut saja channel ini dengan sebutan Tipi Kabel. Sepakat? Bungkus!). Lagunya adalah lagu yang berjudul "Hymne Guru" Ciptaan Pak Sartono (1980) yang menjadi lagu pengantar promosi sebuah SMA di Kabupaten Toraja Utara, yang disiarkan oleh Channel Tipi Kabel ini.
Sebelumnya saya jelaskan dulu mengenai channel Tipi Kabel ini. Jadi channel Tipi Kabel ini adalah channel lokal yang berisi berbagai kegiatan di beberapa wilayah di Tana Toraja & Toraja Utara yang berhasil di rekam oleh team TV Kabel tersebut, entah itu acara Rambu Tuka', Rambu Solo', Syukuran rumah, Ma'pasilaga tedong, dll. Selain kegiatan masyarakat, channel ini kadang menayangkan video clip lagu-lagu yang sepertinya bisa di-request oleh penontonnya, seperti lagu-lagu pop Toraja & lagu rohani Toraja, pokoknya all about Toraja.
Mamak dan bapak adalah 2 orang penikmat lagu Toraja dan kegiatan-kegiatan Toraja di rumah sehingga mulai sore hingga malam channel ini yang kami tonton. Saya sebagai anak yang baik hati dan tidak sombong, hormat kepada orang tua dan gak mau dikutuk jadi batu hanya karena pengen nonton channel lain, terpaksa mengikuti channel kesukaan orang tua ini, yaaa kalaupun gak nonton tapikan kalo duduk di ruang tamu tetep aja kedengaran. Nah, keresahan ini berawal dari penayangan lagu-lagu Toraja setiap malam di channel ini. Setiap kali beberapa lagu selesai ditayangkan, pasti langsung iklan dan iklannya itu PASTI promosi sebuah SMA. Promosi SMA ini menayangkan semacam slide kegiatan-kegiatan di sekolah tersebut dan lagu pengantar iklan ini diiringi oleh lagu "Hymne Guru" (Saya sempat mikir, nggak ada iklan lain apa yah? Hehe). Dari suaranya sepertinya lagu ini dinyanyikan oleh beberapa anak-anak, sebenarnya agak familiar sih soalnya dari saya SD kalo kaset Hymne Guru di putar yaa seperti ini suaranya. Suaranya persis seperti di link ini https://www.youtube.com/watch?v=ec5dgd-iC5U . PERSIS! Bahkan liriknya pun sama persis.
Awalnya ketika melihat & mendengar iklan ini, saya menikmati setiap lirik lagu "Hymne Guru" yang dinyanyikan karena membuat saya flashback dengan masa-masa sekolah saya utamanya masa SD. Namun di akhir lagu, saya agak terganggu dengan beberapa penggalan lirik terakhirnya.
Perubahan lirik lagu ini, diungkapkan oleh Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Bapak Sumarna Surapranata, dilakukan karena kalimat 'tanpa tanda jasa' terkesan mengurangi pentingnya profesi guru. Padahal peran guru sangat besar sekali sehingga lirik tersebut diganti dengan 'pembangun insan cendekia' yang membuat profesi guru terangkat dan mulia. (info lebih lengkap silahkan search di Google)
Kembali ke iklan SMA di Channel Tipi Kabel. Setiap kali saya mendengar lagu 'Hymne Guru' saat penayangan promosi SMA tersebut, saya selalu merasa terganggu, namun hanya saya ungkapkan dalam hati, jarang keresahanku itu kuucapkan. Palingan saya nyanyi tandem (?) trus pas bagian yang salah saya langsung teriak yang keras menyanyikan versi benarnya (emang si pembuat iklan bisa dengar gitu? hehe). Lain dengan mamak. Beliau langsung bereaksi dengan kesalahan lirik tersebut dengan langsung ngomong,
"Salah itu lirik, sudah bukan itu lagi liriknya sekarang, sudah diganti liriknya. Anak sekolah ku sudah tidak nyanyikan lirik itu di sekolah."
Daannn, kalimat itu terus diungkapkan oleh mamak setiap kali iklan tersebut ditayangkan. Bayangkan kalo setiap hari ada 10 kali penayangan iklan dan si mamak kebetulan lagi nonton dan saya harus mendengarkan kalimat itu diungkapkan setiap iklan, kuping panas booo. Inilah salah satu yang membuat saya menulis artikel ini. Hehehe.
Saya pribadi merasa kaget dengan ungkapan mamak itu. Ku pikir beliau belum mengetahui hal itu, ternyata mereka sudah tahu bahwa terjadi penggubahan lirik pada lagu "Hymne Guru". Saya mengetahui informasi ini beberapa tahun sebelumnya yang saya baca di sebuah koran pada saat itu, mungkin sekitar tahun 2013. Saya mencoba mengecek kebenarannya dan ternyata lirik lagu tersebut sudah mengalami penggubahan sejak tahun 2007. Pengubahan lirik tersebut di tuangkan dalam surat edaran Persatuan Guru Republik Indonesia Nomor 447/Um/PB/XIX/2007 tanggal 27 November 2007 (silahkan di search di Google). Ternyata lagu 'Hymne Guru' sudah diubah enam tahun sebelum saya mengetahui informasi tersebut, dan selama 6 tahun tersebut saya dan teman-teman bahkan guru-guru masih menyanyikan lagu 'Hymne Guru' dengan lirik lama.
Koq sedih rasanya yah? Saya sedih mengetahui kenyataan bahwa selama 6 tahun itu kami merasa benar padahal kami salah karena tidak up-to-date. Dalam hal ini saya tidak akan menyalahkan siapa-siapa, saya hanya menyayangkan diri saya yang tidak up-to-date mengenai perkembangan bangsa ini. Okelah, pada saat itu saya masih SMA yang dunianya masih di ranah sosmed yang mana pada saat itu Facebook sedang booming banget, jadi ya kehidupan ku pada saat itu tentang internet ya hanya tentang Facebook, mencari teman dunia maya sebanyak-banyaknya. Belakangan ini baru berpikir betapa pentingnya memanfaatkan internet untuk membuat kita gak ketinggalan berita.
Saya semakin sedih dengan kenyataan bahwa ternyata masih ada yang lebih parah dari saya yang MUNGKIN belum mendapatkan info penggubahan lagu 'Hymne Guru' sampai-sampai versi lama masih digunakan untuk iklan yang setiap hari ditayangkan bahkan sampai berkali-kali. Hal ini menunjukkan bahwa rasa ingin tahu masyarakat kita tentang perkembangan bangsa ini masih sangat minim. Karena apa? Menurut saya karena kurangnya minat baca masyarakat Indonesia. Jangankan mau ngomongin Menteri KKP yang dipuji oleh Leonardo Dicaprio karena inovasinya yang menjadikan negara Indonesia adalah negara pertama yang memberikan data kapal agar bisa diakses oleh Global Fishing Watch. Salah satu hal simple seperti lagu yang seakan menjadi lagu wajib semua siswa di Indonesia saja belum tentu semua orang tahu, minimal gurunya lah.
So, apa yang ingin saya katakan?
1. Mari pemerintah untuk lebih baik dalam sosialisasi kepada masyarakat mengenai perubahan-perubahan yang dilakukan pemerintah agar masyarakat tidak ketinggalan informasi, terutama bagi masyarakat pelosok. Mari buat program untuk meningkatkan minat baca masyarakat yang akan berdampak pada meningkatnya rasa haus masyarakat akan informasi. Berikan fasillitas baca yang memadai untuk masyarakat pusat sampai ke pelosok. Lakukan pemerataan pembangunan ke seluruh pelosok negeri sehingga tidak ada lagi masyarakat yang ketinggalan informasi.
2. Mari para tenaga pendidik untuk berusaha mencari informasi yang terbaru dan bantu pemerintah untuk mensosialisasikan hal-hal baru mengenai bangsa ini. Tidak sedikit sekarang tenaga pendidik yang sudah melek internet namun hanya berkutat di seputar sosmed. Mari menjadikan internet sebagai sarana informasi bagi diri sendiri dan di sebarkan kepada anak-anak yang dididik.
3. Mari para pelajar untuk memiliki minat baca yang tinggi karena dengan begitu anda bisa mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai bangsa ini yang menjadikan anda generasi yang tidak kudet. Bantu guru untuk mendapatkan informasi yang mungkin susah mereka dapatkan. Manfaatkan ujung jari anda untuk link-link yang menambah wawasan anda. Mari berkontribusi untuk bangsa ini dengan berbagi, sebarkan virus haus informasi yang anda miliki, dan jangan pernah berhenti untuk belajar dan berkarya. Masa depan bangsa ini ada di tangan pemudanya sehingga jadilah pemuda yang kritis.
Well, saya sudah seperti jurkam yah? Hehehe.
Ini hanya sedikit keresahan saya mengenai hal kecil, lirik lagu 'Hymne Guru' yang pada akhirnya melebar ke mana-mana.
Thanks for reading, dan mari menjadi agen perubahan untuk bangsa ini.
Yuuukk, nyanyi 'Hymne Guru' bersama-sama
Sebelumnya saya jelaskan dulu mengenai channel Tipi Kabel ini. Jadi channel Tipi Kabel ini adalah channel lokal yang berisi berbagai kegiatan di beberapa wilayah di Tana Toraja & Toraja Utara yang berhasil di rekam oleh team TV Kabel tersebut, entah itu acara Rambu Tuka', Rambu Solo', Syukuran rumah, Ma'pasilaga tedong, dll. Selain kegiatan masyarakat, channel ini kadang menayangkan video clip lagu-lagu yang sepertinya bisa di-request oleh penontonnya, seperti lagu-lagu pop Toraja & lagu rohani Toraja, pokoknya all about Toraja.
Mamak dan bapak adalah 2 orang penikmat lagu Toraja dan kegiatan-kegiatan Toraja di rumah sehingga mulai sore hingga malam channel ini yang kami tonton. Saya sebagai anak yang baik hati dan tidak sombong, hormat kepada orang tua dan gak mau dikutuk jadi batu hanya karena pengen nonton channel lain, terpaksa mengikuti channel kesukaan orang tua ini, yaaa kalaupun gak nonton tapikan kalo duduk di ruang tamu tetep aja kedengaran. Nah, keresahan ini berawal dari penayangan lagu-lagu Toraja setiap malam di channel ini. Setiap kali beberapa lagu selesai ditayangkan, pasti langsung iklan dan iklannya itu PASTI promosi sebuah SMA. Promosi SMA ini menayangkan semacam slide kegiatan-kegiatan di sekolah tersebut dan lagu pengantar iklan ini diiringi oleh lagu "Hymne Guru" (Saya sempat mikir, nggak ada iklan lain apa yah? Hehe). Dari suaranya sepertinya lagu ini dinyanyikan oleh beberapa anak-anak, sebenarnya agak familiar sih soalnya dari saya SD kalo kaset Hymne Guru di putar yaa seperti ini suaranya. Suaranya persis seperti di link ini https://www.youtube.com/watch?v=ec5dgd-iC5U . PERSIS! Bahkan liriknya pun sama persis.
Awalnya ketika melihat & mendengar iklan ini, saya menikmati setiap lirik lagu "Hymne Guru" yang dinyanyikan karena membuat saya flashback dengan masa-masa sekolah saya utamanya masa SD. Namun di akhir lagu, saya agak terganggu dengan beberapa penggalan lirik terakhirnya.
Saya terganggu dengan lirik 'Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa'Mengapa? Apakah saya tidak suka dengan lirik lagu yang sudah diciptakan oleh Bapak Sartono? Bukan sama sekali. Saya merasa terganggu karena sekarang lirik lagu tersebut sudah diperbaharui. Lirik tersebut sudah tidak digunakan lagi. Sekarang lirik lagu 'engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa' sudah di ganti menjadi
Engkau patriot pahlawan pembangun insan cendekia
Perubahan lirik lagu ini, diungkapkan oleh Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Bapak Sumarna Surapranata, dilakukan karena kalimat 'tanpa tanda jasa' terkesan mengurangi pentingnya profesi guru. Padahal peran guru sangat besar sekali sehingga lirik tersebut diganti dengan 'pembangun insan cendekia' yang membuat profesi guru terangkat dan mulia. (info lebih lengkap silahkan search di Google)
Kembali ke iklan SMA di Channel Tipi Kabel. Setiap kali saya mendengar lagu 'Hymne Guru' saat penayangan promosi SMA tersebut, saya selalu merasa terganggu, namun hanya saya ungkapkan dalam hati, jarang keresahanku itu kuucapkan. Palingan saya nyanyi tandem (?) trus pas bagian yang salah saya langsung teriak yang keras menyanyikan versi benarnya (emang si pembuat iklan bisa dengar gitu? hehe). Lain dengan mamak. Beliau langsung bereaksi dengan kesalahan lirik tersebut dengan langsung ngomong,
"Salah itu lirik, sudah bukan itu lagi liriknya sekarang, sudah diganti liriknya. Anak sekolah ku sudah tidak nyanyikan lirik itu di sekolah."
Daannn, kalimat itu terus diungkapkan oleh mamak setiap kali iklan tersebut ditayangkan. Bayangkan kalo setiap hari ada 10 kali penayangan iklan dan si mamak kebetulan lagi nonton dan saya harus mendengarkan kalimat itu diungkapkan setiap iklan, kuping panas booo. Inilah salah satu yang membuat saya menulis artikel ini. Hehehe.
Saya pribadi merasa kaget dengan ungkapan mamak itu. Ku pikir beliau belum mengetahui hal itu, ternyata mereka sudah tahu bahwa terjadi penggubahan lirik pada lagu "Hymne Guru". Saya mengetahui informasi ini beberapa tahun sebelumnya yang saya baca di sebuah koran pada saat itu, mungkin sekitar tahun 2013. Saya mencoba mengecek kebenarannya dan ternyata lirik lagu tersebut sudah mengalami penggubahan sejak tahun 2007. Pengubahan lirik tersebut di tuangkan dalam surat edaran Persatuan Guru Republik Indonesia Nomor 447/Um/PB/XIX/2007 tanggal 27 November 2007 (silahkan di search di Google). Ternyata lagu 'Hymne Guru' sudah diubah enam tahun sebelum saya mengetahui informasi tersebut, dan selama 6 tahun tersebut saya dan teman-teman bahkan guru-guru masih menyanyikan lagu 'Hymne Guru' dengan lirik lama.
Koq sedih rasanya yah? Saya sedih mengetahui kenyataan bahwa selama 6 tahun itu kami merasa benar padahal kami salah karena tidak up-to-date. Dalam hal ini saya tidak akan menyalahkan siapa-siapa, saya hanya menyayangkan diri saya yang tidak up-to-date mengenai perkembangan bangsa ini. Okelah, pada saat itu saya masih SMA yang dunianya masih di ranah sosmed yang mana pada saat itu Facebook sedang booming banget, jadi ya kehidupan ku pada saat itu tentang internet ya hanya tentang Facebook, mencari teman dunia maya sebanyak-banyaknya. Belakangan ini baru berpikir betapa pentingnya memanfaatkan internet untuk membuat kita gak ketinggalan berita.
Saya semakin sedih dengan kenyataan bahwa ternyata masih ada yang lebih parah dari saya yang MUNGKIN belum mendapatkan info penggubahan lagu 'Hymne Guru' sampai-sampai versi lama masih digunakan untuk iklan yang setiap hari ditayangkan bahkan sampai berkali-kali. Hal ini menunjukkan bahwa rasa ingin tahu masyarakat kita tentang perkembangan bangsa ini masih sangat minim. Karena apa? Menurut saya karena kurangnya minat baca masyarakat Indonesia. Jangankan mau ngomongin Menteri KKP yang dipuji oleh Leonardo Dicaprio karena inovasinya yang menjadikan negara Indonesia adalah negara pertama yang memberikan data kapal agar bisa diakses oleh Global Fishing Watch. Salah satu hal simple seperti lagu yang seakan menjadi lagu wajib semua siswa di Indonesia saja belum tentu semua orang tahu, minimal gurunya lah.
So, apa yang ingin saya katakan?
1. Mari pemerintah untuk lebih baik dalam sosialisasi kepada masyarakat mengenai perubahan-perubahan yang dilakukan pemerintah agar masyarakat tidak ketinggalan informasi, terutama bagi masyarakat pelosok. Mari buat program untuk meningkatkan minat baca masyarakat yang akan berdampak pada meningkatnya rasa haus masyarakat akan informasi. Berikan fasillitas baca yang memadai untuk masyarakat pusat sampai ke pelosok. Lakukan pemerataan pembangunan ke seluruh pelosok negeri sehingga tidak ada lagi masyarakat yang ketinggalan informasi.
2. Mari para tenaga pendidik untuk berusaha mencari informasi yang terbaru dan bantu pemerintah untuk mensosialisasikan hal-hal baru mengenai bangsa ini. Tidak sedikit sekarang tenaga pendidik yang sudah melek internet namun hanya berkutat di seputar sosmed. Mari menjadikan internet sebagai sarana informasi bagi diri sendiri dan di sebarkan kepada anak-anak yang dididik.
3. Mari para pelajar untuk memiliki minat baca yang tinggi karena dengan begitu anda bisa mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai bangsa ini yang menjadikan anda generasi yang tidak kudet. Bantu guru untuk mendapatkan informasi yang mungkin susah mereka dapatkan. Manfaatkan ujung jari anda untuk link-link yang menambah wawasan anda. Mari berkontribusi untuk bangsa ini dengan berbagi, sebarkan virus haus informasi yang anda miliki, dan jangan pernah berhenti untuk belajar dan berkarya. Masa depan bangsa ini ada di tangan pemudanya sehingga jadilah pemuda yang kritis.
Well, saya sudah seperti jurkam yah? Hehehe.
Ini hanya sedikit keresahan saya mengenai hal kecil, lirik lagu 'Hymne Guru' yang pada akhirnya melebar ke mana-mana.
Thanks for reading, dan mari menjadi agen perubahan untuk bangsa ini.
Yuuukk, nyanyi 'Hymne Guru' bersama-sama
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan
Pembangun insan cendikia
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan
Pembangun insan cendikia
0 komentar:
Posting Komentar