Selasa, 27 September 2016

DIBALIK HESTEG #pictureoftheday & #coffeestory (Episode: Kopi Ku Bercerita)


Mandailing Coffee by Handpresso

Haluuuu...
Long time no see yah fans. Hihihi.
Akhirnya dari beberapa postingan #dibalikhesteg yang dicuekin, saya sadar bahwa nyuekin itu gak baik, kasihan yang merasa tercuekin (bukan pengalaman pribadi loh yahh, haha). Saya kembali tertarik untuk mengunjungi bloggy (sekarang namanya bloggy, kemarin apa, besok berubah lagi, namanya juga kehidupan, tidak ada yang statis *tsaahhh), and tadaaaaa, sekarang tentang kopi.
Lihat gambar yang di atas? Itu beneran hasil jepretan ku, kemarin siang, di pantry ruang medic (kalo itu pantas dibilang pantry yah), sambil nunggu kopi yang ditawarkan sementara di buat. Ciyuuussss. Dan dengan diedit sedemikian rupa sehingga jadilah postingan itu. Deep in my heart, saya pengen bilang bahwa, saya suka dengan karya satu ini.(saya narsis boleh kan?? Kamu naksir boleh koq. Haha).
So,belakangan saya memang sudah berteman dengan kopi. Saya suka kopi. Dulu, saya termasuk salah satu parasit yang menghabiskan kopi di cangkir bapak saya.Saya mulai intens menyukai makhluk hitam nan wangi saat di seduh ini saat jalan-jalan bareng teman-teman ke acara Toraja International Festival  2015 lalu di Ke’te’ Kesu. Saya diajakin minum kopi Sapan tanpa gula yang rasanya gileeeeee banget pahitnya, tapi cuma bentar sih rasa pahitnya, gak lama berubah menjadi rasa biasa aja. Karena itu kalo ke lokasi, saya udah bawa kopi dari kampung alias Kopi Toraja yang terkenal dengan enaknya (masa?). Jadi kalo pengen buat kopi saya ke kantin sambil menenteng wadah kopi saya yang merupakan bekas botol selai yang kubersihkan sepenuh hati supaya kopiku bisa memiliki rumah yang layak. Bukannya di kantin sini gak ada kopi yah. Ada koq. Hanya kopinya adalah kopi kemasan yang merk Kampak Api yang rasanya gak banget. kalo di biki kopi tubruk (dan memang hanya itu satu-satunya pilihan metode pembuatan kopi di sini), ampasnya terlalu banyak bahkan kadang mengapung-apung di permukaan kopi kek tai cicak yang bagian putihnya tenggelam, dan rasanya gak enak, walaupun aromanya masih ada sih. Entahlah, mungkin karna terbiasa minum kopi Toraja jadinya kek gitu kali yah.
Saya menjadi penikmat kopi selama di lokasi. Minum teh atau susu palingan sekali-kali doang. Ada kenikmatan tersendiri saat mencium aroma kopi sesaat setelah diseduh dengan air yang hotnya maksimal. Waaaaannngggiiiii banget, damai banget, segar banget (ini lagi minum kopi atau lagi jalan-jalan ke air terjun yah?). Dari wanginya itu membawa ketenangan kedalam diri (soalnya sebelum minum kopi rasanya ngantuk banget jadinya gak tenang, hahaha). Entah kenapa, saya rasanya tenang banget setelah mencium aroma kopi yang baru diseduh. Kadang saya mikir, jangan-jangan ada kandungan semacam zat adiktif di dalam kopi ini sampe saya kek orang ngefly abis cium aromanya. Jadi kalo abis seduh kopi gitu, diaduk bentar, trus hidung didekatkan ke bibir gelas (gelas bisa ngomong yah?) endeenn tarik napas dalam-dalam secara perlahan sambil memejamkan mata, buang nafas sambil tidak lupa pita suara ikut ambil bagian dalam kenyamanan itu “hhhmmmmmmm”dan rasakan sensasi aroma kopinya. Ciri-ciri orang fly kek gitu kan yah? Mirip-mirip anak jalanan yang suka ngelem, bedanya ini namanya ‘ngopi’. Ehhh, ngopi??? Wahh, sudah kuduga. Hehehe.

Bagi saya, kopi adalah teman nongkrong. Berawal dari kopi maka silaturahmi bisa terjadi. Toraja adalah salah satu daerah penghasil kopi terbaik di Indonesia. Mungkin karena jumlahnya yang tumpeh-tumpeh makanya setiap kegiatan yang dilakukan di daerah kami ini, rasanya tidak afdol kalo gak ditemani secangkir kopi. Bahkan, kemungkinan di setiap rumah memiliki simpanan kopi yang kelak akan disajikan jika ada tamu yang bertandang ke rumah. Seperti di kediaman kami. Mamak adalah salah satu orang yang paling ribut kalo ada yang datang ke rumah dan tidak langsung disuguhi kopi. Baginya, tamu adalah pembawa berkat jadi harus diservis baik-baik kalo datang ke rumah (servis dalam hal ini adalah disuguhkan kopi). Jadi, kalo ada yang duduk di teras rumah, entah itu niatnya Cuma mau nongkrong bentar, pasti langsung disuguhkan kopi, dan gelasnya gak tanggung-tanggung men. Tau gelas gede yang di pake di iklan Kratingdaeng? Nah, kurang lebih kek gitu gelasnya. Tinggi menjulang ke langit dengan kopi Toraja terisi manjah di dalamnya sangat siap untuk dinikmati (entah itu yang minum siap atau tidak siap loh yah). Jadi bisa dikatakan, orang yang tidak niat duduk di teras rumah‘terpaksa’harus tinggal berlama-lama di rumah untuk menghabiskan kopi yang disajikan, tentunya sambil ngobrol dengan bapak. Maka di situlah silaturahmi terjalin. Seperti sebuah quote,“jangan menghakimi secangkir kopi, karena dalam secangkir kopi ada hangat untuk dibagi”. Mungkin itu juga yang membuat saya suka nongkrong sambil minum kopi, kadang ngopinya di sebuah Café tidak jauh dari lokasi kerja saya.Salah satu tempat pilihan nongkrong di sekitar Tanjung, Tabalong yang menu kopinya lumayan enak dengan pilihan metode seduh yang ada. Selain itu,tempatnya juga bersih dan cozy. Kalo lagi bosan di mess, yaudin, ajakin teman kerja ke sana, ngobrol, MEMANFAATKAN WIFI, dan minum kopi. Sepertinya kopi memiliki ikatan mempersatukan yah, cocok banget dengan salah satu sila Pancasila, persatuan Indonesia. Jadi kalo lagi ada yang berantem apalagi saling tonjok-tonjokan, ajak mereka minum kopi, kalo masih gak mau dengar, tuang segelas kopi panas ke dalam gelas, nikmati aromanya sebentar, lalu siram mereka yang lagi berantem itu, jangan lupa menambahkan kalimat,“JANGAN BERANTEM DISINI, WOYY!!” Hahaha. Atau mempersatukan akuh dan kamuh?? Mulai deh baper...baper....
Try to Use French Press
Di lokasi yang kadang bikin puyeng, eneg, bête, dan banyak pikiran, kopi bisa menjadi penyelamat. Entah kenapa, setiap kali saya sudah minum kopi, pikiran jadi terbuka, rasanya kek semua ide langsung muncul, apalagi kalo udah mumet banget. Jadi kadang saya memanfaatkan ini untuk menyalurkan hobi menulis saya saat sedang semangat-semangatnya pengen mengeluarkan isi otak. Perfecto banget dah. Seperti  abis menerima suntikan vitamin penyemangat (atau suntikan narkoba yah?). Kalo pikiran udah mumet banget, pasti saya ngajakin temen buat nongrong di Dice Café untuk memesan kopinya. Kadang Cuma pengen cari suasana berbeda aja, tapi kadang juga pengen minum kopinya dengan berbagai macam pilihan cara menyeduhnya. Menu kopi terakhir yang saya nikmati adalah French Press (silahkan di googling, saya malas menjelaskannya). Atau kalau pengen banget nulis, jadilah secangkir kopi di jadikan tumbal demi untuk munculnya ide menulis yang lebih brillian. Beberapa tulisan saya di blog ini juga disponsori oleh kopi, sebagian besar kopi Toraja.
Frech Press Coffee ala Dice Cafe
Saya suka memotret. Suka aja, walaupun hasilnya jauh banget dari karya fotografer handal, tapi saya menyukainya. Nah, salah satu objek yang kadang menjadi modelku adalah secangkir kopi yang ku minum. Kopi memiliki daya tarik tersendiri untuk di potret. Menjadi tukang jepret abal-abal menjadikan saya kadang menjadi seperti orang gila yang jepret sana sini dengan kamera Xperia E4 dan kamera action andalang. Jadilah cangkir kopi itu harus menerima nasibnya kelak menjadi artis untuk diletakkan di mana saja sesuai keinginan si tukang foto demi untuk mendapatkan hasil yang maksimal, andeennnn upload. Hehe. Tidak lupa mencari quote menarik sebagai teman si gambar, atau hanya sekedar caption ‘koran’ gak jelas yang lebih sering di komen teman ku padahal mereka ujung-ujungnya baca juga. hmmm.
Toraja Coffee in Frame by Curly

Percaya atau enggak, kopi bisa menjadi peningkat rasa percaya diri. Why? Karna saya menjadi salah satu bukti dari pernyataan itu. Jadi saya pernah ke kantin untuk buat kopi. Kopinya gak tanggung-tanggung pake gelas yang tinggi. Ehhh. Ternyata klient udah pada datangan, dan bapak-bapak klient tersebut komen ke saya, “wow, kamu minum kopi mba?” You know-lah arti pertanyaan itu, apa harus saya gambarkan mengenai suara takjubnya dan mata melototnya? Gak usah kan yah? Dari situ rasa kepercayaan diri meningkat, dada dibusungkan, kepala di angkat, jalan tegak, SOMBONG! Ehh Hahahaha. Namun sampai skarang,, saya masih bingung, ada apa dengan cewek yang suka minum kopi (apakah terlihat kece) gak usah minum kopi juga saya tetep kece? Atau karena minum kopi membuat saya menjadi lebih manis? Udahhh, gak usah memuji begitu. Hehehe.
Kopi juga adalah salah satu minuman yang melek-able, alias bikin gak bisa tidur karena kandungan kafein di dalamnya.  Iyah, saya salah satu manusia yang bisa melek kalo minum kopi, dalam hal ini BUKAN kopi kemasan yang udah memiliki darah campuran yah. Salah satu yang paling sering saya minum di sini adalah Kopi Toraja yang saya bawa langsung dari Toraja, kampungku yang indah permai banyak tedong dan babinya. Sebagai salah satu penikmati kopi, saya merupakan salah satu penganut paham ‘kopi bikin gak tidur’, apalagi kalo minumnya udah malam. Makanya kenapa saya katakan bahwa untuk mencari atau memperkuat inspirasi di otak yang butuh dikeluarkan, saya kadang butuh minum kopi di malam hari, karena kadang inspirasi saya itu lagi berkualitas banget pada malam hari apalagi ditambah suntikan cafein (seperti, kalong peminum kopi). Hehe. Kalo lagi pengen nulis, saya kadang ngajakin temen dulu nongkrong di tempat ngopi dan tegukan kopi terakhir jam 10 udah bisa bikin melek sampai sekitar jam 2 pagi. Tapi tergantung kopinya juga sih, karena ada kopi yang ternyata kandungan kafeinnya udah sampai pada stadium 4 alias parah banget (menurut eike yah).Seperti yang baru-baru ini saya alami, yaitu dijajah kafein.
Beberapa hari lalu, tepatnya malam minggu kemarin, saya lagi menjadi pencari dollar paling semangat di kantor, makanya pulangnya jam 9 malam. Saat semua orang udah pada menikmati malmingnya (sebagian besar penghuni mess sih main PS yah), saya malah baru pulang kantor, dengan badan pegal dan pikiran melayang ke rencana paginya yang gagal total yaitu pengen ngopi dan nongkrong. Tapi, ternyata ‘DIA buka jalan saat tiada jalan’. Baru mau masuk pintu mess, eehhh, ada panggilan dari fans mess sebelah (fans: penjahat & tukang bully sejati), ternyata nawarin kopi, dan kopi jenis tersebut belum pernah saya cobain sebelumnya, kebetulan ada yang baru tiba dari tempat asal kopi tersebut, makanya saya penasaran. Kopi Mandailing namanya. Karena keinginan nongkrong tidak terpenuhi, jadilah saya menghabiskan waktu sambil ngopi di sana. Kopi ini ternyata nikmat juga. Mari saya gambarkan nikmatnya. Dengan perbandingan gula dan kopi 1 : 2 saya masukkan kedua bahan tersebut ke dalam gelas kecil warna putih yang alasnya udah mulai retak (warna gelas sebenarnya gak ngaruh sih) lalu saya seduh dengan air panas dari dispenser, aroma wanginya mulai keluar menyeruak memenuhi kamar, ehhhh ternyata airnya kebanyakan, hampir aja tumpeh-tumpeh, aduk secara perlahan (ini lebih kepada biar airnya gak tumpeh ke mane-mane yah), andeennnn, dekatkan bibir gelas ke hidung, tarik napas, “hhmmmmm”, sama aja wanginya dengan Kopi Toraja. Yahhhh, ekspektasi saya terlalu tinggi rupanya. Tapi, kopi tetaplah kopi. Saya suka. So I spend that night with sitting and talking there, sambil menikmati seteguk demi seteguk kopi Mandailing di malam  minggu yang dingin. Lama-kelamaan baru saya merasakan perbedaan kopi ini dengan kopi yang biasa saya minum. Rasanya beda, kek ada manis-manisnya gitu, yaheeyalahhhh orang ditambahin gula, gimana gak manis coba, hahaha, focus yah. Kopi ini memang berbeda dari kopi Toraja, tingkat keasamannya lebih rendah dari kopi Toraja, dan saya merasa kopi ini enak (entah enaknya dari mana saya juga gak tau, mungkin karena GRATIS). Karena enaknya yang keterlaluan, saya akhirnya nambah segelas lagi, mumpung gratis , ehh gak ding, soalnya emang enak. Jadilah saya mempersiapkan diri untuk tidak tidur malam itu dengan 2 gelas kopi Mandailing (pst, segelas itu saya pake 1 sdm kopi yah). Malamnya saya emang bener gak bisa tidur cepat, jadi saya manfaatkan untuk melahap buku “Petir” di kamar. Tapi, sekali lagi, kenyataan tidak sesuai ekspektasi. Ketika ekspektasi mengatakan bahwa saya tidak akan tidur cepat, ternyata kenyataan menghapuskan kata ‘cepat’ itu. Iyahh, SAYA GAK BISA TIDUR (ditambah lagi dengan klimat) SAMPE BESOK PAGI BAHKAN SAMPAI SIANG. Gileeeee. Kali ini ekspektasi saya terlalu rendah rupanya.
Biasanya 4 jam setelah minum kopi saya sudah bisa tepar, jadi saya perhitungkan sekitar jam 2 udah bisa mimpi indah, ehhhh ternyata sampe jam 3 tidak ada tanda-tanda otak kehilangan kesadarannya. Akhirnya saya mencoba berhitung, sampai pada hitungan ke 270 (kalo gak salah) saya berhenti, pikirnya udah mau tidur, ternyata mata doang yang ketutup, kesadaran masih 100%, hitungannya berhenti mungkin karena udah capek ngomong. Hufftthh. Maka jadilah si kopi hitam 2 gelas jadi kambing hitam. Bener aja, keesokan harinya saya nanya teman kerja dan dia ngomong kalo kopi Mandailing memang keras (entah bijinya yang keras atau hatinya, ehh). Jadilah saya pasrah pada takdir dan nasib, menunggu waktu yang tepat untuk mempertemukan kedua kelopak mata dan membawa kealam bawah sadar. Takdir akhirnya memberikan kesempatan itu pada pukul 1 siang, sepulang gereja, sehabis makan siang. Finally bisa tidur. Saya masih berharap bisa tidur sampai malam, tapi takdir tidak senekat itu memberikan saya waktu tidur lama. Saya hanya tidur selama 3,5 jam dan efek malam harinya sama kek kalo abis siang tidur lama, gak bisa tidur cepat. Sempurna sudah penjajahan kafein Kopi Mandailing ini. Besoknya saya bangun dengan kepala sakit banget ke abis di pukul palu Thor, terpaksa harus pake cara keras juga, yaitu minum obat tidur. Inisiatif pengen obat tidur membawa saya ke klinik perusahaan (bermodalkan kata GRATIS di otak, hahaha), tapi ternyata takdir masih belum menyerah. Beberapa langkah memasuki pintu klinik, ada suara gak sopan yang langsung teriak, “Curly, kamu suka espresso kah? Mau kah? Tak buatin yah kalo kamu mau?” Ummm..ummm.. kegalauan melanda. Antara pengen tidur atau tidak enak nolak GRATISAN eh maksudnya gak enak udah di tawarin kopi dan (kebetulan) radar ‘pengen minum kopi’ langsung naik (tidiittt...ttiiddiittt..). Ternyata takdir menang lagi, jadilah saya pulang membawa segelas Espresso Mandailing Coffee made by Mas Galih dengan menggunakan handpresso yang membuat eike terkagum-kagum melihat benda kecil, lonjong, nan ajaib itu. Disitulah cikal bakal adanya postingan foto hitam putih di atas. Selain secangkir kopi (ini beneran bawa kopi sama cangkirnya ke kantor, total dong kalo mau gratisan, hahaha), saya juga berhasil membawa 2 tablet obat alergi (yang katanya bisa bikin tepar). Praise the Lord. Jadilah saya berjanji untuk menghabiskan kopi ini sebelum malam, supaya malamnya bisa tidur ditambah sebutir obat penolong merem.
Malamnya, takdir belum memberikan kesempatan untuk tidur cepat. Sebenarnya postingan ini sudah harus selesai tadi malam. Jadi sambil nunggu jam 9 untuk bisa minum obat tidur, saya akhirnya ngetik postingan ini, tapiii, sampai jam 10 belum kelar karena otak lagi gak ada ide, saking gak ada idenya akhirnya saya berhenti tepat pukul 10 dan langsung minum obatnya. Guess what tidurnya jam berapa? Tadaaaa, jam 1 dong. Yaelahhh, sama aja gak minum obat tidur. Sambil nunggu mata terpejam, saya sempat bertanya tentang kopi espresso kepada temen yang lumayan paham dunia per-kopi-an. Yang paling saya ingat dan sekalian membuat saya pasrah kembali kepada takdir malam ini adalah dia mengatakan bahwa, espresso itu adalah proses pembuatan kopi dengan suhu dan tekanan tertentu, jadi ekstrak kopi yang dikeluarkan, makanya kafeinnya lebih tinggi dibandingkan dengan kopi tubruk, dan kadang rasanya lebih pahit. Oke fine, saya paham sekarang bahwa yang bisa mengalahkan sebutir obat tidur yang sudah saya teguk ini adalah embel-embel ‘espresso’ pada kopi yang saya minum tadi. huhuhuhu. Keesokannya efek ngantuknya baru berasa, dan berhasil tidur siang dan bablas sampai jam 4. Bener-bener magabut deh rasanya. Hufftthh. Sampai saya menuliskan blog ini, saya masih merasa segar dan baik-baik saja, dan berharap penjajahan Kafein Kopi Mandailing sudah berakhir.
Wahhhh, ternyata postingan IG kemarin yang memenuhi postingan tentang kopi ini. Hihihi. Penjajahan kafein kopi mandailing ini tidak membuat saya menjauhi kopi. saya bahkan berniat merasakan kopi yang ada, dengan proses pembuatan yang ada. Berkat postingan ini juga saya jadi tahu sedikit tentang handpresso, aeropress, cafflano, shipon, kopi gayo dan sayur dua’ kayu, ehhh. Mungkin di postingan lainnya akan saya ceritakan mengenai istilah kopi tersebut. Hehehe ..
Demikian Coffee Story hari ini. Enjoy your coffee, enjoy your life.
.
.
.
.
Dahai, 270916

Selasa, 13 September 2016

DIBALIK HESTEG #pictureoftheday & #bicaranyajicurly (Episode : SECANGKIR KOPI PAHIT)

Black Coffee French Press ala Dice Coffee

SECANGKIR KOPI PAHIT
Saya paham pahitnya secangkir kopi.
Gula bahkan tidak menutupi rasa pahitnya
Karna pada dasarnya pahit adalah sifatnya

Namun saya tidak paham dengan pribadi ciptaan Tuhan (yang katanya) paling mulia
Kadang terbungkus dengan manis, namun pahitnya bisa melebihi kopi gosong tanpa gula.
Munafik bukan sifat dasarnya kan?
Renungkan!

 Uwewwww. Is that you Cur?? Cant believe that u can write it!! Sejak kapan lu jadi mellow. Yah, kalo udah baper, apa sih yang gak bisa. Lagian, hellaawwww, eike mellow kali orangnya. Casing-nya aja kelihatan tegar setegar batu karang yang diterpa ombak lautan luas padahal didalamnya kek kerupuk bawang abis disiram air panas yang dibiarkan tergeletak di ruangan terbuka selama sebulan. **ehh basi dong. Salah perumpamaan ihh, au ahh.  Hahaha. Untung dampak bapernya ke arah yang lebih baik, sekalian melatih diri membuat tulisan diluar prosa. Jadi di balik baper, ada karya yang tak ternilai yang bisa tercipta. Eeaaaa. Iyah, TAK TERNILAI alias gak bangeettt. Hahaha.
Gak tau yah seharian ini bawaannya baper teyuusss soal kerjaan, lebih tepatnya mulai kemarin sih.  Merasa diri gak di anggap di kerjaan. Gimana enggak. Saya udah bolak balik ingetin untuk pake APD saat bekerja, besoknya di ulang lagi. Gak di pake kalo gak dikasitau. Pas dikasih APDnya malah pergi dan ganti kerjaan lain. Gimana gak dongkol tuh, tapi karena saya adalah artis professional papan penggilasan paling terkenal di seantero Holiboot, saya tetap stay cool. Oke fine. I know you now men, saya lagi membaca karakter kamu aja. Apakah dengan karakter kamu yang seperti itu, kamu bisa lolos menjadi pendamping saya dalam film terbaru yang akan mulai shooting tahun depan. Kamu gak tau kan kalo saya ini artis papan penggilasan yang sedang menyamar bekerja di sini, dan sedang mencari bibit-bibit unggul untuk di boyong ke Malaysia untuk shooting sinetron terbaru saya dengan judul Majikan ku dan bekas setrika di wajahku. For your information, saya sebagai majikannya. Hahahaha.
Merasa diri kerja sendiri yang harusnya ini adalah team yang seyogyanya bisa bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang mulia (nge?). Yaeyalahhh kek kerja sendiri. Yang harusnya pengawas memberi contoh yang baik bagi karyawannya, istilahnya itu jadi role model, tapi justru mereka sendiri yang melanggar. Selain melanggar, kalo ada yang buat salah atau gak pake APD, malah didiamkan, gak ditegur sama skali (apa mungkin mereka lagi musuhan yah sampe gak saling tegur gitu? Bukan tegur itu maksudnya anuuuu), malah harus saya yang datang negur. Kesannya tuh saya devil dan mereka angel-nya. Harusnya kan saya yang Angel, kan saya cewek, Angelina Karam Di Laut gitu, ehhh salah fokus deh. Gaje banget sih. -_-
Merasa diri dipermainkan. Gimana engga. Kalo saya datang, mereka langsung pake APD, saling tegur (tapi sambil cengengesan trus ada yang nimpalin, pinter kamu yah), atau langsung mulut mereka bersuara liuliuliu, lu kate lagi ada patroli. Bahkan pengawasnya sendiri yang ngomong ke anak buahnya, hati-hati kamu, di sini ada sidak.Ya namanya juga baper kan, pasti eike merasa diri lah. Apalagi kan aku wanita yang memiliki perasaan yang sangat peka, PEKALI maksudnya, hahaha. Dikiranya saya gak tau yah kalo itu ditujukan ke saya (Ge-er dikit gapapalah, namanya juga baper. Hubungannya?) Ya saya taulah drama-drama ke gituan, orang dulu masa SMA, saya dan teman-teman kek gitu kalo guru Biologi udah dekat kelas, masih untung kalo dibilangin lagi patrol, guru Bahasa Inggris saya aja dulu kami sebut musibah kalo udah menuju kelas (entah atas dasar apa). Dari situ saya mulai sadar bahwa hukum tabur tuai itu really exist. Kapok Lytozz!!!! Hahahaha. Akhirnya saya senyumin aja. Oh,  gini toh rasanya jadi Guru Biologi saya dulu, ternyata beliau tau aja kalo di zalimi, hanya pura-pura gak tau. Pasti dulu makannya banyak, karena pura-pura tegar itu butuh energi yang besar, ehhh. Baru sadar kalo dulu kami jahat banget (kami loh yah, bukan saya doang). Ampuni kami guru-guruku atas perbuatan tidak terpuji kami yang membuat perasaan dan hatimu sedih, plissss jangan hukum kami menjadi cantik dan ganteng *ehh. Haha.
Dan terakhir, merasa diri karibo ehh, emang karibo koq yah, kece lagi. Hahaha. Kalo ini mah nikmat Tuhan yang tidak akan terdustakan. Baper gak baper mah tetap aja kece.
You know, pada saat seperti itu saya mulai merasa berjalan sendiri. No one on my side. Terpuruk dalam situasi seperti itu.Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi, aku tenggelam dalam lautan luka dalam , e busett, malah konser (maklum suara merdu, saying kalo dianggurin, hehe). Back to topic!! Ibaratnya sebuah botol kaca yang dijatuhkan ke lantai sampai akhirnya pecah berkeping-keping. Sakit hati adek bang (ehh, koq bikin sinetron sih. Focus!). So I choose to be silent. Diam seribu bahasa, dan cukup memperhatikan.  Hati-hati aja yah, karena di balik diamnya seseorang, ada kentut yang sedang ditahan, ehhhh, hahaha (maap salah focus). Jadi hati-hati aja kalian mendapatkan tembakan kentut super dahsyat (yang bagian ini jorok banget, sumpah). Saya memilih untuk diam. Memilih untuk mengamati alih-alih menegur. Tapi dibalik itu, saya memilih untuk introspeksi diri alih-alih menghakimi. So, I take my solitary moment and talk to God, I ask Him about my problem, and He told me that ILL NEVER WALK ALONE and I do believe that. Saya sadar bahwa saya bukan botol kaca yang dibanting ke lantai sampai pecah berkeping-keping, tapi saya adalalh HAPE NOKIA yang di banting ke lantai dan menghancurkan lantainya. Hahahahahaha, gak ada perumpaan lain yah? Korban meme di Instagram nih. And I say, Huuuffftttt (buang nafas jauh-jauh serasa beban di pundak terangkat, tapi hati-hati ada yang pingsan dengan bau jigongnya mulut. Hehehe). Maka jadilah postingan video alay yang lagi jalan sendiri di pantai itu. Hahahaha. Kadang ke-baper-an juga bisa bikin alay yah, tapi bangga juga sih bisa ngedit video kek gitu. Kalo bisa sombong yah, itu adalah video terkece yang pernah saya buat. Hihihi.
Nahhh, pada saat itu saya bener-bener pengen menjauh sebentar dari situasi itu alias gak mau ketemu orang-orangnya. I need fresh air, an stay away from that situation. Sedikit menenangkan diri. Jadilah saya mengajak beberapa teman-teman untuk ngopi syaannntiikkk di tempat langganan ngopi. Pokoknya pengeeennnn banget mengenyahkan diri untuk sementara dari lingkungan tersebut. Maka jadilah postingan #pictureoftheday & #bicaranyajicurly malam ini. setelah ngopi-ngopi, balik ke mess, dan saya yakin gak bakalan bisa tidur cepat karena efek segelas Black Coffee French Press tadi dan di sinilah saya di depan laptop menuliskan kisah ini ,yang efeknya ternyata juga luar biasa, merasa lebih tenang and feel good (kesannya koq kek saya abis kesurupan yah? hihi). Sebelumnya saya juga mencoba membuat puisi untuk caption foto saya itu (dan saya baru sadar kalo itu alay banget). Entahlah kalo itu tergolong puisi yah. But, I did it. Susah tau cari kata-katanya, salut deh sama para penuli puisi di luar sana, KAMU LUAR BIASA (sambil mengacungkan golok, ehh, jempol maksudnya). Tapi untungnya efek kopi luar biasa untuk menyegarkan otak ini. hahaha.
So, kesimpulan saya sampai saat ini adalah. I choose to be silent for a few day. Watching. Talk less. Memilih untuk melihat keadaan sebelum saya benar-benar mengambil sikap (semoga bukan hanya wacana). Karena kata orang, diam adalah emas. Siapa tau nanti setelah diam beberapa hari, saya dapat penglihatan bahwa ada emas batangan yang tertimbun di sini, lalu saya gali, saya bawa pulang kampung, saya pake beli Ekkim Cone McD tanpa taburan apa-apa di atasnya, saya buka McD cabang Toraja yang isinya Cuma ekkim Cone biar orang-orang bisa merasakan nikmatnya, dan akhirnya mari kita ber-IMAJINASI. Hahahaha.

Be Strong, Stronger!!
.
.
.
.
Dahai, 130916

Jumat, 02 September 2016

DIBALIK HESTEG #pictureoftheday (Episode berlalunya bulan sekarat keuangan seorang fakir)

A lamp on Megumie Ramen Tanjung

What an amazing day (cos everyday is amazing yah). Dibalik hesteg #pictureoftheday kali ini took place on Megumie Ramen ala-ala (maksudnya, kelihatannya seperti mie ramen dari Jepang itu loh, tapi rasanya lebih mendekati mie keriting dengan kuah kebanyakan merica tapi ini versi enak- ala Tanjung. Haha). Yuhuu, ini adalah  makan di luar pertama pake duit sendiri selama beberapa minggu hidup dengan (terpaksa) tidak mengeluarkan duit karena jadi fakir, entah itu fakir duit atau fakir kuota, tapi bukan fakir cinta dan kasih sayang dong. Saya menggunakan kata “fakir” bukan berarti saya tidak bersyukur dengan keadaan hidup saya sekarang. Saya menggunakan kata tersebut hanya untuk menggambarkan keadaan saya pada saat itu. Mari memahami kata ‘fakir’ terlebih dahulu. Jadi, di dalam KBBI, kata fakir bisa bermakna ‘orang yang sangat berkekurangan, orang yang terlalu miskin’, bisa juga berarti ‘orang yang dengan sengaja membuat dirinya menderita kekurangan untuk mencapai kesempurnaan batin’. Nah, saya merasa ada pada pengertian kedua itu.
Jadi bulan lalu adalah bulan yang berat bagi saya utamanya dalam hal financial(bukan karena separu hatimu tertinggal di sini yah, eeaa) karena ada suatu hal yang saya lakukan untuk mencampai kesempurnaan batin sehingga saya menjadi fakir. Iyuhuu, wanita sok tajir ini AKHIRNYA ketinggalan pesawat saat di Bali yang membuatnya harus menginap selama semalam lagi di Bali baru bisa balik Makassar, padahal tiket hangus itu harganya 3 kali lipat harga normal, mana hasil ngutang lagi. Sempurnalah, jadi duit gajian bulan lalu di pake beli tiket baru plus bayar utang plus akomodasi tambahan selama 27 jam lost in Bali plus kehidupan selama sisa offduty. Maka sukseslah, tiba di lokasi jadi gak pengen jokka ke mana-mana (kecuali di traktir) demi untuk menjaga stabilitas keuangan lainnya (menahan diri untuk gak ngutang lebih tepatnya).  Kalo yang biasanya semangat ngajakin nongkrong sambil ngopi, sekarang jadi tahanan kamar yang pulang kerja langsung masuk kamar kunci pintu terus nangis, ehh gak nangis ding, emang orang patah hati. Untungnya ada 2 bacaan kece (‘AMAZING YOU’ Karya Basrin Harsono Sigalingging dan ‘ANTOLOGI RASA’ Karya Ika Natassa) yang menemani di kamar dan kebetulan saya lagi semangat-semangatnya bekerja jadi gak terlalu kepikiran.
Bulan tersebut akhirnya berlalu dan segala utang (negara) di lunaskan dengan niat GAK BOLEH NGUTANG LAGI (kecuali kepepet banget, jiahh) dan lagi rencana menabung demi masa depan yang lebih cerah (atau demi kau dan si buah hati?). Seiring dengan berlalunya bulan penuh penghematan tersebutdan bertepatan dengan gajian yang masih hangat-hangatnya, saya dan rekan kerja cuss ke Megumie Ramen (our favourite Japanese food in Tanjung) yang udah lama banget gak turun ke leher, setelah sebelumnya di jemput di Klinik Tutupan 73 karena insiden ditinggal-pulang-oleh-bos (for the second time). Maklum, anak kecil yang tubuhnya masih imut-imut seperti ini kadang gak kelihatan terselip di mana makanya kadang AGAK terlupakan, hiks. I just try to enjoy using my money to buy something that I want to buy, walaupun mungkin itu bukan needed yah, tapi karena saya suka melakukan pembenaran makanya saya mengatakan bahwa itu adalah needed karena saya makan dan makan adalah salah satu kebutuhan primer manusia yang bertujuan untuk bertahan hidup. Hihihi.
So, sedikit menikmati hidup itu perlu dong (apalagi setelah melalui masa-masa terhempas manjahh, *ehh), tapi ingat aja untuk berhikmat, walaupun kadang ada manusia yang khilaf sih (seperti eike yang langsung ngiler lihat dress dan novel kece apalagi kalo udah diskon). But now, I’m trying to be tame dalam hal penggunaan duit. So, start this month, saya mencoba sebuah metode pengaturan gaji yang sempat saya pelajari dari SUK, seorang supir anjem keturunan Tionghoa di sebuah kampus swasta di Surabaya yang sempat membagi sedikit ilmu per-duit-annya. Seperti yang kita ketahui (atau saya doang yang tahu?) bahwa orang Tionghoa itu hitung-hitungannya mantap, apalagi soal duit, dan penjelasan beliau tentang cara pengaturan uang itu masuk akal. Soo, I try to implement his way. Berawal dari pertanyaannya yaitu “kamu mau gak gajimu naik tiap bulan?” Siapa sih yang gak mau. Jadi beliau menjelaskan panjang lebar  dan satu hal yang paling saya ingat adalah, “jadilah seperti orang kaya yang membayar segala sesuatunya dengan cara cash, bukan dengan ngutang (mis, pake kartu kredit)”. So ini langkah pertama saya untuk memulainya, karena seperti kata pepatah, “tidak ada langkah ke-1000 kalo gak ada langkah pertama.” Bdw, bener kan pepatah itu? Kalo gak ada, plisss di pahami aja yah, saya yakin koq kalian orang cerdas yang bisa memahami susunan kata si IQ jongkok ini. hehehe.
On this post, I just want to tell you that, di masa-masa sulit sekalipun kamu gak ditinggalkan koq. Gunung yang diletakkan di hadapan kita mungkin gak bisa berpindah tapi kita diberikan kekuatan untuk mendakinya, so you can pass away the mountain. Kamu pasti bisa. Tinggal dari pribadi kamu aja yang menghadapinya, apakah kamu akan tinggal bersungut-sungut atau berusaha untuk mendaki gunung tersebut dan melewatinya. The choice is in your hand. Seperti saya yang berusaha tidak tinggal dalam penyesalan karena duit habis untuk bayar utang gara-gara ketinggalan pesawat dengan harga tiket 3 kali lipat, tapi saya berusaha untuk meminimalisir pengeluaran dan berusaha sebisa mungkin untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak terlalu saya perlukan sampai waktu gajian tiba, dan yang paling penting saya belajar dari pengalaman itu. Meennn, sampai kapan kalo mau tinggal dalam penyesalan. Wajarlah kalau salah, jadikan itu pengalaman, karena pengalaman adalah guru yang paling berharga. Seperti kata atasan saya di lokasi, “Melakukan kesalahan itu wajar, yang tidak wajar adalah saat kamu tidak bisa memperbaiki kesalahanmu.”
So, keep moving guys, and don’t forget to be thankfull for everything that happened in your life. Tetaplah bersyukur. JJJJJ
.
.
.

 Dahai, 02 September 2016
Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

My Blog List

Most Viewed

More Text

Popular Posts