Jumat, 22 Juli 2016

KAKAENG!!!!!! (Chapter 2 – ‘Gubuk’ Posko)

          Masih seputar Kakaeng. Oyah, saya belum bilang yah kenapa namanya malah Kakaeng bukan KKN (kakaen). Jadi di desa tempat kami melaksanakan KKN pada saat itu adalah sebuah desa yang sebagian besar masyarakatnya bersuku Makassar yang memiliki aksen bicara yang unik, salah satunya yaitu menambahkan beberapa huruf di belakang kata yang diucapkannya misalnya ‘makan’ menjadi ‘makang’, ‘teman’ menjadi ‘temang’, begitu pula ‘kakaen’ yang menjadi ‘kakaeng’. Gituhh, kisahnya.
          KKN. Sebenarnya saya speechles ya, gak tau mau ngomong apa tentang KKN ini. Tapi setelah dipikir-pikir, saya kan menulis (atau mengetik?), kenapa harus bingung mau ngomong apa yah? Kan gak ngomong. Hahaha, ada yang minta di kirimkan bom Molotov ini, otaknya lemot banget. Back to the topic,  emang beneran speechles dan bingung mau mulai cerita dari mana karna terlalu banyak hal mengesankan yang terjadi selama Kakaeng.
          Mulai dari pengumpulan dan mencari teman posko yah. Dari situ kita berasa jadi maba (mahasiswa batu, ehh baru maksudnya) lagi, kenalan dengan orang baru lagi, dan di situlah awal kamu mengawali hari-hari mu di posko selanjutnya, kecuali yang dari awal udah jaim yah. Hahaha. Di pengumpulan itu juga kami udah di bagi ke posko-posko yang ada. Jadi saat itu saya kan udah tau nama lokasinya, jadi kami langsung ngumpul dengan teman jurusan yang kebetulan 1 kecamatan (1 desa hanya 1 orang di jurusan saya). Kami langsung sharing-sharing lebay mengenai lokasi kami nantinya (yang udah KKN pasti pernah merasakan hal ini). Minta supaya sering-sering di kunjungi ke posko lah, minta supaya sering-sering di hubungi lah, bahkan salah satu berita terhoax tentang posko saya saat itu adalah, seorang teman mengatakan bahwa, posko saya adalah posko di kecamatan yang terjauh. Sinyal susah. Tidak ada angkot yang sampai ke sana, itupun kalau ada, itu hanya angkot yang supirnya tinggal di desa itu. Hoax yang bener-bener horor banget bagi kami yang gak tau apa-apa tentang lokasi KKN saat itu. Dan lebih parahnya, saya percaya-percaya aja. Ckckck, lugu memang. Dari keterangan itu, akhirnya saya jadi mempersiapkan segala kebutuhan selengkap mungkin (takutnya nanti malah kekurangan barang di tempat yang KATANYA jauh dan tidak bersinyal itu). Jadi saat berangkat KKN itu, saya membawa 1 buah koper dan 1 buah tas gede, udah kek pembantu minggat dari rumah majikannya aja. Hahaha. Kenyataan di lapangan? Boro-boro paling jauh, tinggal naik kendaraan doang sekitar 5 menit untuk bisa dapat angkot ke Makassar. Kampret momen banget gak sih?
          Moment dumba-dumba (deg-deg serrr) selanjutnya adalah saat kami dikumpulkan kembali di Kantor Bupati Takalar untuk pelepasan, di situlah perjalanan 7 minggu di mulai dan mulai say good bye dengan teman gengs. Oyah, ada 1 hal menjijikkan yang pernah kami lakukan saat berangkat Kakaeng. Saya dan 4 orang sahabat saya  saat itu menggunakan baju kembaran pas berangkat. Euhh, berasa kek girlband yah. Mungkin saat itu kami berpikir bahwa, saat salah satu dari kami hilang atau tercecer di jalan, baju yang lain akan memberikan sinyal karena kebetulan satu merk dan 1 tempat beli. Seperti ikatan batin gitu. Hahahaha.
          Lanjut ke perjalanan ke Desa masing-masing setelah pelepasan dari Kantor Kecamatan. Hal yang tidak bisa dipungkiri adalah pertanyaan di dalam diri mengenai, “gimana yah keadaan posko ku nanti?”, apalagi saat itu saya harus menerima kenyataan bahwa posko sist saya, Febi Toa (nama samaran) berada di belakang kantor kecamatan. Wewww, envy bo. Gimana enggak, mereka berada di pinggir jalan yang dekat banget sama akses kendaraan antar kabupaten. Pernah merasakan itu ga?  Haha.
          Posko kami? Desa Banggae, Kec. Mangarabombang, Kab. Takalar. Kami tiba pertama kali di rumah Pak Kepala Desa, Dg. Sibali, tapi bukan di rumahnya kami tinggal. Kami tinggal di sebuah rumah di belakang rumahnya yang dibangun khusus untuk mahasiswa yang datang KKN di Banggae. Desa itu ternyata sudah sering dijadikan sebagai lokasi KKN sehingga warganya juga sudah terbiasa dengan orang luar, dan kepala desa juga sudah membuatkan rumah tersendiri. Rumahnya seperti apa? Seperti rumah pada umumnya dengan 1 ruang tamu, 1 dapur merangkap ruang makan, 1 tempat cuci piring, 1 WC/KM, dan 1 kamar tidur. Semua serba satu sementara kami ada 10. Bisa bayangkan bagaimana kami hidup dalam rumah itu? Bisa dongg. 7 minggu malah.
          Ruangan yang paling sering kami gunakan adalah kamar tidur. Iyah, kami bersepuluh paling sering ngumpul di dalam kamar (tapi bukan kumpul kebo loh yah, kami manusia koq bukan kebo). Entah itu untuk tidur-tiduran (yaeyalah, namanya juga kamar tidur) atau mengisi buku harian KKN (diari ceritanya), atau nyanyi bareng, atau bikin video bareng, atau persiapan proker, bahkan terima tamu pun kami lakukan di kamar tidur. Kamar itu saksi bisu untuk setiap perbuatan maksi ehh maksudnya kegiatan-kegiatan luar biasa yang kami lakukan.

Kamar tidur juga merangkap jadi gudang penyimpanan, soalnya semua barang-barang di simpan di dalam kamar ini.  Mulai dari alat tidur, pakean, koper, tas, laptop, etc. Untung kompor, piring, dan mobil gak di simpan di kamar ini. Bayangkan saja semua barang milik pribadi dan milik bersama dikumpul dalam 1 kamar, dikali 10 orang gimana modelnya tuh. Belum lagi tempat tidur super gede yang nongkrong di dalam kamar. Akhirnya, karena tempat tidurnya gak bisa di bongkar dan di keluarkan maka yang mendapat kesempatan paling special untuk menempati tempat tidur adalah ketiga cowok itu. Jadi kalo lagi lengkap, formasinya itu, para cowok tidur di atas tempat tidur empuk berkasur, sementara cewek mengatur posisi tidur di sekeliling tempat tidur yang hanya beralaskan kasur tipis. Formasi yang luar biasa. Jadi sekiranya ada binatang buas yang masuk ke kamar, otomatis yang jadi korban pertama kali adalah si cowok (karena binatangnya temenan sama yg cewek jadi di lewati aja, hahaha).
Tempat tidur berkasur empuk

Emang segede apasih kamarnya sampe muat? Gede banget dong, sampai-sampai kami bisa bertahan hidup selama 7 minggu di kamar berukuran 8x6 meter itu. What?? Untuk sepuluh orang? Daebak. Bisa yah? Bisa dong. Bahkan kamar kami ini sudah di beri julukan ‘kamar 1x1 meter’ dari penghuni Posko Mangadu si Febi Toa, saking berkesannya kamar ini dilihat dari luasnya.
          Seminggu pertama kami menempati rumah ini bener-bener buth adaptasi. Dimulai dari orang baru yang masih (agak) jaim, mengatur posisi tempat tidur baru biar gak tumpang tindih, dan yang paling berasa saat itu adalah, memikirkan cara gimana supaya ruangan itu tidak panas. Iyup. Panas banget boo di dalam kamar, secara kan gak ada kipas angin padahal suhu Takalar saat itu warbiassaakk banget panasnya. Sampai pada akhirnya ada kipas angin di kamar kami, entahlah dari mana, saya lupa kisahnya.  
          Sehubungan dengan tempat tinggal di lokasi, banyak banget rumor yang beredar mengenai lokasi KKN teman kami yang lain. Ada yang jauh dari peradaban sampe susah sinyal lah, ada yang dekat banget dengan Kota Makassar jadi bisa bolak-balik tiap hari lah,, ada yang tinggal di  rumah gedong yang guuddeeee banget sampai di fasilitasi dengan alat fitness (yang bagian ini sumpah bikin envy, sampai saya bener-bener mendatangi posko itu). Ada posko yang berada tepat di pinggir sungai dan dan saat naik di rumahnya (rumah panggung) langsung ada bunyi yang menurut saya horror banget ‘ngik..ngik’ dan rumahnya agak-agak goyang. Omegat, rumahnya rapuh banget. Mungkin dibandingkan posko lain, posko kami yang paling kecil, tapi masih menyenangkan lah, at least gak goyang-goyang lah saat ditinggali.
          Satu hal yang paling saya ingat saat pertama kali datang yaitu, anak-anak kecil mengikuti mobil yang kami gunakan sambil bertepuk tangan dan berteriak, “kakaeng..(prokprok) kakaeng”. Berasa jadi topeng monyet yang ditontonin anak kecil loh. Beginikah rasanya si monyet itu hahaha. Kami jadi berasa artis desa deh, setiap lewat pasti mendapatkan pandangan tajam (setajam pisau roti) atau pandangan penasaran, atau pandangan mupeng dan senyum-senyum sh*t dari anak-anak kecil itu. Setiap lewat di depan rumah warga juga mereka pasti teriak, “sengka ki” yang artinya “mari singgah”. Ramah kan?? Iya dong, Banggae!!
          Ini adalah awal perjalanan 7 minggu kami di lokasi KKN yang menurut saya warbiassaakk dan menyenangkan banget. Mungkin memang ada yang merasa KKN nya tidak menyenangkan, tapi enjoy it. Nikmati 7 minggu itu dan jangan sia-siakan, at least kamu ada bahan cerita saat bertemu kembali nantinya dengan teman posko.
          Tunggu chapter selanjutnya, masih banyak kisah kami. 

Dahai, 220716

Kamis, 21 Juli 2016

KAKAENG!!!!!! (Chapter 1 – Posko Banggaedan Bersinar & Team)

Sekarang di sosmed saya lagi marak-maraknya postingan tentang KKN (Kuliah Kerja Nyata loh yah, bukan Korup Korup Nyata). Junior saya di kampus (kesannya kek tua banget yah pake istilah junior) lagi heboh-hebohnya menceritakan pengalaman KKN mereka. No day without rompi merah lewat di timeline eike (Mahasiswa KKN Profesi Kesehatan UNHAS menggunakan rompi merah ala-ala tukang parkir sebagai salah satu atribut, yang menurut saya saat itu adalah pakean yang gak banget). Terlihat sekali di wajah mereka menggambarkan kebahagiaan masa-masa KKN yang dipenuhi dengan proker-proker atau yang berhasil (punya waktu dan punya nyali) untuk mengekplore lokasi KKN mereka. Kenapa saya bilang punya nyali? Karena berdasarkan pengalaman kami anak KKNPK Posko Desa Banggae (dan Bersinar) yang notabene adalah posko terpatuh (atau takut ketahuan supervisor?), butuh nyali yang besar untuk meninggalkan posko untuk melakukan kegiatan di luar proker. Ckckck. Anak yang patuh.
KKN memang merupakan salah satu mata kuliah yang memberikan banyak pengalaman bagi para pelaksananya. Terlalu banyak hal menarik yang dapat dikenang dari masa-masa KKN. Gak heran kalo ikatannya berlangsung lama (ikatan batin loh yah, bukan ikatan sayur). Banyak kisah suka duka terjadi di masa-masa ini, bahkan cinlok pun bisa terjadi.
Melihat postingan anak-anak ini (eh, maksudnya adik-adik ini) membuat saya jadi flashback dengan masa KKN dulu. Jadinya langsung buka laptop, buka folder KKN, dan menikmati setiap moment-moment gila, ongol, sinting yang pernah dilakukan selama masa itu. Untungnya dulu sempat foto-foto dan buat video selama masa ongol itu. Haha. Video. Iyah, kami sering membuat video. Bahkan sampai sekarang pun, saat kami berencana untuk ngumpul (yang tidak pernah terealisasi sampai detik ini -_-), kami masih merencanakan untuk membuat video, di usia setua ehhmmm maksudnya sekece ini.
Kami, 10 orang mahasiswa kesehatan Universitas Hasanuddin dari berbagai Fakultas dikumpulkan di Posko ini. Posko KKNPK Desa Banggae Kec. Mangarabombang Kab. Takalar.  Sebuah Kabupaten di Sulawesi Selatan yang berjarak sekita 2 jam dari Makassar. Banyak yang mengatakan bahwa KKNPK itu gak seru karena dekat dengan kota dan ketemunya sesama orang kesehatan (kemungkinan ketemu teman fakultas lebih besar). Namun bagi saya ini merupakan pengalaman yang luar biasa banget.
Kami 10 orang yang belum saling mengenal satu sama lain. Maksudnya ini, saya yang belum kenal mereka, kalo mereka sudah ada yang saling kenal karena 1 Fakultas juga dan ternyata karena sepupuan juga. Hihi. Yang dikumpulkan di sebuah posko KKN selama 7 minggu, berinteraksi bersama, dan melakukan hal-hal maksiat bersama (tidur sekamar dan menangkap tokek adalah perbuatan maksiat kan?)
Inilah penghuni posko Banggaedan Bersinar itu, bagi orang-orang yang saya sebutkan nanti dan ternyata masuk dalam Daftar Pencarian Orang, mungkin itu hanya kebetulan semata. Here we are:
1.     Nur Ulul Amran Seorang anggota posko yang paling tua tapi tidak dipertuakan (haha) yg pada saat itu merupakan mahasiswa Fak. Kedokteran Unhas angkatan 2009. Memperkenalkan diri saat itu dengan nama Nanang (yang akhirnya kami panggil dengan sebutan Kak Nanang), namun setelah sekian lama berinteraksi dengan warga desa dan warga posko (yang supergila, saklek, dan ongol) maka ditetapkanlah nama barunya sebagai Dg. Kanang. Pertama kali bertemu saat itu di pengumpulan perdana anggota KKNPK di Auditorium Prof Aminuddin, datangnya telat, itupun setelah dihubungi berkali-kali (yang di balasnya hanya 1 kali itupun hanya dengan sms bertuliskan “iya”), kalo bukan karena embel2 “angkatan 2009” udah ku kirimkan rudal orang ini. Dia datang, dengan muka (sok) lugu, gak mau salaman, dan jaiiimmmmm banget, padahal setelah semingguan bareng di posko, keluar aslinya RUSAK (haha, pisss). Salah satu hobinya adalah mancing (masalah) di kolam orang yang jelas-jelas ada tulisannya “dilarang memancing”. Benar-benar hobi memancing masalah yah. Hobi lainnya adalah metik gitar yang lumayan kece kalo dia main tapi jangan disuruh nyanyi karena suaranya tidak mendukung petikan gitarnya. Salah satu kelebihannya adalah menagkap tokek (sepertinya dia harus dinobatkan sebagai “Sang Penakluk Tokek”). Belakangan ketahuan kalo dia punya kembaran identik yang kuliah di Jekadah dan pernah di bawa ke Posko yang membuat Chipa bingung mana bapaknya (Skefo, selama di posko statusnya juga berubah jadi Ayahnya Chipa)
2.     Tri Hermawan Si manusia paling sibuk dengan dunianya sendiri yang super jago ngedit. Sstt, video KKN kami itu kakmeramen dan editornya dia lohh (cek IG nya kaka). Kami memanggilnya dengan sebutan ‘Teri’. Salah satu dari 3 cowok penghuni posko Banggaedan yang merupakan Mahasiswa FKM Jurusan K3(Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Unhas angkatan 2010. Kalo ini teman Fakultas dan juga sempat sekelompok selama masa pengkaderan dulu, kalo gak salah saat Winslow atau Bias. Hobi depan laptop, mutar lagunya Vierra yang liriknya kek gini, “kemarin kamu datang membawa bunga, kita baru kenalan 1 minggu saja” yang sukses bikin saya hafal lagunya. Selain itu juga suka mutar lagu-lagunya Glee (berkolaborasi dengan Cita dan Kurput), sehingga beberapa kali gaya foto kami ya pake lambang Glee. Manusia super cuek yang kalo mandi saing-saingan sama Putri, soalnya dia ngurusin rambutnya (yang gak lebih kece dari Keribo ku -_-). Manusia paling jarang di posko karena satu-satunya penghuni posko yang bawa motor sendiri, jadi kalo udah siang kakinya udah gatal untuk jalan. Dia punya proker pribadi sepertinya, yaitu mengunjungi posko lain bahkan yang tidak bisa di jangkau motor sekalipun (kalo ada posko di kutub utara kemungkinan di kunjungi juga), dan baru pulang saat maghrib (bahkan sempat gak pulang dan nginap di posko orang) sambil membawa cerita-cerita dari posko yang dikunjunginya yang sukses bikin envy. Untung kalo buka puasanya di posko, ini udah dimasakin, malah ternyata buka puasa di posko lain. #sakiitttt. Dia juga salah satu penghuni posko yang paling rajin pulang hanya untuk me-laundry bajunya di Makassar saking mahalnya biaya laundry terdekat di sini, jauh pula. warrrbiassaaakkk
3.     Putra Imanullah We call him Putra. Seorang mahasiswa Fak. Kedokteran Unhas angkatan 2010. Pertama kali berkenalan saat sudah di posko KKN karena dia dan beberapa teman kedokteran lain masih harus menyelesaikan kuliah atau apalah itu yang bertepatan dengan waktu keberangkatan (kalo gak salah, hehehe). Paling expert dalam hal menyapu ruang tamu karena pagi-pagi benar sebelum matahari terbit dan sebelum penghuni posko lain bangun dari ngoroknya, dia udah selesai menyapu, terus tidur kembali (gakk ding, hehe). Salah satu seksi dokumentasi merangkap seksi transportasi posko.
4.     Aini Dwi Handini Wanita yang saat itu masih berstatus calon drg (maksud nya dokter gigi loh yah, bukan drugs, dia bukan pecandu koq) yang kuliah di Fak. Kedokteran Gigi Unhas angkatan 2010. Kami memanggil wanita berbehel ini dengan panggilan Ai. Pertama kali ketemu di pengumpulan perdana mahasiswa KKNPK, dan langsung heboh sendiri saat tahu kalo kita 1 posko (gitu kali yah reaksinya ketemu artis, hihihi). Jadi saat itu kita saling telponan di dalam ruangan dan saat saya menyebutkan tempat saya berdiri, dia langsung balik belakang dan meloncat kegirangan tapi ku terjatuh dari kursi goyang, ehhh koq malah nyanyi, maksudnya meloncat kegirangan sambil melambai-lambaikan tangan. Saya langsung mencari kamera pada saat itu, jangan-jangan saya lagi ada di acara uka-uka makanya dia melambaikan tangan, hahaha, gak ding. Kalo gak salah ingat, berangkat Kakaeng sepertinya kami 1 bus, dan harus disuguhkan dengan pemandangan “mobil berhenti!!” dan “barang minggir!!” kan (bagian ini sepertinya tidak bisa diceritakan). Hahaha. Wanita yang kalo sikat gigi pasti mengeluarkan suara “oekkk..oeekk” jadi ketahuan banget kalo dia udah sikat gigi (hmm, Ai mi sede di kamar mandi). Wanita paling penakut yang masuk kamar aja harus di antar, hahaha, masih ingat kejadian jendela yang tergaruk sist?? Haha. Salah satu wanita yang paling antusias membuat video sampai di bawa-bawa begadang sampai subuh dan sangat bangga bahkan terlalu bangga dengan mata indah bola pingpongnya.
5.     Anggun Setiawati wanita berjilbab dari Fak. Kedokteran Unhas angkatan 2010. Kami memanggilnya dengan sebutan Anggun. Karena dia juga mahasiswi Kedokteran jadi pertama kali ketemunya di Posko. Wanita yang selalu kece penampilan berhijabnya (aku salah satu fans mu sist) dan jago masak untuk posko Banggaedan. Salah satu wanita yang diharapkan untuk bangun masak untuk makan sahur, hihi, maklum kami adalah parasut ehh parasit maksudnya. Wanita tangguh yang berhasil membawa kami ke Puntondo untuk menikmati ‘kabur dari posko untuk melepas penat menikmati pantai’.
6.     Cita Nurinsani Wanita yang saat itu masih berstatus sebagai Mahasiswi Fak. Kedokteran Unhas angkatan 2010 ini memperkenalkan diri dengan panggilan Cita, namun semakin lama dia akhirnya di panggil Citata (you know why lah). Awalnya berpikir dia gak bisa bergaul dengan kita, namun ternyata salah bersar..sar..sar. Dia rusak juga ternyataWanita hobi nyanyi yang menjadikan Dg Kanang sebagai gitarongnya ini suka banget nyanyi, apalagi lagunya Justin Bieber yang berjudul “Everything’s Gonna Be Allright” yang gak pernah dinyanyikan sampai selesai, pasti adaa aja lagu lain yang menghalangi lagu ini dinyanyikan secara sempurna. Kreatifitasnya luar biasa, dan memiliki keinginan yang kuat untuk BUAT VIDEO posko, hahaha. Loyalitas tanpa batas lah pokoknya, demi untuk tercapainya video posko yang baik. Salah satu wanita pencetus video posko, begadang malam-malam untuk buat koreografi dan rekaman, too many crazy things happened with her. Anak tunggal ini juga membuat posko kebanyakan dapat makanan ‘mewah’ (untuk ukuran anak Kakaeng di sebuah desa) dan sering dikunjungi sama mamanya juga. No special moment without foto-foto kalo bareng wanita ini.
7.     Eka Isma Liliany Kibo, kece
8.    Intan Tamala Wanita agak tambun ini pada saat itu adalah mahasiswa FKM Unhas angkatan 2010 yang pada saat di posko betul-betul menunjukkan eksistensi dari emansipasi wanita, dibuktikan dari dia menjadi Koordes padahal di Posko ada 3 orang cowok. Haha. Warrbiasaaakk. Wanita ini juga jago masak, utamanya dalam skala besar (kenapa dia gak buka catering aja yah?). pernah membuat kue barongko yang enuuaakknya pake banget, sampai posko lain bela-belain datang ke posko kami (harusnya dulu kami udah buka usaha barongko di posko, trus diberi nama “Barongko Bu Intang”). Pada saat KKN dia adalah orang yang paling sering telponan, dikit-dikit HP nya bunyi, apalagi ringtonenya itu loh. Keknya dulu dia ada punya 2 ringtone, tapi yang paling saya ingat adalah lagunya David Cook yang “Always be My Baby”. Jadi ketahuan banget kalo udah bunyi “jrenggg, you are as one beb..” hmm, pasti tante Intang itu yang di telpon. Wanita ini asal Sorowako yang kalo bicara masih menggunakan aksen dari sono, “bahhh”. Hehehe.  
9.     Kurnia Putri Wanita pecinta korea ini pada saat itu adalah mahasiswa Jurusan Fisiologi Fak. Kedokteran Unhas Angkatan 2010. Pembawaannya kaleeemmm banget. Tau cerita-cerita princess Disney?? Ya kayak gitu kurang lebih gambarannya. Gilee, pertama kali lihat ini orang, waw banget, jauh banget lah sama saya yang kalo tidur pasti bisanya main sepak bola plus tambahan ngorok (kalo lagi khilaf, hihihi). Satu hal yang paling diingat dari wanita ini adalah, dia cantik. Udah kalem, cantik lagi, uweww. Jadi kalo jalan bareng di jalanan desa itu, trus ada anak SD lagi mainan di luar sekolah, pasti mereka langsung teriak, “Kak Putri..Kak Putri Cantik!” Lah saya di sampingnya apa dong? Putri di dongeng-dongeng kalo jalan-jalan biasanya bawa apa yah? Bukan bawa piaraan kan? (hahaha). She really looks like a princess, like her name, Putri. Tapi karena namanya agak-agak mirip namanya “Teri” jadi kadang dia di panggil Puput di Posko, biar gak salah menyahut gitu loh. Dia juga salah satu pesaing Tri kalo di kamar mandi, warrbiasaaakkk lamanya. Keknya dia dan Tri harus dinobatkan sebagai ratu dan raja kamar mandi deh, biar aku aja yang jadi babunya, *ehh. Hahaha. Wanita ini juga jago menari, dia dulu anggota UKM Tari Unhas yang udah tampil sampai di luar negeri (pas dia cerita dan lihatin fotonya, air liur saya langsung menetes..tes..tes..). Dia juga adalah dalah satu Korean Freak (hehe), semua lagu-lagu di mobilnya pada saat itu adalah lagu korea, saya sampe hafal lagunya (maksudnya musiknya, kata-katanya aja gak ngerti, apalagi mau tau lagunya), apalagi pada bagian syusyusyusyusyu-nya. Kejadian warbiasaakk bersama dia adalah, saat jalan-jalan ke kota Patalassang dan mobilnya langsung mengeluarkan asap, panic tingkat dewa mennn. Yang awalnya rencana buka puasa di luar posko tapi karena menunggu mobilnya baikan dulu jadilah kami pulang saja ke posko (dengan perasaan H2C dengan keadaan si mobil). Eh, mobilnya ada namanya loh, tapi saya lupa. Wanita juga ini bagi saya adalah seorang yang tegar, karena setelah beberapa hari di posko, adeknya dipanggil Yang Maha Kuasa, dan beberapa hari setelah penguburan adiknya, dia harus kembali ke posko melanjutkan setiap proker  yang ada. You are strong, girl. ^_^

10.   Syifa Fauziah Kami memanggilnya Chipa. Wanita montok ini pada saat itu adalah mahasiswa jurusan Epidemiologi FKM Unhas angkatan 2010. Salah satu wanita cerewetnya Banggaedan yang ributnya ngalahin emak-emak. Protesnya sana-sini gak berhenti-berhenti. Wajahnya yang super serius bikin enak buat digangguin, sampai akhirnya dia mengeluarkan ketawa khasnya yang renyah banget, se renyah biscuit Romahh. Hehehe. Tapi, kecil-kecil begitu dia jago masak bo, salah satu orang yang diandalkan pada saat sahur. Hihihi. Wanita yang akhirnya mengakui Dg. Kanang sebagai bapaknya di posko ini jago banget kalo soal input-input data dan soal statistic. Ketjeh parah. Suaranya yang melengking itu yang bikin kangen, apalagi kalo udah ketawa, uwewww.
Anggota Posko KKNPK Desa Banggae, Kec. Mangarabombang, Kab. Takalar
Jurni 2013

Inilah kami, penghuni Posko Banggaedan dengan segala kejaimannya di awal-awal namun mulai mengeluarkan keasliannya pada akhirnya. Posko ini membuat kami mengenal satu sama lain, mengajarkan kami bahwa hal-hal ongol lah yang membuat kami belajar mengakrabkan diri untuk saling memahami. Banyak hal-hal di luar pemikiran saat ini yang berhasil diambil kamera dan pada saat menikmatinya saya kembali berfikir, koq bisa yah melakukan hal gila nan ongol seperti itu selama KKN. Rasanya itu gak masuk akal banget. Entah saraf otak bagian mana yang tidak berfungsi selama 2 bulan itu. Hahaha. 7 minggu waktu yang tidak singkat untuk saling mengenal, tinggal di dalam satu rumah dengan 1 kamar membuat kami ‘terpaksa’ saling mengenal. Hihihi.
Enjoy your KKN adiks-adiks.

Mungkin postingan selanjutnya masih seputar Kakaeng, soalnya judulnya agak-agak mendukung, hehehe.
To be continued....

[Dahai, 210716)

Sabtu, 09 Juli 2016

Lepas Penat Sederhana di Kalimantan Selatan

Satu tahun menjadi penghuni Wilayah Tabalong & Balangan membuat saya menemukan beberapa tempat yang layak untuk dijadikan objek melepas penat ataupun cuci mata. Walaupun sangat sedikit namun saya ingin membagikan sedikit pengalaman itu, yakali ada yang nyasar di daerah sini dan pengen jalan-jalan sehari. Kan lumayan. Tapi kalo tetap gak mau baca yaudah, akhiri membaca tulisan saya! Ehh.. haha. Berhubung saya belum sempat mengunjungi tempat-tempat kece seperti yang pernah disuguhkan oleh tim My Trip My Adventure karena sebagian besar waktu saya di lokasi adalah benar-benar untuk kerja, libur pun hanya 2 hari pada Lebaran kemarin yang berhasil membuat kaki saya melangkah agak jauh SEDIKIT (Biasa,, loyalitas tanpa batas), sehingga saya hanya menyajikan sesuatu sederhana ini. Hehe.

Sebagian besar waktu saya habiskan di mess (yang include dengan tempat kerja) yang terletak di Desa Dahai, Kec. Paringin, Kab. Balangan, Kalimantan Selatan.  Sekitar 8 jam menggunakan bus antar Provinsi dari Kota Balikpapan, Kalimantan Timur atau sekitar 4-6 jam menggunakan travel dari Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Kota terdekat dari desa ini adalah Kota Paringin, Kab. Balangan (sekitar 15 Menit menggunakan mobil) dan Kota Tanjung (sekitar 20-25 menit menggunakan mobil). Dekatnya kedua kota ini yang memberikan pilihan bagi kami, karyawan lokasi, untuk dijadikan tempat melepas penat (dan lelah, dan galau). Berikut beberapa tempat terdekat yang dapat dijadikan pilihan cuci mata.

Tugu Obor Tanjung

Tugu ini terletak di Pusat Kota Tanjung dan juga merupakan icon kota ini. Letaknya yang strategis menjadikan tugu ini pilhan yang tepat untuk nongkrong. Tugu ini menjadi jantung kota tanjung karena disinilah persimpangan 3 Provinsi yaitu menuju Kaltim, Kalsel, dan Kalteng. Setiap sore sampai malam hari, utamanya jika cuaca cerah, banyak anak muda yang menghabiskan waktu untuk nongkrong di tempat ini. Bukan hanya anak muda, beberapa orang yang berkeluarga juga kerap terlihat berkumpul di tempat ini. Disebut tugu Obor karena pada puncak tugu ini terdapat api abadi hasil pembuangan gas Pertamina. Di sekeliling tugu juga terdapat air mancur yang semakin memperindah tampilan tugu, utamanya pada malam hari. Buat para pecinta peselancar instagram yang suka cari spot-spot yang instagramable, tempat ini bisa jadi pilihan. Cekrek..cekrek..upload. J
Tugu Obor Tanjung di Sore Hari

Taman Kota Tanjung
Taman kota ini terletak di area perkantoran pemerintahan Kota Tanjung,. Saya hanya beberapa kali berkunjung ke tempat ini. Pada sore hari digunakan oleh anak muda untuk nongkrong atau bermain bola. Di sekitar taman juga terdapat taman bermain dan pedagang kaki lima yang menjajakan jualannya. Saya sempat ke tempat ini saat malam pergantian tahun dan malam takbiran. Taman ini dijadikan juga sebagai pusat kegiatan pada acara-acara tesebut.
Taman Kota Tanjung

Taman Kota Tanjung pada Malam Hari dalam Acara Malam Takbiran 2016

Islamic Centre Tanjung
Islamic Centre Tanjung merupakan salah satu mesjid yang terletak di wilayah Tabalong. Saya suka dengan bentuk mesjid ini yang pada malam hari terlihat seperti Disney Land. Tidak ke Disney Land Hongkong, Islamic Centre pun jadi. Haha. Islamic Centre ini letaknya tidak jauh dari Tugu Obor, sekitar 5 menit ke arah Banjarmasin. Pada siang hari, mesjid ini juga sering dijadikan tempat untuk beristirahat setelah shalat.
Islamic Centre Tanjung pada malam hari

Desa Kalua, Kec. Tabalong, Kalimantan Selatan
Desa ini dapat ditempuh selama kurang lebih 1 jam dari Desa Dahai. Saya mengunjungi tempat ini pada Lebaran tahun ini untuk bersilaturahmi dengan salah satu karyawan kami yang tinggal di desa ini. Dari hasil searching saya, daerah ini merupakan daerah yang dikelilingi oleh rawa. Kami berangkat sekitar pukul 17.00 WITA. Untuk mempersingkat waktu, kami melalui jalan hauling (Jalur angkut batu bara). Tentunya sarana yang kami gunakan sudah memenuhi syarat untuk melewati jalur ini. Setelah keluar dari jalan hauling, mobil yang kami gunakan memasuki jalur kendaraan umum yang adalah jalur antar provinsi (Kalsel Kalteng), sepanjang jalan, di kiri-kanan terlihat rumah-rumah khas warga suku Banjar . Sampai kami menyebrangi sebuah jembatan dan memasuki desa tempat tinggal karyawan kami ini. Kami menggunakan jalur baru dimana yang kami lalui merupakan hutan-hutan karet dan dikelilingi oleh rawa-rawa. Pemandangan pohon karet pada sore itu sangat indah dimana cahaya matahari sore memantul di permukaan air rawa dan ada pula yang menembus batang-batang karet. Berasa seperti di acara-acara silat. Hehe.

Sesampainya di rumah karyawan kami tersebut, tuan rumah langsung menyuguhkan makanan ringan khas lebaran. Tidak lama setelah itu azan maghrib berkumandang berangkatlah mereka yang muslim untuk melaksanakan shalat maghrib. Sementara saya dan teman saya yang non-muslim meminta kepada tuan rumah untuk mengantarkan kami ke belakang rumah untuk melihat pemandangan rawa yang katanya indah itu (informasi dari karyawan kami dan hasil searching). kami pun menuju rawa (sebenarnya di fungsikan sebagai sawah) yang terletak di belakang rumah yang jaraknya hanya sekitar 50m, untuk sampai di sana kami hanya perlu berjalan kaki melewati beberapa rumah warga dan beberapa pohon karet. Pemandangan yang luar biasa indah menyambut kami. Namun, karena waktunya yang kurang tepat (matahari sudah tenggelam sehingga sudah mulai gelap), kami hanya sebentar saja di tempat tersebut. Rawa tersebut digunakan warga sekitar untuk menanam padi. Terlihat di pinggir rawa tersebut tanaman bibit padi yang kelak akan di tanam di dalam sawah (rawa).
View Rawa di Desa Kalua

Enjoying afternoon on Kalua with background Kelotok (Sampan)

Seandainya kami datang lebih awal, mungkin pemandangan yang kami dapatkan lebih indah lagi, dan mungkin kami bisa berkesempatan untuk menaiki kelotok (perahu kecil) untuk masuk ke dalam rawa. Sepertinya waktu kunjungan saya itu tidak tepat waktunya. Saya sarankan untuk datang sebelum matahari tenggelam untuk mendapatkan moment yang lebih kece. ;)

Mesjid Al-Akbar Paringin
Mesjid ini memiliki arsitektur yang menarik. Tempat ini berdasarkan rekomendasi salah satu teman kerja yang melaksanan Shalat Id di tempat ini, dan berhubung saya suka dengan hal-hal yang arsitekturnya menarik akhirnya saya ikut juga ke Mesjid ini. Mesjid ini terletak di Kec. Paringin, Kab. Balangan, Kalsel, Sekitar 15 menit ke arah selatan (Banjarmasin) dari Mess kami menginap. Sepertinya mesjid ini merupakan salah satu mesjid terbesar di Kab. Balangan ini. letaknya juga yang strategis dan berada pada ketinggian yang membuatnya terlihat semakin megah. Kami datang 2 kali yaitu pada siang hari dan sore hari (Maghrib). Saya hanya menikmati bangunan mesjid ini dari luar karna bagi perempuan yang ingin masuk ke mesjid ini harus menggunakan penutup kepala, dan saya saat itu sedang tidak membawa penutup kepala. Dari depan mesjin ini juga kita dapat melihat gugusan Pegunungan Meratus dari jauh.
Masjid Al-Akbar di Siang Hari
Masjid Al-Akbar di Sore Hari
Salah satu pintu masuk Mesjid
Pemandangan Pegunungan Meratus dari Mesjid Al-Akbar

Taman Hijau Balangan
 Taman ini terletak tidak jauh dari Mesjid Al-Akbar, sekitar 50 meter ke sebelah Utara. Taman ini menjadi spot yang tepat untuk menikmati sunset. Bagi penikmat sunset seperti saya, gak ada salahnya mencoba untuk nongkrong di tempat ini. Di bagian atas taman ini yang agak sejajar dengan jalan raya, terdapat tempat yang sepertinya disediakan khusus untuk menikmati sunset, di mana terdapat podium berbentuk lingkaran di tempat ini. mungkin tujuannya biar sunsetnya dapat, dan fotonya dapat, biar kekinian. Hehe. Agak kebawah, kita dapat menemukan wahana bermain bagi anak-anak walaupun tidak terlalu besar. Lebih kebawah lagi terdapat sebuah bangunan setinggi 3 lantai untuk menikmati taman dari ketinggian. Dari taman ini juga dapat kelihatan Kubah Mesjid Al-Akbar yang seakan-akan tersembunyi di balik bukti. Bagi yang suka upload foto di instagram, banyak tempat yang instagramable yang dapat anda gunakan, terutama kalo waktunya pas (bagusnya saat matahari sore sedang memancarkan cahaya emasnya, tsahh). Kami tiba di sana sekitar pukul 05.30 yang menurut saya good timing banget. 
Taman Hijau Balangan
Podium Berbentuk Lingkaran
Menikmati Sunset
Wahana Bermain bagi anak - Ninja Warrior ala-ala :) 
Bangunan Lantai 3
Instagramable View on a Good Timing
Mesjin Al-Akbar dilihat dari Taman Hijau Balangan

Lokasi ini bagus digunakan untuk bersantai bersama keluarga. Namun menurut saya masih ada yang harus dibenahi. Prasarana yang ada di taman ini kebanyakan tidak terurus seperti wahana barmain, bangunan 3 tingkat, dan kursi taman yang dibiarkan berkarat dan rusak. Rumput di taman yang sudah tinggi dan tidak terurus sehingga dapat menjadi sarang ular (melihat lokasi taman yang bersebrangan dengan hutan). Sampah masih bertebaran di mana-mana dan coretam-coretan alayers di dinding dan tiang-tiang bangunan juga masih banyak terlihat. Diperlukan kerjasama pemerintah dan masyarakat untuk mengembangkan dan menjaga taman ini agar menjadi taman yang layak untuk dijadikan tempat nongkrong yang bersih, aman, dan nyaman.

Rumah Tuyul
Tempat ini terletak di Kec. Paringin, Kab. Balangan, Kalsel dan berjarak sekitar 1 km dari jalan antar provinsi.  Saya masih kurang mendapatkan informasi mengenai tempat ini, namun dari penjelasan karyawan saya yang adalah warga local di sini bahwa tempat ini dulunya adalah tempat yang dikeramatkan. Bangunan ini berbentuk rumah namun dalam ukuran yang lebih kecil. Dulunya, tempat ini digunakan untuk ritual kematian atau semacamnya untuk mengantarkan roh orang mati. Sayangnya tempat ini sangat tidak terurus lagi. Tidak terdapat papan informasi di depan situs ini (padahal menurut informasi yang saya dapat, dulu ada papan nama di tempat ini). tempat ini kurang diperhatikan oleh pemerintah padahal tempat ini bisa menjadi lokasi wisata sejarah. 

Rumah Tuyul
Rumah Tuyul

Demikianlah beberapa tempat wisata di Kalimantan Selatan khususnya di Kab. Tabalong dan Balangan yang jaraknya sangat dekat dari Desa Dahai.

Saya menganggap tempat ini indah karena keindahan itu pada dasarnya ada di sekitar kita, tinggal kita melihat dari sudut pandang mana, dan bagaimana kita menikmatinya.

Ingat, setiap kali mengunjungi suatu tempat, pastikan untuk menjaga kebersihan tempat tersebut, jangan membuang sampah sembarang, jangan mencore-coret apapun. Jangan meninggalkan sesuatu kecuali kesan, jangan mengambil sesuatu kecuali gambar. Selamat menikmati.

Ps.
Fotonya kebanyakan foto diriku karena gak ada foto yang update. Hehe. 

Jumat, 08 Juli 2016

24th on 24

Welcome june, 24th 2016.
Kemarin aike ulang tahun.
.
.
.
.
Gak ada yang mau ngasih selamat?
OK BYE!!
(ceritanya ngambek) haha
.
.
.
Masih gak ada yang mau bujuk???
Okeh. Lanjut. (yaelah!!)

Aku ada tebakan yah.
Angka berapa yang paling kece??
Iyah bener!!! Jawabannya 2 4 6. Angka terkece ever. Kenapa? Karena angka tersebut adalah 3 angka genap pertama dalam urutan bilangan.
That’s why aku termasuk orang kece karena tanggal lahir ku termasuk 3 angka kece itu. (yang protes sia-siap berurusan sama golok di tangan ku) :D.
Yuhuuu. I was born on June 24th, 1992. 24 years ago. And know, I’m officially 24 years old. Maka semakin bertambahlah kekecean ku. Prok..prok..prok..
Sudah..sudah..sudah gak usah terlalu memuji, aku kan jadi senang.

Sepertinya prolognya terlalu panjang yah. Okeh mari kita ke bab 1. (lagi mimpi jadi penuliss jadi bahasanya kek gini)

Sooo, tahun ini adalah tahun kedua saya berulang tahun di tanah Kalimantan, yang katanya Desy di tanah rantau padahal dari 2010 juga saya udah merantau dari kampung.  Memang sotta itu manusia satu. Daann,, tahun ini adalah tahun pertama saya bener-bener ulang tahun tanpa keluarga dekat, so far far away from eye buat near on heart (jauh di mata namun dekat di hati, apacihh). Kalo tahun lalu saya masih di Balikpapan, masih ada kue ulang tahun kiriman SOK sweet dari manusia (sok) kece dari Makassar yang sempat membuat terharu (huhuhuhu), masih ada doa bersama keluarga di sana, masih ada foto ulang tahun, masih ada jabat tangan ulang tahun, sekarang bener-bener sendiri. Untung masih ada jaringan internet dan jaringan telpon jadi masih ada yang ngucapin, tapi jangan sampai ada jaringan teroris yah ntar malah di bom lagi.

Sedih? Gak juga. Paling mengunci diri di kamar, trus guling-guling di kamar sambil cakar-cakar dinding, sambil bilang ‘miawww’. *eh haha. Gak ding. Beneran gapapa. Entah kenapa tahun ini emang bener-bener gak gimana banget dengan perayaan ulang tahun, mungkin karena saya udah kerja, (sok) sibuk atau menyibukkan diri(?), karena di balik menyibukkan diri ada sesuatu yang ingin dilupakan. haha. Entahlah.

Pada dasarnya memang saya gak merayakan ultah dengan tiup lilin. (kali ini serius yah). Jadi dari kecil saya dibesarkan dalam keluarga yang tidak terbiasa dengan lilin dan kue ulang tahun. Ulang tahun saya paling rame adalah saat ulang tahun pertama, dimana  (sepertinya) pada saat itu ada ibadah bersama di gubuk kami dulu di Kamali, Kec. Makale, Kab. Tana Toraja. Ini semua hanya berdasarkan foto-foto yang pernah saya lihat loh yah. Jadi di acara itu (sepertinya) keluarga dan kerabat dekat diudang. Trus acara makan-makannya rame banget, udah KAYAK ada acara lamaran aja. (padahal masih satu tahun loh, koq udah di lamar yah). Huuffftthhh, lelah, telmi. Dari situ saya tahu kalo perayaan ulang tahun saya di usia 1 tahun memang rame banget, mengalahkan acara ulang tahun di tahun-tahun berikutnya, yang lebih tepatnya tidak ada acara sama sekali.

Gak tau kenapa yah, tapi kami juga gak nuntut. Mungkin karena kami juga jarang di undang ke acara ulang tahun teman-teman lain, entah itu karena keberadaann kami tidak terdeteksi (kemungkinan 0,005%) atau karena memang pada zaman itu teman main kami juga sangat jarang merayakan ulang tahunnya (kemungkinan 99,995%), tetap gak mau disalahkan yah. Haha. Umm, teman-teman yang merayakan ulang tahun saat itu kebanyakan merayakan di gereja, atau di sekolah (dalam hal ini TK & SD) utamanya yang ekonominya menengah ke atas. Kalo kami mah apa atuh, hanya anak seorang guru dan seorang PNS yang sekarang udah bisa membiayai hidup sendiri. Tsahhhh. (sombong dikit bolehlah yah).

Jadi sebelum sekolah dulu, saya gak pernah merayakan ulang tahun setelah ulang tahun pertama itu, sampai pada suatu hari saya di tipu oleh mamak mengenai perayaan ulang tahun saya (yang dengan lugunya langsung aja dipercaya). Memaang lugu yah haha.

Jadi dulu, saya ngikut mamak untuk penataran (bukan Uttaran loh yah) di Makassar, tepat pada tanggal ulang tahun saya. Pada saat itu, saya ditipu habis-habisan. Jadi saat itu kebetulan sehari setelah ulang tahun saya ada undangan pernikahan di hotel, jadi kami sekeluarga berencana berangkat ke sana. Daaannn,, dengan bangganya mama’ mengatakan bahwa kami akan pergi merayakan hari ulang tahun saya di hotel tersebut. What a great scenario. Saya yang masih lugu saat itu ya percaya percaya aja, mau gimana lagi. Apalagi apalagi di depan pelaminan itu ada kue pernikahan bertingkat (yg di dalam otak ku itu adalah kue ultang tahun) yang saat salam-salaman ke pengantin dengan usilnya saya colek dan ternyata itu hanya gabus yang di susun dan diberikan cream di beberapa bagiannya. Belum lagi di suap pake 1 cup eskrim. E hellooww. Moment itu menjadi momen yang paling saya ingat sampai saya sadar bahwa saya sudah dipermainkan (huhuhuhu). Polisi..mana polisi??

Memasuki bangku sekolah, kebiasaan ulang tahun mulai berubah. Mulai ada perasaan untuk berbagi dengan teman-teman (atau keinginan untuk mendapatkan pengakuan?). So, setiap kali ulang tahun, saya pasti dibekali permen oleh mama’ untuk dibagikan ke teman-teman kelas. Tiap orang dapat jatah 2 permen yang saat itu permen andalan saya adalah “SUGUS”. Ummm yummy. Itu aja perayaan ulang tahun saya selama SD. Itu doang sih, nothing special (tapi pada saat itu rasanya udah special banget, se-special mie goreng special pake telur, hahaha)

Tapi memang yah, kehidaupan berulang tahun kami di masa kecil utamanya SD kalo bisa di bilang ya ngenes banget,. Bahkan pernah satu kali temen dekat saya ulang tahun. Dia termasuk anak orang berada lah yah (keknya emang dari kecil gue udah jadi parasit yang berteman dengan anak orang kaya yah? Hahaha). Jadi dia ulang tahun, yang diundang ke ultahnya itu gak banyak, eksekutif lah menurut saya (jangan membayangkan acaranya di hotel bintang 5 dengan dress code yah, ini jaman dulu, di sebuah kampung di Toraja). Terusss, saya gak tau mau ngasih kado apa, soalnya setiap kali ikut acara ulang tahun (yang jarang banget saya lakukan) pasti si mamak cuman ngasih amplop berisi duit doang (dikiranya ini acara nikahan kali yah). Soalnya mungkin mamak mikir, kal0 beli kado gak tau jenis kado seperti apa dan takutnya nanti malah gak disuka dan gak kepake, kan ujung-ujungnya mubazir. Bijaksana bangat yang emak gue. MUNGKIN loh yahh, atau mungkin juga karena gak mau rempong aja bawa hadiah kesana-kemari. Haha. Kebijaksanaannya itu akhirnya berdampak pada ulang tahun sahabat kecil saya yang ulang tahun pada saat itu, di mana saya gak tau mau membawakan kado (defenisi ku dulu tentang kado adalah sebuah benda yang dibungkus kertas kado dan dililit pita) seperti apa. Sampai pada detik-detik terakhir, saya masih belum punya ide, dan mamak juga tidak mau repot-repot membantu, dan saat akan berangkat akhirnya jurus andalan mamak dikeluarkan (amplop dan uang). Yuhuuu, amplop berisi uang menjadi hadiah andalang, dengan amplop berisi 5rb pada saat itu. Dengan kado andalan itu saya melenggok ke rumah sahabat kecil kuhh itu. Di rumah sahabat saya, udah ada teman-teman yang lain, kado udah di meja (kado menurut pemahaman saya loh yah) dan amplop KECIL itu saya selipkan di antara kado-kado BESAR. Ibaratnya, smplop saya itu terlihat seperti kerupuk bawang di antara alat berat eskavator (hiperbola banget yah?). Acara makan-makannya berlangsung hikmat dan sampai selesai semua berjalan lancar dan satu persatu teman-teman udah pada pulang dan tinggal saya dan 1 orang teman yang masih menunggu jemputan (berhubunga eike orang special, jadi emaknya bungkusin nasi gorengnya, kelihatan memang yah parasitnya). Sambil nunggu jemputan di depan rumahnya, ternyata sahabat saya (yang super) ini lagi sibuk-sibuk bongkar kado di atas rumahnya, dannnnn sebelum pulang dia juga udah selesai bongkar kado. Jadi dia keluarkan satu persatu kado yang dia dapat sambil loncat kegirangan, tapi ku terjatuh dari kursi goyang, ehhh. Kok malah nyanyi. Jadi dia mengeluarkan satu persatu kado yang dia dapat, sampai pada akhirnya muncullah benda itu di tangannya. Sebuah kertas berbentuk segiempat berwarna coklat yang udah lecek terkulai lemah di tangannya, tapi dia tetap lompat kegirangan. Iyahh!! Dia megang duit 5ribu yang saya isi di amplop untuk kado ulang tahunnya. Dia lompat sambil menyebutkan nama pemberi kado itu. Jangan ditanya muka ksayau saat itu. Malu bangeettt men.  Duit 5ribu gitu dipamer. Hadeeeuuuhhhh... untung gak lama setelah itu saya udah di jemput jadi selamatlah malu ini.  Tapi saya sampaikan bahwa persahabatan kami itu tidak di batasi oleh materi (cieeee), jadi sahabat saya itu gak masalah dengan kado uang lecek itu, hanya saya aja yang tengsin parah. Haha.

Memasuki masa SMP, keknya gak ada sesuatu yang special dengan perayaan ultah saya, soalnya diriku gak ingat apa-apa tentang SMP. Apakah ini yang namanya insomnia, eh anamnesis, eh amnesia? Hahaha. Ini lebih dikarenakan ulang tahun saya selalu bertepatan dengan hari libur semester jadi pasti hanya dirayakan di rumah aja dengan keluarga (dengan mamak, bapak, erik lebih tepatnya, hahaha). Jadi kami punya tradisi (atau kebiasaan yah?) bahwa pada saat ulang tahun, mamak akan memotong ayam untuk dimakan bersama-sama di rumah. Ayam merupakan lambang ucapan syukur, jadi kalo ada yang potong ayam di rumahnya biasa lagi ada sesuatu yang special. Kamu juga yang special nanti akan di potongkan ayam koq, eeaaaa.

Memori ulang tahun justru datang saat SMA, tepatnya di ulang tahun ke-17, baru ada sesuatu yang diingat karena emang lain daripada yang lain. Jadi saat ulang tahun saya yang ke-17 itu, kebetulan kami ada ibadah PPGT di rumah jadi teman-teman PPGT dan beberapa keluarga datang beribadah di rumah, ada teman kelas juga saat itu. Jadi momennya pas. Pas dapat ibadah rutin PPGT, pas momen ultah, dan pas di hati kamu, ehh, jadi sekalian ibadah syukuran lah. Nahhhhh, saat itu Mami saya yang kece dan kreatif banget membawa sesuatu dalam wadah besar berbentuk kubus. Belakangan ketahuan kalo itu adalah kue tart, and that was the first birthday cake for me. Pastinya saya excited dongg, pertama kali dapat kue, tiup lilin, di usia nyaris kepala 2 itu (3 tahun lagi sih baru kepala 2). Saking baru pertama kalinya, pas acara tiup lilin, saya malah salting di depan, dilihatin seluruh orang di ruangan itu. Tapi dari situ saya harus bisa bertahan karena saya tau jadi artis bakalan jadi pusat perhatian *ehhhh. Acaranya jadi seperti acara ulang tahun pada umumnya. Nyanyi lagu ulang tahun (yang mana ada persembahan lagu special dari jeng Lucky, yang sumpah bikin tengsin banget dengerin suara dan ekspresi luar biasanya yang Agnesmo wanna be banget), tiup lilin, potong kue, suap-suapan kue, itu semua first time, jadi kek shy shy cat gimanaaa gitu. Dari situlah berawal kue ulang tahun selanjutnya.


Selama kuliah pernah sekali dapat kue ulang tahun pas di lokasi KKN, dan itu adalah late surprise. Tanggal 24 Juni 2013. Saat itu saya kebetulan lagi ada di Makassar (Lokasi KKN saat itu di Desa Banggae, Kec. Mangarabombang, Kab. Takalar)tapi teman-teman di lokasi nelponin dan ngucapin selamat. Huhu. Co cweet eaa. Pas balik ke lokasi KKN, kebetulan ada acara kawinan jadi kita di ajakin ke sono. Pulang dari acara kawinan, penghuni posko udah pada lari-larian aja ke posko, masuk rumah, dan saya dibiarkan terkunci di luar rumah, kedinginan, tak tau arah jalan pulang (heh!! Butiran beras kaleee.). Katanya mau pasang lilin ulang tahun dulu, emang dasarnya pada somplak teman-teman posko ini, jadi ya dibeberin aja kalo mau kasih kue ultah. Dan persiapannya lamaaa banget, sampai saya berpikir kalo mereka buat kue ultahnya dari campuran semen dan pasir, nyari batu dulu, campur air dulu, nunggu kering dulu. Euuhh, ga ada persiapan banget sih. Finally, pintu di buka and taraaa!! Bola-bola kacang di piring ceper dengan lilin mati lampu yang segede tiang listrik udah nongol syaantik. Uhyeahhh. Simple but meaningfull. Hehehe. Bahkan ibu desa pun ikut-ikutan ngerjain. Haha. (gak) asik banget sih.
Bersama Ibu Desa dan  Teman KKN Posko Desa Banggae, Kec. Marbo, Takalar
Juni 2013


Next year, tepatnya tahun 2014, ulang tahun saya bertepatan dengan Yudisium. Ini yang ngerjain gak tanggung-tanggung banget. Pada saat malam yudisium, saat satu Fakultas FKM yang sekitar 600an orang yang akan di yudisium saat itu berkumpul dalam auditorium, nama saya dipanggil oleh prof dari depan auditorium. Semua orang sontak diam. Saya disuruh berdiri dan semua mata tertuju padaku, disorot kamera, dan lampu benderang, akulah sang bintang, ehh koq malah nyanyi lagunya mamammia sih. Jadi saya berdiri, dengan muka bingung, hati deg deg serr, dan tib-tiba Pak Prof langsung bicara, ‘Selamat Ulang Tahun”. Aaarrggggghhh, saya langsung senyum-senyum shit pada saat itu. Sontak pipi langsung merah, untuk kulit hitam jadi gak terlalu kentara. Hahaha. Namun birthday cakenya baru di bawakan oleh gengs keesokan harinya, yang dibawa telat ke rumah setelah acara wisuda berlangsung. Saya udah pulang ke rumah, udah bongkar baju, udah bersihin make up, baru datang bawa Kue dan bunga yang kece banget (yang dengan bangganya di bilang mahal jadi harus di jaga baik2). Heellll to the loowwww. But they are so sweet.
Surprise dari Tim Bede
Juni 2014

Tahun selanjutnya, saya udah semakin jauh dari Sulawesi, sudah merantau ke Kalimantan. Ulang tahun curly tepat 2 hari setelah tandatangan kontrak di tempat kerja perdana. What a kece month. Hehe. Pada tanggal 24 itu, Curly disambut ucapan happy birthday dari atasan di kantor. Malu euyyy di ucapin di kantor, sama orang yang belum di kenal pula, maklum anak baru. Hihi. Sepulang ke rumah juga gak ada yang ngucapin karena emang keluarga di rumah gak ada yang tahu. Sampai sore harinya, para kajibeng-kajibeng (Deso, Titi, Toa, & Mamasri) yang kebetulannya lagi ngumpul di Makassar nelpon Curly dan ngomong kalo ada sesuatu di depan rumah. Eciecie,, baper. Haha. Percaya gak percaya lah eike, secara gak mungkin kan mereka langsung nongol depan rumah, kalo beneran ada pasti langsung kusambit eh maksudnya ku sambut. Sebelumnya itu mereka yang teleconference nyanyi dulu, dan dengan sangat terpaksa telinga tersayangku ini dipaksa untuk mendengarkan suara gak banget dari para kajibeng-kajibeng itu. Suara jangkrik ngamuk juga masih merdu kali. T_T. Setelah itu, saya langsung di paksa lagi ke luar rumah, yaudinglah, buat mereka happy aja. Saya juga sedang buru-buru saat itu karena kebetulan ada jam doa di rumah dan sudah mau dimulai. Soo, diriku keluar daaannnn diberikan bungkusan berbentuk segiempat yang mana saya tahu kalo itu adalah bungkusan kue tart. Di bawain sama spupunya Febi yang ada di Balikpapan saat itu, yang menurutku gak ada asik-asiknya banget soalnya dikasi sama plastiknya, kek orang abis beli ikan di sambalu aja. Haha. Dan setelah ngucapin selamat, eike masuk rumah dan langsung nangis Bombay saking terharunya. Gak ding, saya gak selebay itu yah. Setelah menerima kue itu saya langsung terharu dan menagis dalam diam, tsahhhh. Haha. Berhubung Ibadah udah mau di mulai jadinya telpon kumatikan secara sepiha, gak ding saya gak sejahat itu, telpon langsung ku buang ke got biar langsung mati, ehh saya gak sebego itu. Hallah,, berbelit-belit banget. Saya langsung bilang good bye, thanks, and kiss kiss untuk para kajibeng itu yang udah ngerepotin diriku ambil kue depan rumah. Hehe.. Miss them.

Kue langsung saya simpan di meja dan ibadah pun dimulai tanpa satupun orang rumah yang tahu kalo hari itu saya ulang tahun. Sebenarnya sedih sih berada dalam suasana kek gitu, saat orang jauh sudah mengucapkan bahkan membawakan kue, ehhh yang di depan mata malah gak tau apa-apa. But, I am a setrum ehh maksudnya strong girl. Saat permintaan pokok doa, baru saya minta mohon didoakan salah satunya untuk umur yang sudah bertambah saat itu juga, dan seisi rumah langsung kaget bukan main (yang ini lebay). After pray time, kami makan kue bersama-sama, tidak lupa pake acara tiup lilin, foto-foto, and then potong kue, and then makan bersama. Satu kalimat yang paling saya ingat saat itu dikatakan oleh sepupu saya, “Ohh, ini kue dikirimkan sama Febi, teman geng nya dari Makassar.” Kakkk, pliss, aku bukan anak geng motor koq, tolong jangan salah sangka. Hehe.
Bersama Keluarga di Balikpapan,
Juni 2015

The next year, tepatnya tahun ini, Juni 2016. Saya udah di lokasi kerja. Saya sudah mempersiapkan diri untuk tidak berharap terlalu banyak di tahun ini (oooohhhhh) karena keadaan yang tidak memungkinkan, dan memang gak ada yang terjadi, jiaahhhh. Hahaha. Iyah, karena memang keadaan lokasi yang tidak memungkinkan untuk dikirimkan kue ultah, dan di berikan salam secara langsung, dan memang gak ada yang tahu, soooo begitulah. Tapi tetap ada sesuatu yang special di tahun ini yang menyentuh banget, cedede, ala-ala sok sweet gitu. Pemenang pemberi ucapan tersok sweet tahun ini jatuh kepada dua orang yaitu Ndessoooo dan my one & only sibling, Erik. Erik si kaku dan super cuek dengan Personal Message BBM nya yang berbunyi “Anak paling cantiknya Bu Martha & Pak Nois”. Bagi saya itu so sweet banget saat si cuek ini yang mengatakannya karena loe gak bakalan tahu gimana rasanya punya adek yang super cuek, keras kepala, gak mau tau, dan kapala batu seperti dia. Haha. Juara kedua adalah Ndesooo (nama samarannya Desy) yang dengan kapedean tingkat dewanya mengirimkan video tidak layak tayang yang penyebarannya harusnya di tolak oleh Komisi Penyiaran Indonesia. Haha. Dia dengan pedenya mengirimkan video berisi dirinya menyanyikan lagu “Saengil Cukkae” yang baru bisa ku buka videonya saat akan makan siang di kantin (maklum wanita sibuk, atau menyibukkan diri yah?). Tapi berhubung di kantin lagi banyak orang, dan saya gak mau mengambil resiko untuk jadi pusat perhatian dengan menonton video tersebut di antara orang banyak karena saya tau videonya bakal malu-maluin banget apalagi dengan suaranya yang luar biasa (parahnya) jadi saya memilih melihat videonya di luar saja setelah keadaan aman (dalam hal ini gak ada yang bisa dengar). Setelah berhasil menyaksikan video yang dikirimkan oleh wanita ini langsung mataku gatal-gatal dan kuping juga mulai memerah, maksudnya karena saking lucunya soo ketawanya sukses bikin meneteskan air mata dan telinga ikutan merah. Sebenarnya mau bilang sedih banget dengar suaranya yang kek gitu sampe nangis dengernya. Haha. But 2 orang ini sukses bikin baper di tengah populasi yang tidak memberikan ucapan sama sekali (yaeyalahhhh, mereka ga ada tau kalii, haha). alavyuuu!! Lewat 2 hari baru dapat ucapan secara langsung, yaa lumayanlah, at least ada yang niat. Hahaha. But I do enjoy (mungkin bahasanya “try to enjoy”) that moment. Yang kebetulan juga karena dari “Program Tukeran Buku” yang pernah saya ikuti, ada 1 bukunya yang sudah tiba tepat pada hari ulang tahun saya, jadi anggap aja hadiah. Haha.. Maksa banget yah. Dilanjutkan kiriman-kiriman buku di hari selanjutnya, yaa anggap aja good timing. Yah, positif aja. Saya memang terbiasa tidak merayakan sejak dulu jadi its okelah (padahal dalam hati lagi nangis Bombay, haha).
1st winner ucapan sok sweet dari si bungsu,
Juni 2016

Ucapan sok sweet (memalukan) dari Desoo,
Juni 2016

 So,,  itulah pengalama ulang tahun sampai pada usia saya yang ke-24 ini, yang mungkin nothing special banget, tapi menurut gue itu luar biasa keceee banget. haha. Juni emang bulan luar biasa. Pada bulan Juni 1992 seorang anak kece, cantik, unyu-unyu (pengen muntah? Silahkan!)  lahir ke dunia ini. Bulan Juni entah tahun berapa, Ibu Martha menyelesaikan ujian mejanya untuk mendapatkan title S1-nya. Bulan Juni 2014 (090614) Curly menyelesaikan ujian meja di Kampus Ungu Tamalanrea (Baca: efkaem). Bulan Juni pada tahun yang sama Curly diwisuda. Bulan Juni 2015, Curly mendapatkan pekerjaan perdananya di Kalimantan dan tandatangan kontrak (220615). Gimana loe gak bilang Juni itu ketjehh??


2.4.6


ps.
Untuk menyelesaikan tulisan ini butuh niat yang bener-bener diniatkan. Jadinya baru  selesai sekarang dan baru diposting sekarang. Hihi.

Dahai, 080716




Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

My Blog List

Most Viewed

More Text

Popular Posts