Welcome june, 24th 2016.
Kemarin aike ulang tahun.
.
.
.
.
Gak ada yang mau ngasih selamat?
OK BYE!!
(ceritanya ngambek) haha
.
.
.
Masih gak ada yang mau bujuk???
Okeh. Lanjut. (yaelah!!)
Aku ada tebakan yah.
Angka berapa yang paling kece??
Iyah bener!!! Jawabannya 2 4 6. Angka terkece ever. Kenapa? Karena
angka tersebut adalah 3 angka genap pertama dalam urutan bilangan.
That’s why aku termasuk orang kece karena tanggal lahir ku termasuk 3
angka kece itu. (yang protes sia-siap berurusan sama golok di tangan ku) :D.
Yuhuuu. I was born on June 24th, 1992. 24 years ago. And
know, I’m officially 24 years old. Maka semakin bertambahlah kekecean ku.
Prok..prok..prok..
Sudah..sudah..sudah gak usah terlalu memuji, aku kan jadi senang.
Sepertinya prolognya terlalu panjang yah. Okeh mari kita ke bab 1.
(lagi mimpi jadi penuliss jadi bahasanya kek gini)
Sooo, tahun ini adalah tahun kedua saya berulang tahun di tanah
Kalimantan, yang katanya Desy di tanah rantau padahal dari 2010 juga saya udah
merantau dari kampung. Memang sotta itu
manusia satu. Daann,, tahun ini adalah tahun pertama saya bener-bener ulang
tahun tanpa keluarga dekat, so far far away from eye buat near on heart (jauh
di mata namun dekat di hati, apacihh). Kalo tahun lalu saya masih di
Balikpapan, masih ada kue ulang tahun kiriman SOK sweet dari manusia (sok) kece
dari Makassar yang sempat membuat terharu (huhuhuhu), masih ada doa bersama
keluarga di sana, masih ada foto ulang tahun, masih ada jabat tangan ulang
tahun, sekarang bener-bener sendiri. Untung masih ada jaringan internet dan
jaringan telpon jadi masih ada yang ngucapin, tapi jangan sampai ada jaringan
teroris yah ntar malah di bom lagi.
Sedih? Gak juga. Paling mengunci diri di kamar, trus guling-guling di
kamar sambil cakar-cakar dinding, sambil bilang ‘miawww’. *eh haha. Gak ding.
Beneran gapapa. Entah kenapa tahun ini emang bener-bener gak gimana banget
dengan perayaan ulang tahun, mungkin karena saya udah kerja, (sok) sibuk atau
menyibukkan diri(?), karena di balik menyibukkan diri ada sesuatu yang ingin
dilupakan. haha. Entahlah.
Pada dasarnya memang saya gak merayakan ultah dengan tiup lilin. (kali
ini serius yah). Jadi dari kecil saya dibesarkan dalam keluarga yang tidak
terbiasa dengan lilin dan kue ulang tahun. Ulang tahun saya paling rame adalah
saat ulang tahun pertama, dimana
(sepertinya) pada saat itu ada ibadah bersama di gubuk kami dulu di
Kamali, Kec. Makale, Kab. Tana Toraja. Ini semua hanya berdasarkan foto-foto
yang pernah saya lihat loh yah. Jadi di acara itu (sepertinya) keluarga dan
kerabat dekat diudang. Trus acara makan-makannya rame banget, udah KAYAK ada
acara lamaran aja. (padahal masih satu tahun loh, koq udah di lamar yah).
Huuffftthhh, lelah, telmi. Dari situ saya tahu kalo perayaan ulang tahun saya
di usia 1 tahun memang rame banget, mengalahkan acara ulang tahun di
tahun-tahun berikutnya, yang lebih tepatnya tidak ada acara sama sekali.
Gak tau kenapa yah, tapi kami juga gak nuntut. Mungkin karena kami
juga jarang di undang ke acara ulang tahun teman-teman lain, entah itu karena
keberadaann kami tidak terdeteksi (kemungkinan 0,005%) atau karena memang pada
zaman itu teman main kami juga sangat jarang merayakan ulang tahunnya
(kemungkinan 99,995%), tetap gak mau disalahkan yah. Haha. Umm, teman-teman
yang merayakan ulang tahun saat itu kebanyakan merayakan di gereja, atau di
sekolah (dalam hal ini TK & SD) utamanya yang ekonominya menengah ke atas.
Kalo kami mah apa atuh, hanya anak seorang guru dan seorang PNS yang sekarang
udah bisa membiayai hidup sendiri. Tsahhhh. (sombong dikit bolehlah yah).
Jadi sebelum sekolah dulu, saya gak pernah merayakan ulang tahun setelah
ulang tahun pertama itu, sampai pada suatu hari saya di tipu oleh mamak mengenai
perayaan ulang tahun saya (yang dengan lugunya langsung aja dipercaya). Memaang
lugu yah haha.
Jadi dulu, saya ngikut mamak untuk penataran (bukan Uttaran loh yah)
di Makassar, tepat pada tanggal ulang tahun saya. Pada saat itu, saya ditipu
habis-habisan. Jadi saat itu kebetulan sehari setelah ulang tahun saya ada
undangan pernikahan di hotel, jadi kami sekeluarga berencana berangkat ke sana.
Daaannn,, dengan bangganya mama’ mengatakan bahwa kami akan pergi merayakan
hari ulang tahun saya di hotel tersebut. What a great scenario. Saya yang masih
lugu saat itu ya percaya percaya aja, mau gimana lagi. Apalagi apalagi di depan
pelaminan itu ada kue pernikahan bertingkat (yg di dalam otak ku itu adalah kue
ultang tahun) yang saat salam-salaman ke pengantin dengan usilnya saya colek
dan ternyata itu hanya gabus yang di susun dan diberikan cream di beberapa
bagiannya. Belum lagi di suap pake 1 cup eskrim. E hellooww. Moment itu menjadi
momen yang paling saya ingat sampai saya sadar bahwa saya sudah dipermainkan
(huhuhuhu). Polisi..mana polisi??
Memasuki bangku sekolah, kebiasaan ulang tahun mulai berubah. Mulai
ada perasaan untuk berbagi dengan teman-teman (atau keinginan untuk mendapatkan
pengakuan?). So, setiap kali ulang tahun, saya pasti dibekali permen oleh mama’
untuk dibagikan ke teman-teman kelas. Tiap orang dapat jatah 2 permen yang saat
itu permen andalan saya adalah “SUGUS”. Ummm yummy. Itu aja perayaan ulang
tahun saya selama SD. Itu doang sih, nothing special (tapi pada saat itu
rasanya udah special banget, se-special mie goreng special pake telur, hahaha)
Tapi memang yah, kehidaupan berulang tahun kami di masa kecil utamanya
SD kalo bisa di bilang ya ngenes banget,. Bahkan pernah satu kali temen dekat
saya ulang tahun. Dia termasuk anak orang berada lah yah (keknya emang dari
kecil gue udah jadi parasit yang berteman dengan anak orang kaya yah? Hahaha).
Jadi dia ulang tahun, yang diundang ke ultahnya itu gak banyak, eksekutif lah
menurut saya (jangan membayangkan acaranya di hotel bintang 5 dengan dress code
yah, ini jaman dulu, di sebuah kampung di Toraja). Terusss, saya gak tau mau
ngasih kado apa, soalnya setiap kali ikut acara ulang tahun (yang jarang banget
saya lakukan) pasti si mamak cuman ngasih amplop berisi duit doang (dikiranya
ini acara nikahan kali yah). Soalnya mungkin mamak mikir, kal0 beli kado gak
tau jenis kado seperti apa dan takutnya nanti malah gak disuka dan gak kepake,
kan ujung-ujungnya mubazir. Bijaksana bangat yang emak gue. MUNGKIN loh yahh,
atau mungkin juga karena gak mau rempong aja bawa hadiah kesana-kemari. Haha.
Kebijaksanaannya itu akhirnya berdampak pada ulang tahun sahabat kecil saya
yang ulang tahun pada saat itu, di mana saya gak tau mau membawakan kado
(defenisi ku dulu tentang kado adalah sebuah benda yang dibungkus kertas kado
dan dililit pita) seperti apa. Sampai pada detik-detik terakhir, saya masih
belum punya ide, dan mamak juga tidak mau repot-repot membantu, dan saat akan
berangkat akhirnya jurus andalan mamak dikeluarkan (amplop dan uang). Yuhuuu,
amplop berisi uang menjadi hadiah andalang, dengan amplop berisi 5rb pada saat
itu. Dengan kado andalan itu saya melenggok ke rumah sahabat kecil kuhh itu. Di
rumah sahabat saya, udah ada teman-teman yang lain, kado udah di meja (kado
menurut pemahaman saya loh yah) dan amplop KECIL itu saya selipkan di antara kado-kado
BESAR. Ibaratnya, smplop saya itu terlihat seperti kerupuk bawang di antara
alat berat eskavator (hiperbola banget yah?). Acara makan-makannya berlangsung
hikmat dan sampai selesai semua berjalan lancar dan satu persatu teman-teman udah
pada pulang dan tinggal saya dan 1 orang teman yang masih menunggu jemputan
(berhubunga eike orang special, jadi emaknya bungkusin nasi gorengnya,
kelihatan memang yah parasitnya). Sambil nunggu jemputan di depan rumahnya,
ternyata sahabat saya (yang super) ini lagi sibuk-sibuk bongkar kado di atas
rumahnya, dannnnn sebelum pulang dia juga udah selesai bongkar kado. Jadi dia
keluarkan satu persatu kado yang dia dapat sambil loncat kegirangan, tapi ku
terjatuh dari kursi goyang, ehhh. Kok malah nyanyi. Jadi dia mengeluarkan satu
persatu kado yang dia dapat, sampai pada akhirnya muncullah benda itu di
tangannya. Sebuah kertas berbentuk segiempat berwarna coklat yang udah lecek
terkulai lemah di tangannya, tapi dia tetap lompat kegirangan. Iyahh!! Dia
megang duit 5ribu yang saya isi di amplop untuk kado ulang tahunnya. Dia lompat
sambil menyebutkan nama pemberi kado itu. Jangan ditanya muka ksayau saat itu.
Malu bangeettt men. Duit 5ribu gitu
dipamer. Hadeeeuuuhhhh... untung gak lama setelah itu saya udah di jemput jadi selamatlah
malu ini. Tapi saya sampaikan bahwa
persahabatan kami itu tidak di batasi oleh materi (cieeee), jadi sahabat saya
itu gak masalah dengan kado uang lecek itu, hanya saya aja yang tengsin parah.
Haha.
Memasuki masa SMP, keknya gak ada sesuatu yang special dengan perayaan
ultah saya, soalnya diriku gak ingat apa-apa tentang SMP. Apakah ini yang
namanya insomnia, eh anamnesis, eh amnesia? Hahaha. Ini lebih dikarenakan ulang
tahun saya selalu bertepatan dengan hari libur semester jadi pasti hanya dirayakan
di rumah aja dengan keluarga (dengan mamak, bapak, erik lebih tepatnya,
hahaha). Jadi kami punya tradisi (atau kebiasaan yah?) bahwa pada saat ulang
tahun, mamak akan memotong ayam untuk dimakan bersama-sama di rumah. Ayam
merupakan lambang ucapan syukur, jadi kalo ada yang potong ayam di rumahnya
biasa lagi ada sesuatu yang special. Kamu juga yang special nanti akan di
potongkan ayam koq, eeaaaa.
Memori ulang tahun justru datang saat SMA, tepatnya di ulang tahun
ke-17, baru ada sesuatu yang diingat karena emang lain daripada yang lain. Jadi
saat ulang tahun saya yang ke-17 itu, kebetulan kami ada ibadah PPGT di rumah
jadi teman-teman PPGT dan beberapa keluarga datang beribadah di rumah, ada teman
kelas juga saat itu. Jadi momennya pas. Pas dapat ibadah rutin PPGT, pas momen
ultah, dan pas di hati kamu, ehh, jadi sekalian ibadah syukuran lah. Nahhhhh,
saat itu Mami saya yang kece dan kreatif banget membawa sesuatu dalam wadah
besar berbentuk kubus. Belakangan ketahuan kalo itu adalah kue tart, and that
was the first birthday cake for me. Pastinya saya excited dongg, pertama kali
dapat kue, tiup lilin, di usia nyaris kepala 2 itu (3 tahun lagi sih baru
kepala 2). Saking baru pertama kalinya, pas acara tiup lilin, saya malah
salting di depan, dilihatin seluruh orang di ruangan itu. Tapi dari situ saya
harus bisa bertahan karena saya tau jadi artis bakalan jadi pusat perhatian
*ehhhh. Acaranya jadi seperti acara ulang tahun pada umumnya. Nyanyi lagu ulang
tahun (yang mana ada persembahan lagu special dari jeng Lucky, yang sumpah
bikin tengsin banget dengerin suara dan ekspresi luar biasanya yang Agnesmo
wanna be banget), tiup lilin, potong kue, suap-suapan kue, itu semua first
time, jadi kek shy shy cat gimanaaa gitu. Dari situlah berawal kue ulang tahun selanjutnya.
Selama kuliah pernah sekali dapat kue ulang tahun pas di lokasi KKN,
dan itu adalah late surprise. Tanggal 24 Juni 2013. Saat itu saya kebetulan
lagi ada di Makassar (Lokasi KKN saat itu di Desa Banggae, Kec. Mangarabombang,
Kab. Takalar)tapi teman-teman di lokasi nelponin dan ngucapin selamat. Huhu. Co
cweet eaa. Pas balik ke lokasi KKN, kebetulan ada acara kawinan jadi kita di
ajakin ke sono. Pulang dari acara kawinan, penghuni posko udah pada lari-larian
aja ke posko, masuk rumah, dan saya dibiarkan terkunci di luar rumah,
kedinginan, tak tau arah jalan pulang (heh!! Butiran beras kaleee.). Katanya
mau pasang lilin ulang tahun dulu, emang dasarnya pada somplak teman-teman
posko ini, jadi ya dibeberin aja kalo mau kasih kue ultah. Dan persiapannya
lamaaa banget, sampai saya berpikir kalo mereka buat kue ultahnya dari campuran
semen dan pasir, nyari batu dulu, campur air dulu, nunggu kering dulu. Euuhh,
ga ada persiapan banget sih. Finally, pintu di buka and taraaa!! Bola-bola
kacang di piring ceper dengan lilin mati lampu yang segede tiang listrik udah
nongol syaantik. Uhyeahhh. Simple but meaningfull. Hehehe. Bahkan ibu desa pun
ikut-ikutan ngerjain. Haha. (gak) asik banget sih.

Bersama Ibu Desa dan Teman KKN Posko Desa Banggae, Kec. Marbo, Takalar
Juni 2013
Next year, tepatnya tahun 2014, ulang tahun saya bertepatan dengan
Yudisium. Ini yang ngerjain gak tanggung-tanggung banget. Pada saat malam
yudisium, saat satu Fakultas FKM yang sekitar 600an orang yang akan di yudisium
saat itu berkumpul dalam auditorium, nama saya dipanggil oleh prof dari depan
auditorium. Semua orang sontak diam. Saya disuruh berdiri dan semua mata
tertuju padaku, disorot kamera, dan lampu benderang, akulah sang bintang, ehh
koq malah nyanyi lagunya mamammia sih. Jadi saya berdiri, dengan muka bingung,
hati deg deg serr, dan tib-tiba Pak Prof langsung bicara, ‘Selamat Ulang
Tahun”. Aaarrggggghhh, saya langsung senyum-senyum shit pada saat itu. Sontak
pipi langsung merah, untuk kulit hitam jadi gak terlalu kentara. Hahaha. Namun
birthday cakenya baru di bawakan oleh gengs keesokan harinya, yang dibawa telat
ke rumah setelah acara wisuda berlangsung. Saya udah pulang ke rumah, udah
bongkar baju, udah bersihin make up, baru datang bawa Kue dan bunga yang kece
banget (yang dengan bangganya di bilang mahal jadi harus di jaga baik2).
Heellll to the loowwww. But they are so sweet.

Surprise dari Tim Bede
Juni 2014
Tahun selanjutnya, saya udah semakin jauh dari Sulawesi, sudah
merantau ke Kalimantan. Ulang tahun curly tepat 2 hari setelah tandatangan
kontrak di tempat kerja perdana. What a kece month. Hehe. Pada tanggal 24 itu,
Curly disambut ucapan happy birthday dari atasan di kantor. Malu euyyy di
ucapin di kantor, sama orang yang belum di kenal pula, maklum anak baru. Hihi.
Sepulang ke rumah juga gak ada yang ngucapin karena emang keluarga di rumah gak
ada yang tahu. Sampai sore harinya, para kajibeng-kajibeng (Deso, Titi, Toa,
& Mamasri) yang kebetulannya lagi ngumpul di Makassar nelpon Curly dan
ngomong kalo ada sesuatu di depan rumah. Eciecie,, baper. Haha. Percaya gak
percaya lah eike, secara gak mungkin kan mereka langsung nongol depan rumah,
kalo beneran ada pasti langsung kusambit eh maksudnya ku sambut. Sebelumnya itu
mereka yang teleconference nyanyi dulu, dan dengan sangat terpaksa telinga
tersayangku ini dipaksa untuk mendengarkan suara gak banget dari para
kajibeng-kajibeng itu. Suara jangkrik ngamuk juga masih merdu kali. T_T.
Setelah itu, saya langsung di paksa lagi ke luar rumah, yaudinglah, buat mereka
happy aja. Saya juga sedang buru-buru saat itu karena kebetulan ada jam doa di
rumah dan sudah mau dimulai. Soo, diriku keluar daaannnn diberikan bungkusan
berbentuk segiempat yang mana saya tahu kalo itu adalah bungkusan kue tart. Di
bawain sama spupunya Febi yang ada di Balikpapan saat itu, yang menurutku gak
ada asik-asiknya banget soalnya dikasi sama plastiknya, kek orang abis beli
ikan di sambalu aja. Haha. Dan setelah ngucapin selamat, eike masuk rumah dan
langsung nangis Bombay saking terharunya. Gak ding, saya gak selebay itu yah.
Setelah menerima kue itu saya langsung terharu dan menagis dalam diam, tsahhhh.
Haha. Berhubung Ibadah udah mau di mulai jadinya telpon kumatikan secara
sepiha, gak ding saya gak sejahat itu, telpon langsung ku buang ke got biar
langsung mati, ehh saya gak sebego itu. Hallah,, berbelit-belit banget. Saya
langsung bilang good bye, thanks, and kiss kiss untuk para kajibeng itu yang
udah ngerepotin diriku ambil kue depan rumah. Hehe.. Miss them.
Kue langsung saya simpan di meja dan ibadah pun dimulai tanpa satupun
orang rumah yang tahu kalo hari itu saya ulang tahun. Sebenarnya sedih sih
berada dalam suasana kek gitu, saat orang jauh sudah mengucapkan bahkan
membawakan kue, ehhh yang di depan mata malah gak tau apa-apa. But, I am a
setrum ehh maksudnya strong girl. Saat permintaan pokok doa, baru saya minta
mohon didoakan salah satunya untuk umur yang sudah bertambah saat itu juga, dan
seisi rumah langsung kaget bukan main (yang ini lebay). After pray time, kami
makan kue bersama-sama, tidak lupa pake acara tiup lilin, foto-foto, and then
potong kue, and then makan bersama. Satu kalimat yang paling saya ingat saat
itu dikatakan oleh sepupu saya, “Ohh, ini kue dikirimkan sama Febi, teman geng
nya dari Makassar.” Kakkk, pliss, aku bukan anak geng motor koq, tolong jangan
salah sangka. Hehe.
Bersama Keluarga di Balikpapan,
Juni 2015
The next year, tepatnya tahun ini, Juni 2016. Saya udah di lokasi
kerja. Saya sudah mempersiapkan diri untuk tidak berharap terlalu banyak di
tahun ini (oooohhhhh) karena keadaan yang tidak memungkinkan, dan memang gak
ada yang terjadi, jiaahhhh. Hahaha. Iyah, karena memang keadaan lokasi yang
tidak memungkinkan untuk dikirimkan kue ultah, dan di berikan salam secara
langsung, dan memang gak ada yang tahu, soooo begitulah. Tapi tetap ada sesuatu
yang special di tahun ini yang menyentuh banget, cedede, ala-ala sok sweet
gitu. Pemenang pemberi ucapan tersok sweet tahun ini jatuh kepada dua orang
yaitu Ndessoooo dan my one & only sibling, Erik. Erik si kaku dan super
cuek dengan Personal Message BBM nya yang berbunyi “Anak paling cantiknya Bu
Martha & Pak Nois”. Bagi saya itu so sweet banget saat si cuek ini yang
mengatakannya karena loe gak bakalan tahu gimana rasanya punya adek yang super
cuek, keras kepala, gak mau tau, dan kapala batu seperti dia. Haha. Juara kedua
adalah Ndesooo (nama samarannya Desy) yang dengan kapedean tingkat dewanya
mengirimkan video tidak layak tayang yang penyebarannya harusnya di tolak oleh
Komisi Penyiaran Indonesia. Haha. Dia dengan pedenya mengirimkan video berisi
dirinya menyanyikan lagu “Saengil Cukkae” yang baru bisa ku buka videonya saat
akan makan siang di kantin (maklum wanita sibuk, atau menyibukkan diri yah?).
Tapi berhubung di kantin lagi banyak orang, dan saya gak mau mengambil resiko
untuk jadi pusat perhatian dengan menonton video tersebut di antara orang
banyak karena saya tau videonya bakal malu-maluin banget apalagi dengan suaranya
yang luar biasa (parahnya) jadi saya memilih melihat videonya di luar saja
setelah keadaan aman (dalam hal ini gak ada yang bisa dengar). Setelah berhasil
menyaksikan video yang dikirimkan oleh wanita ini langsung mataku gatal-gatal
dan kuping juga mulai memerah, maksudnya karena saking lucunya soo ketawanya
sukses bikin meneteskan air mata dan telinga ikutan merah. Sebenarnya mau
bilang sedih banget dengar suaranya yang kek gitu sampe nangis dengernya. Haha.
But 2 orang ini sukses bikin baper di tengah populasi yang tidak memberikan
ucapan sama sekali (yaeyalahhhh, mereka ga ada tau kalii, haha). alavyuuu!! Lewat 2 hari
baru dapat ucapan secara langsung, yaa lumayanlah, at least ada yang niat.
Hahaha. But I do enjoy (mungkin bahasanya “try to enjoy”) that moment. Yang
kebetulan juga karena dari “Program Tukeran Buku” yang pernah saya ikuti, ada 1
bukunya yang sudah tiba tepat pada hari ulang tahun saya, jadi anggap aja
hadiah. Haha.. Maksa banget yah. Dilanjutkan kiriman-kiriman buku di hari
selanjutnya, yaa anggap aja good timing. Yah, positif aja. Saya memang terbiasa
tidak merayakan sejak dulu jadi its okelah (padahal dalam hati lagi nangis
Bombay, haha).

1st winner ucapan sok sweet dari si bungsu,
Juni 2016
Ucapan sok sweet (memalukan) dari Desoo,
Juni 2016
So,, itulah pengalama ulang
tahun sampai pada usia saya yang ke-24 ini, yang mungkin nothing special
banget, tapi menurut gue itu luar biasa keceee banget. haha. Juni emang bulan
luar biasa. Pada bulan Juni 1992 seorang anak kece, cantik, unyu-unyu (pengen
muntah? Silahkan!) lahir ke dunia ini.
Bulan Juni entah tahun berapa, Ibu Martha menyelesaikan ujian mejanya untuk
mendapatkan title S1-nya. Bulan Juni 2014 (090614) Curly menyelesaikan ujian
meja di Kampus Ungu Tamalanrea (Baca: efkaem). Bulan Juni pada tahun yang sama
Curly diwisuda. Bulan Juni 2015, Curly mendapatkan pekerjaan perdananya di
Kalimantan dan tandatangan kontrak (220615). Gimana loe gak bilang Juni itu
ketjehh??
2.4.6
ps.
Untuk menyelesaikan tulisan ini butuh niat yang bener-bener diniatkan.
Jadinya baru selesai sekarang dan baru
diposting sekarang. Hihi.
Dahai, 080716