Rabu, 09 Maret 2016

Gerhana Matahari – 09 Maret 2016

Merasakan yang namanya gerhana matahari total yang katanya terjadi seiap 33 tahun sekali adalah suatu anugerah yang luar biasa. Bukan anugerah karena ada uang jatuh dari langit setelah gerhana, hidup bukan semata hanya tentang uang men (jiahh). Bukan juga karena ada ekkim cone langsung nongol di depan hidung pas gerhananya muncul, anugrah juga gak hanya dinilai dari ekkim cone tapi bisa juga dari ekkim hulla-hula rasa kacang ijo. Anugerah karena Curly masih bisa merasakan kemahabesaran Tuhan Sang Pencipta segala yang ada termasuk benda-benda langit yang menunjukkan pesonanya pagi ini. Benda langit yang berputar di tata surya dengan kecepatan dan panjang lintasannya masing-masing, yang mengitari satu pusat tata surya tanpa pernah saling bertabrakan. Menurut penjelasan dari ahli astronomi, hal itu dapat terjadi karena adanya garavitasi matahari dan juga karena  setiap planet sudah memiliki orbit atau lintasannya masing-masing yang sudah diatur sedemikian rupa sehingga tidak bertabrakan.


Fenomena gerhana matahari ini pertama kali Curly rasakan seumur hidup. Fenomena yaitu pada saat bulan akhirnya dapat segaris dengan matahari dan bumi, atau bumi yang dapat segaris dengan matahari dan bulan ? Atau Matahari yang akhirnya dapat segaris dengan bulan dan bumi? Ahhhsyudahlahh.. Intinya adalah mereka berada pada 1 garis lurus yang mengakibatkan sinar matahari ke daerah yang dilintasi bulan menjadi terhalang sehingga terjadilah gelap selama beberapa waktu. Ceritanya bulan dan matahari akhirnya bertemu. (Matahari ama bulan aja udah ketemu, kita kapan? :D)

Postingan-postingan tentang GERHANA Matahari Total yang disingkat orang-orang menjadi GMT udah menyebar ke mana-mana. Sempat envy juga setelah melihat mereka bisa mendapatkan moment memotret gerhana matahari, entah itu yang total ataupun yang hanya dapat GMS (Gerhana matahari sebagian kan? :D). Bahkan ada yang berhasil mengabadikan moment gerhana yang mirip cincin, saya jadi mikirnya itu cincin kawin, kan jadi baper :D. 
Ada-ada aja yang buat meme. :D

Back to envy. Iyah, saya envy dengan postingan foto-foto orang-orang yang berhasil memotret penampakan gerhana pada saat itu. Jadi di tempat saya sekarang juga dilewati oleh lintasan bulan dan kabarnya di sini juga bakalan jadi gerhana matahari total. Saya udah menyiapkan segala macam peralatan untuk mengabadikan momen itu, yaitu kamera HP Xperia E4 5MP untuk memotret, sandal jepit warna kuning punya orang mess untuk jalan ke parkiran mess, dan kacamata minus ku (yaiyalah pake kacamata, ntar nabrak lagi kalo gak pake). Itu persiapan saya menyambut gerhana ini. Oyah, gak lupa saya juga sarapan demi memenuhi salah satu dari 13 pesan dasar gizi seimbang dan tentunya untuk mengisi perut demi energi yang cukup untuk mendapatkan moment gerhana. Gimana? Luar biasa kan persiapannya? Tapi sayangnya langit Dahai, Kec. Paringin, Kab. Balangan, Kalsel lagi gak bersahabat. Mendung semendung-mendungnya. Pagi hari yang udah mulai cerah, ternyata pas lagi sarapan mendung datang berbondong-bondong. Kemakan karma deh kayaknya, soalnya kemarin saya sempat ngomong gini, “Orang Singapura udah berbondong-bondong ke Belitung pake kapal pesiar buat nonton gerhana matahari, pas tiba di Belitung ternyata mendung, HAHAHAHAHA, gigit jari deh.” Sekarang? Karma really exist. Daerahnya curly deh yang dapat mendungnya.

Namun, walaupun gerhananya gak kelihatan, namun momentnya bisa saya rasakan. Moment di mana pagi hari pukul 08.30 yang biasanya matahari lagi terik-teriknya dan cerah-cerahnya tiba-tiba suasana berubah mencekam alias berubah gelap. Bukan suasana gelap kalo kek mau turun hujan, tapi gelap yang udah malam gitu. Bener-bener malam, berasa udah kek jam 8 malam gitu. Kemudian mungkin ada beberapa menit gelap, suasana kembali berubah terang dan itu dalam jangka waktu yang sebentar banget. Rasanya gimanaaaa gitu yah. Kek kamu lagi nonton video matahari terbit yang kecepatannya ditingkatkan 4 kali lipat. Mata saya pada saat itu seperti dipaksa untuk cepat beradaptasi dengan perubahan cahaya secepat itu. Inikah rasanya?? (Ketahuan nih angkatan tahun berapa)
Mungkin seperti ini yang yang dirasakan oleh ibu saya saat pertama kali merasakan gerhana matahari total di Kota Ujung Pandang (sekarang Makassar, Sulsel) 33 tahun lalu, tepatnya pada tahun 1983 (menurut ingatan beliau). Beliau dengan excited menceritakan bahwa suasana pada saat itu benar-benar gelap bahkan ayam pun langsung kembali ke pohon. Mungkin mereka berpikir pada saat itu sudah sore yah. Itu yang paling saya ingat dari kisah beliau dan baru saya rasakan saat ini, yang berulang-ulang disampaikan sampai saya kadang bosan. Ampun ma’. :D

Emang bener yah kata seseorang yang berkicau di twitter yang mengatakan bahwa ‘gerhana itu gak bisa di ceritakan, harus dirasakan sendiri’. Walaupun saya sudah berulang kali mendengarkan kisah Ibu Martha dan gerhana (kek judul cerita dongeng yah?) namun saya baru benar-benar merasakan sensasinya pada pagi hari tadi. It was amazing.

Dahai, 090316 

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

My Blog List

Most Viewed

More Text

Popular Posts