"Menyerah adalah untuk orang yang tidak mampu. Dan saat ini saya sudah tidak mampu."
Nyess!!!
Looks like she is in a bad mood. Yeahh. Mungkin selama ini memang seperti itu, bad mood akut yang sudah numpuk berhari-hari. Ketika suatu keadaan membuat si perempuan yang punya prinsip 'pantang menyerah sebelum berusaha' itu akhirnya memilih untuk menyerah. Pastinya bukan hal yg sepele. Ketika yg lain menyerah karena memang gak tahu dan gak mau tahu, dia harus menyerah karena keadaan yang tidak mendukung untuk maju. Pembunuhan karakter? Right! It dissapointed her. Emosi? Iyah.
She try to tell everyone, but she felt every people judge her for something they dont understand. Just hear me, dont judge me, she cried inside her head.
Sampai dia melihat sebuah tulisan
'Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu'.
NYESS!!!!!!
Dia mulai menyadari bahwa ternyata dia terlalu ambisius, egois, dan merasa paling hebat. Ekspektasi terlalu tinggi. Dia menyadari bahwa tidak semua hal bisa menjadi urusannya, gak semua hal bisa terjadi sesuai kehendaknya. Dia yang menulis, tapi bukan dia yang memegang penghapusnya. Dia tidak menyadari itu sebelumnya.
Dalam setiap situasi yang seakan tidak memihak padanya, dia mulai menyadari bahwa selama ini dia sudah 'jalan sendiri', tidak pernah menyapa Bapanya lagi, tidak pernah berbagi kisah lagi, dan dia merasa jauh. Tapi yang dia tahu, Bapanya selalu ada dekat dengannya. Selayaknya bapa lain, Bapanya menunjukkan eksistensi dengan kasih sayang berupa teguran kepada anakNya agar lebih baik lagi.
And, at the end of this story, she do believe that her Father told her,
"YNWA, my daughter."
Kalabahi, 160518
0 komentar:
Posting Komentar