Sabtu, 22 April 2017

Tanjung - Balikpapan & Ada-Ada Ajanya

Tanjung - Balikpapan lagi.
Perjalanan yang sebisa mungkin ku hindari karna terlalu banyak kisah my trip my adventure di sini.
Kali ini naik bus yg full AC dengan pertimbangan bisa tiba pagi di Bpp, trus bisa istirahat dulu, sebelum cusss nonton Stand Up nya koko.
What's special from that trip?
Seperti biasa. Pesan tiket, dapat kursi nomer 7. Lumayaaann, di depan. Naik mobil dengan pertanyaan di kepala, "dengan siapa eike duduk kali ini?"
Taraaa, ternyata udah ada 2 orang yang duduk di kursi 7&8, seorang anak kecil kira2 berumur 4 tahun, trus ibuknya (sepertinya). Okay fine, kita duduk bertiga. Bayar 5ribu, duduknya 2rb yah. Fine.
Okay fineeeee, kalo ibuk2nya ada usaha untuk merasa gak enak karna anaknya udah mengambil 1/2 tempat duduk akuhhh. Ini enggak, eyuhhh. Malah dengan santainya tidur trus anaknya juga tidur. Trus aku jadi security gitu?? Bhayyy. Yasudah. Aku berusaha tidur aja dengan segala keterbatasan kursi yang ada. Mana jalanan gak bagus lagi, jadi sering jatuh2 duduknya. Pengen ta geser, gak tega juga sama anak2. Haduhhhh, aku langsung mikir, yaolohhhh, koq perjalanan Tanjung-Bpp gini amat yahh??? Hikssss. Gak mau pulang sendiri nantiiiiii, pikir ku.
Busnya berhenti di tempat makan, dan si ibuk anak mau turun. KESEMPATAN! Bisa tidur tenang beberapa menit lah, setelah sepanjang perjalanan terombang ambing di dalam bus, saking goncangannya gede banget sampai barang2 di bagasi atas berjatuhan. Mungkin gini yah rasanya ketika dinosaurus mengalami hujan meteor?
Sebelum turun, ibuk2 nya melakukan sesuatu. Guess what!!!! Omaigat,, dia gincuan dulu boo. Ulala. Udah malam ini, turun makan pula, di mana orang turun dari bus juga setengah sadar. Abismakan juga gincu udah ilang lagi. But, I dont care deh, yang penting bisa duduk dengan tenang, dan tidur dengan nyaman, tanpa sempit2an yang ga jelas. Selama bus istirahat, akhirnya bisa tidur. Lumayaannn. Sampai si ibuk datang dan ngomong permisi untuk duduk.
Tapiii, satu hal yang menampar ku setelah suuzon selama beberapa jam sama si ibuk ini. Dia nawarin aku duduk di dalam, katanya daripada terganggu akunya karena mereka akan sering2 keluar pipis katanya. Otokkeeee!!!  Aku jadi ENAK. Hehehe. Maap yah. Terlepas dari aku suuzon, aku emang gak bisa diginiin. Maksudnya, duduk dengan kondisi kek gitu. Hiksss, bisa rontok badan akuhhh. Makanya tawarannya ku terima dong. Lagian juga, anak segede itu di bawa kenapa ga pesan 2 kursi aja sih. Atau ngomong gitu, soalnya sebelumnya pernah sekali duduk bertiga, tapi karena ibuknya ngomong jadi anaknya ta cariin posisi yg bagus untuk tidur. Ini?? Ahhsudahlahhh.
Tidur ga tidur sih sepanjang perjalanan. Secara, kondisi jalan yang kurang musik dan lampu disco udah bisa bikin bus jadi diskotik berjalan. Selain itu, ada ibuk2 di samping kurai kami yabg anaknya lagi sibuk main games dengan volume yang  maksimal. Jadi bikin berisik maksimal sampe anak di sampingku jadi mupeng. Ppfftthhh. Ada2 aja sih bus ini.
Mana agak2 parno lagi karna sebelumnya di ceritain sama mas2 medik kalo driver bus itu kejar setoran makanya jalannya 'fast to furious' gitu, dan kemungkinan besar bisa fatigue karna ga ada istirahatnya. Yampyuuunnnn, mulai deh mikirin bus Mks-Trj. Aku rinduuuuuu . Tapi yasudahlah. At least bantal leher bisa membantu untuk tidur lebih manusiawi.
Semua berjalan normal sampai tiba di Balikpapan, soalnya aku Babi banget, kepala kena bantal dan kursi bus aja udah tepar, tumben. Haha.
Turun dari bus kegalauan terjadi, walaupun hanya sedetik. Jiahhh. Galau mau naik ojek apa angkot. Bukan masakah duitnya sih. Aku lagi rindu aja naik angkot tapi masih gelap banget, sekita jam 5, kalo mau jalan lewat gang agak2 gimanaa gitu. Tapi kegalauan hilang dan menetapkan hati untuk naik angkot aja dengan menunggu sampai jam 6 di terminal.
Si bapak ojek yang tanpa menyerah menawarkan jasanya mulai dari 20rb menjadi 15rb setelah ku tawar jadi 10rb (padahal emang ga mau naik angkot, hehehe. Maap jahat). Di ekorin terus sampai kata 10ribu keluar dari mulutnya, tapi sorry pak. Saya tidak akan goyah. I miss angkot in the morning soalnya. Pikir ku, kapan lagi nik angkot kalo bukan sekarang. Yakab..yakan.. Akhirnya naik angkot dan jalan ke rumah. Hoo I miss this moment.
Welcome me to Bpp Lytozz. Selamat flashback dan menikmati hari2 di sini.
So whats our plan??
Rapak, 220417

Jumat, 21 April 2017

Ada Kartini di Sini

"Anak kecil itu sudah jadi gadis sekarang," kata seorang ibu-ibu
Gadis, sebutan yang sangat manis menurut ku.
Anak gadis itu sudah berapa tahun meninggalkan kenyamanan rumah orang tuanya?
Meninggalkan rumah 4 tahun untuk kuliah di ibukota provinsi.
Sekarang, sudah hampir 2 tahun menghabiskan hari-harinya di pulau seberang.

Menghadapi kerasnya dunia kerja adalah hal baru baginya kala itu.
Tidak ada duduk sore bersama orang tua tempat ia berbagi kisah dan berbagi lelah.
Tidak ada sahabat yang akan langsung memeluknya ketika ia sedih
Saudara pun sudah jauh di sana untuk sekedar nyanyi bareng.
Belum lagi tanggung jawab 'anak sulung' ada di pundaknya, pikirnya tanggung jawab itu besar.
Tapi dia tahu ada Big Boss yang selalu melihatnya kemanapun ia melangkahkan kakinya.

Dia belajar banyak hal.
Bahwa dunia itu luas, terlalu banyak perbedaan, yang sekarang di sebut sebagai keberagaman, di dalamnya.
Dan baginya keberagaman itu indah.

Dia belajar untuk lebih dewasa menghadapi setiap persoalan, karena semakin jauh dari rumah rasanya menjadi beban tersendiri baginya.
Dia belajar melindungi dirinya sebagai seorang perempuan di tempat yang kadang dia sebut sebagai "sarang penyamun". Perempuan harus setrong, katanya.
Dia berusaha berteman dengan siapapun di tempat baru yang dia tuju.
"Bertemanlah sebanyak-banyaknya, tapi jangan sebebas-bebasnya," katanya kala itu.
Dia berusaha ceria bahkan di tengah kondisi tertekan sekalipun, karena baginya kesedihan itu bukan untuk dibagi dan ia tahu dia tidak berjalan sendiri.
Dia memiliki Big Boss yang luar biasa, keluarga yang luar biasa, sahabat yang liar dan juga luar biasa. Iyah, mereka saling menguatkan dalam perjuangan masing-masing.

Bohong jika dalam perjuangan ini tidak ada air mata, marah, kecewa yang dialaminya.
Tapi anggap saja itu sebagai kerikil kecil walaupun kadang2 ada yang besar juga, yang harus dilewati. Iyah, akan terlewati koq.

Ahh, anak gadis itu.
Akan sejauh mana ia melangkah?
Apa saja impiannya?

Pagi ini, seperti biasa dia dibangunkan tepat pukul 6 oleh wanita setrong inspirasinya sepanjang masa, ibuk.

"Woi, selamat pagi ibu kita Kartini," si gadis membuka pembicaraan di telpon.
"Halooo, selamat pagi juga Kartini," di balas dengan suara teduh si ibuk.

Dahai, 210417

Kamis, 20 April 2017

(berusaha) Melek Politik Berkat Jakarta

Hari ini pilkada Jakarta berlangsung.
Sudah lama memang aku mengikuti 'sinetron' pilkada ini.
Dari awal pemilihan calon, sampai detik ini aku mulai menaruh perhatian pada politik.
Debat demi debat kuikuti.
Timses demi Timses ku follow di sosmed
Walaupun sebenarnya hati ini memihak, padahal hak memilih di Jakarta gak ada.
Haha, lucu yah.
Tapi inilah salah satu hal yang ku apresiasi dari pilkada kali ini.
Utamanya bagi pemeran utama dalam sinetron kali ini, AHOK.
Sosok Ahok yang mengajarkan tegas,
Sosok Ahok yang mengajarkan untuk lebih berprinsip
Sosok Ahok yang mengajarkan bahwa memimpin itu bukan hanya modal berani, tapi juga harus cerdas
Sosok Ahok yang mengajarkan untuk mengatakan ya di atas ya, dan tidak di atas tidak, apapun tekananannya.
Dan sosok Ahok juga yang mengajarkan bahwa sebagai pemimpin, kesalahan kecil pun akan menjadi besar, so be carefull. (contohnya, berhati-hatilah dengan mulutmu).

Mungkin pola berpikirku masih picik yah.
Tapi berkat Ahok, aku termotivasi bahwa kaum minoritas juga masih punya tempat di negeri ini. Ku katakan ini karena aku merasa sebagai kaum minoritas beberapa tahun belakangan ini.

Berkat Ahok, aku jadi sadar bahwa melek politik itu perlu, di tambah buku-buku dari Bang Pandji Pragiwaksono yang ku baca saat ini. Anak muda harus peduli pada politik. Dan berkat sinetron "Memilih Jawara Jakarta" beberapa bulan ini membuat ku tertarik untuk mengikutinya.

Terima kasih Pak Ahok.
Sedikit waktu tapi dikenang dengan kinerja mu.
Semoga aku bisa mengambil hal yang baik dari kisah yngg kau torehkan ini, dan menjadikan hal buruknya sebagai pelajaran bagiku.

Selamat berpesta.
Inilah demokrasi Indonesia.

Dahai, 190417

Senin, 03 April 2017

Pantaskah Anda Berpredikat Atasan?

Atasan yang baik adalah dia yang memikirkan kebaikan bawahannya kelak.  Menegur ketika salah. Memuji ketika berprestasi. Mengayomi. Menjadi teladan.

Bertindak ketika bawahan salah itu adalah salah satu bentuk kepedulian atasan. Apa yang membuat mereka salah, adakah yang belum disampaikan? Adakah yang kurang diperhatikan? Ataukah mungkin mereka lalai?

Adalah tugas atasan untuk menyampaikan, memperhatikan, mengingatkan ketika lalai.
Ketika atasan tidak bertindak, artinya ada ketidakpedulian di dalamnya kan?

Ketika anda menyandang predikat sebagai seorang atasan, artinya banyak hal yang harus anda perhatikan, bukan hanya focus kepada satu hal saja.

Kalo boleh ngomong kasar, itulah gunanya gaji anda lebih banyak dari bawahan anda. Karena tanggung jawab dan ruang lingkup anda besar.  Semoga kita tidak menjadi atasan yang makan gaji buta karena tidak mempedulikan bawahan.

Seberat itu kan tanggung jawab seorang atasan? Iyah, dan itu adalah resiko yang harus didapatkan atas gaji yang lebih dari bawahan.

Ketika anda membiarkan bawahan anda tetap berada dalam lingkaran kesalahan, artinya anda tidak peduli dengan orang-orang yang sudah menjadi tanggung jawab anda.


Masih layakkah anda disebut atasan? Masih layakkah mendapat gaji lebih?
Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

My Blog List

Most Viewed

More Text

Popular Posts