Kota Minyak, Balikpapan, sebuah kota
yang merupakan Kotamadya di Provinsi Kalimantan Timur. Iyah,, kota yang sudah
menampung gue selama kurang lebih sebulan ini. Sebelum ke kota ini, gue udah
mendapatkan gambaran sedikit tentang kota ini dari teman-teman gue yang udah
duluan ke sini karna lamaran kerjanya lolos di sini, sebut saja mereka Titi dan
Febi (nama samaran). Hanya saja yang mereka gambarkan itu telalu lebay men,,
setibanya di sini yang gue lihat malah gak sesuai ekspektasi. bukan di bilang
gak bagus yah,, sesuai yang gue bilang di postingan gue sebelumnya, bukannya
jelek yah, hanya saja diluar ekspektasi gue gitu loh. Jadi setelah sebulan di
sini, gue jadi tau beberapa fakta tentang kota ini.
Bandara Sultan Haji Muhamad Sulaiman
atau Bandara Sepinggan. Ini!! Bandara yang paling digembar-gemborkan sama dua
manusia itu. Katanya jauh banget lah sama bandara kota asal kami. Menurut gue
enggak beda jauh banget sih. Okee,, sedikit lebih ’wah’ aja. Jadi beberapa hari
sebelum ke Balikpapan kan gue udah cerita nih kalo gue mau ke sana, nah sejak
saat itulah manusia satu ini heboh banget cerita kalo bandaranya bagus lah,
apalah, bahkan sebelum pesawat yang gue tumpangi take off mereka masih aja sibuk BBM soal bandara. “Kalo tiba ko
nanti di Sepinggan, sebut ko 1 kata buat Balikpapam sama buat itu bandara.”
Gitu katanya. E helooo,, baru injak bandaranya gue udah di suruh bilang 1 kata
buat Balikpapan?? Ape lu kate!! Jadi penasaran gue jadi makin bertambah kan yah.
And finally I’m arrived, dan keluar
dari pesawat,, dan eng…ing…eng… mmmmm gue masih bingung untuk komentar sih
sebenanarnya. Okelah bandaranya bagus, cuman gak se wah yang di gambarkan gitu
loh. Cuman emang tertata, trus ‘hijau’ juga. Tapi Yaudah gue positif thinking aja. Mungkin yang
mereka maksud adalah terminal keberangkatan sementara yang gue lihat saat ini
adalah terminal kedatangan. Emang dasarnya gue baik sih, jadi ya positif
thinking aja J.
Tapi nilai plusnya itu, emang kelihatan lebih elegan sih (bukan tempat foto
studio loh), trus gak sumpek (mungkin karna emang bukan musim penumpang jadi
gak banyak orang). Yaaa,, bagus lah (suer,, ini komentarnya gak maksa!! Hahaha).
Jadi itu tentang bandaranya.
Satu hal yang berbeda antara kota
Balikpapan dengan kota Makassar adalah keadaan geografisnya yang
berbukit-bukit. Aseekk,, keren tuh istilah gue, setelah gue mencari kata2 yang
pas selama stengah jam J.
Jadi jalanannya itu persis seperti yang digambarkan dalam OST-nya kartun Nindja
Hatori,, mendaki gunung lewati lembah, selokan mengalir indah ke samudera,,
ehh,, koq malah nyanyi. Hehe.. Jadi eike agak-agak seram gitu kalo dibonceng
naik motor di sini,, gue takutnya melorot ke belakang saking terjalnya tanjakan
jalanan di sini. Kan gak lucu kalo sebelum tanjakan yang bonceng gue masih asik
ngobrol, ehh sampai di puncak bukit koq motornya malah ringan, ternyata gue
ketinggalan di bawah, udah melarat ehh melorot maksudnya. Kalo ada yang nanya
seterjal apa, ya terjal,, untungnya gak sampai kemiringan 90 derajat sih (itu
mah udah lurus, bukan miring lagi!!). Mungkin itu kali ya yang menyebabkan gak
ada satu pun becak di kota ini. Gak kebayang kan kalo di kota ini ada yang
usaha becak,, kayaknya usahanya itu bakal bangkrut sebelum di buka deh,,
hahaha. Kebayang gak sih kalo di sini ada becak, apa kabar betisnya si tukang
becak yah?? Sebulan kerja udah beranak cucu tuh betis, saking yang dilewati
tiap-tiap hari jalanan berbukit-bukit.. :D Akibat permukaan bumi di kota ini
gak merata, maka rumah penduduk juga menyesuaikan dengan keadaan di sini. Jadi kalo
kita lihat sepintas yah, rumah penduduk di sini tuh kek disusun gitu di lereng
bukitnya, ini khusus untuk rumah penduduk dengan keadaan ekonomi menengah
(mungkin) ke bawah lohh. Soalnya rumahnya kecil-kecil, dempet-dempet, trus
disusun di lereng bukit sampai puncak bukit (?), jadi deh bukit ber-rumah. Itu yang
menjadi pemandangan gue sehari-hari,sejauh mata memandang, hanya bukit yang
kelihatan (kecuali loe lagi di pantai, hehe). Lucunya, orang-orang di sini tuh
menamai bukit dengan sebutan gunung. Jadi ada beberapa alamat yang gue tau di
kota ini namanya Gunung Polisi, Gunung Bakaran, Gunung Malang, Gunung Pasir, de
el el, padahal kan cuma bukit doang. Nah,, di sini lagi men, tempat lu bisa
naik gunung pake mobil atau motor, jadi gak salah dong kalo gue juga menamai
diri gue sebagai pendaki gunung (tapi pake motor or mobil).
Di kota ini juga, gue harus beradaptasi
dengan banyak hal, salah satunya adalah bahasa dan istilah-istilahnya (eh itu
salah dua yah??). Jadi gue harus membiasakan diri untuk menggunakan kata “aku,
kamu”, membiasakan diri untuk mengganti kalimat “sudah maki makan?” menjadi “kamu
sudah makan ka?”, mengganti “eroko lampa kemae?” menjadi “kamu mau ke mana?”,
ataupun mengganti kalimat “mangka moko mendio’?” menjadi “kamu sudah mandi ka?”.
Hari-hari pertama gue tiba di tempat ini masih sangat susah untuk menyesuaikan
bahasa, tapi setelah melewati beberapa hari di sini selama sebulan, yahh masih
belum ada perubahan yang signifikan sih. Hahaha. Susah wehhh…. Selain di rumah,
gue kan juga keluar kan, melihat-melihat keadaan kota orang-orang di sini, dan
berhubung gak mau mengendarai motor karna takut hitam (padahal emang gak bisa
bawa karna takut jatuh,, hehe) ke mana-mana harus naik angkot. Nah,, di sini
lagi kemampuan berbahasa gue di uji. Di sini, angkot tidak disebut dengan
sebutan ‘pete-pete’ seperti di Makassar, tapi disebut dengan ‘taksi’, sementara
di ‘taksi’ di Makassar di sini di sebut ‘argo’. Bayangin men!! Di Makassar gue
ke mana-mana cuma naik pete-pete, di sini kemana-mana gue naik taksi mennn…. Hahaha..
dan gue harus membiasakan diri untuk mengganti “kiri pak!!” menjadi “stop ya
pak.”
Last
but not least.. Tau apa sebutan
untuk Kota Balikpapan? Yup,, Kota Minyak. Tau kenapa di sebut Kota Minyak? Bukan
karna sumurnya menghasilkan minyak, bukan juga karna orang-orangnya yang
berminyak, tapi karena sampai sekarang sebagian besar roda perekonomian di kota
ini digerakkan oleh industri minyak dan gas (ini hasil pencarian gue di Google,
hehe). Yess,, kali ini gue berhasil serius!! J Tapi faktanya, ternyata untuk mendapatkan gas
utamanya gas 3kg di tempat ini sangat susah euyy. Namanya aja yang Kota Minyak,
untuk mendapat gas harus cari ke SPBU, kalo gak ada ya terpaksa harus nunggu
jadwal datangnya tabung gas di pangkalan terdekat. Dan tau gak,, pangkalan
terdekat dari tempat tinggal gue itu harus mendaki gunung dan pulangnya lewati
lembah, dan kebetulan gue ke sana itu jalan kaki, sekali lagi JALAN KAKI!!! Bayangkan
betis gue besarnya udah kayak apa yah -_-. Selain itu yah, mati lampu sudah
jadi langganan di kota ini, well, mungkin
Cuma di daerah tempat tinggal gue sih. Tapi tiap minggu tuh gak pernah absen
mati lampunya. Hufthh dehh,, hihi..
Makanya gue heran koq bisa yah kota yang di sebut dengan sebutan Kota Minyak ini malah bermasalah
dengan minyak dan gas. Ono opo yah?? Entahlah,, tanyakan pada rumput yang
bergoyang..
Ehh,, paling terakhir deh,, cera umum
yah,, Balikpapan itu bersih, tata kotanya bagus, gak macet (itupun kalo macet
gak panjang dan lama lah), ya itulah..
Yup.. itulah beberapa fakta yang gue lihat
dan rasakan di kota ini selama sebulan. But generally, gue suka di sini,, kotanya
bersih, tata kotanya bagus, gak macet (itupun kalo macet gak panjang dan lama
lah), nyaman sih sampai saat ini. Senang sekali bisa menjadi bagian dari kota
ini.
Balikpapan,, KU BANGUN, KU JAGA, KU BELA
0 komentar:
Posting Komentar