Sabtu, 18 Maret 2017

Gadis Egois yang Menangis dalam Diam

Gadis itu hanya bisa duduk di depan laptop di dalam ruang kerjanya.
Berpikir.
Entah bagaimana perasaannya saat itu.
Tertawa susah, menangis pun enggan.
Ia hanya merasa bahwa seakan hari ini dunia tidak ingin mendengarkannya. Dia hanya ingin bercerita, bahasa kekiniannya curhat, bukan untuk balik di jadikan tempat curhat. Dia hanya ingin bercerita mengenai hal memalukan yang dialaminya, bukannya malah melawak yang dianggap sebagai sebuah lelucon yang ditertawai karena di anggap lucu.  
Bukan!
Ataukah si gadis terlalu egois saat berpikir bahwa saat ini dia hanya butuh didengarkan, untuk sementara tidak ingin mendengarkan. Si gadis sedang bingung dengan apa yang harus dilakukannya saat ini. Okay, sebenarnya dia tahu bahwa dia hanya perlu cuek dengan pikiran orang lain namun dia hanya butuh di berikan kata-kata penguatan saat itu. Cukup saat itu saja.
Hari ini di dikejutkan dengan berita bahwa ‘kotoran’ yang bukan dari dirinya ditemukan berada di dalam messnya, yang mana jika diperhatikan sepintas, seisi mess akan berpikir bahwa ‘kotoran’ itu berasal dari dirinya. Padahal ada anak gadis lain tadi pagi yang sekamar dengannya dan tidak sengaja meninggalkan ‘kotoran’ itu di tempat yang tidak semestinya. ‘Kotoran’ itu tidak di bersihkan oleh si pembersih ruangan. Siapa juga yang mau membersihkan ‘barang’ yang bagi sebagian orang itu menjijikkan. Si gadis juga enggan untuk menyentuhnya. Terlalu menjijikkan, pikirnya. 
Namun si gadis berpikir lagi, jika bukan dia yang membersihkan, barang ‘kotor’ itu akan terus berada di situ sampai sang empunya kembali, mungkin sekitar 2 minggu lagi. selama itu pula ‘kotoran’ itu akan terekspose oleh para lelaki di mess itu. Terlalu memalukan. Mengumpulkan seluruh niat, akhirnya si gadis mengambil kotoran itu dan membuangnya, walaupun saat itu dia merasa sangat jijik. 
Si gadis sangat malu pada saat itu, walaupun memang bukan dia pelakunya, namun dia berpikir bahwa orang-orang yang melihat hal itu akan langsung menjadikan si gadis sebagai ‘tersangka utama’, karena tidak ada gadis lain di tempat itu. Mau dijelaskan ke semua pihak juga, si gadis merasa tidak enak, kesannya menyebar aib orang ke muka umum.
Si gadis merasa marah pada gadis ‘tersangka’ pembuangan kotoran itu, tapi apa daya dia sudah pulang dan mungkin malah sudah menyebrangi pulau tempatnya berpijak. Si gadis ingin menceritakan kekesalan dan perasaan malunya pada sahabatnya yang dia tahu akan mendengarnya, namun ternyata si sahabat sedang sibuk kerja, yang satunya gak aktif handphonennya. Si gadis  tidak kehilangan jalan, dia mencari nomer telpon ibunya. Sialnya, si ibu sedang bekerja dan tidak dapat berbicara lama untuk sementara waktu. Perasaan si gadis bercampur aduk. Dia hanya ingin bercerita, apakah itu salah? Atau memang waktu baginya yang tidak tepat? Akhirnya dia memilih untuk tidur, berharap perasaannya kembali normal saat bangun.
Kenyataannya, si gadis dibangunkan oleh sang ibu, dan dia menceritakan keadaannya. Si ibu mendengarkan, memberikan sedikit petuah yang bagi si gadis belum cukup, lantas si ibu melanjutkan dengan curhat pada si gadis. Egoisme si gadis timbul, dia hanya ingin di dengarkan. Akhirnya dia tidak banyak berkomentar sampai pembicaraan dengan si ibu diakhiri. Seakan masih belum puas dengan tidak di dengarkan, curhatannya yang dia sampaikan di grup sahabatnya ternyata di balas namun tidak sesuai dengan harapannya. Di awali dengan ‘hahaha’ kemudia ada kata ‘lucu’ kemudian kata ‘manusiawi’. Well, cukup! Si gadis marah. Entah kepada siapa.
Si gadis bertanya dalam hati, “apakah salah jika aku memikirkan hal yang bagi orang lain simple tapi ternyata bagiku ini adalah hal yang terlalu menguasai pikiran ku?”
“Apakah aku salah jika ingin curhat kepada teman-teman ku tentang hal ini namun kenyataannya salah satu dari mereka hanya tertawa dan menganggap hal ini lucu, sisanya hanya membaca tanpa memberikan komentar?”
“Apakah aku tidak punya hak untuk menceritakan keluh kesahku sehingga setiap kali aku mengeluh rasanya hanya dianggap hal sepeleh sehingga tidak jarang hanya menjadi angin lalu saja?”
Si gadis terlalu banyak pertanyaan. Salah satunya di jawab pun belum tentu. 
Si gadis hanya ingin didengarkan. Mungkin bagi sahabatnya, masalah ini adalah masalah yang sangat sepeleh, tapi bagi si gadis tidak sesepele itu. Ini terlalu memalukan baginya. Namun si gadis berusaha menyadarkan dirinya bahwa hal ini tidak perlu menjadi besar karena di luar sana banyak masalah yang lebih besar yang perlu dijadikan perhatian.
Si gadis berusaha menerima, namun ada sebagian hati kecilnya berkata “Aku sedih disepelehkan seperti ini. Masih berhak kah aku mengungkapkan perasaan ku?”
Dan si gadis menangis dalam diam di ruangan kerjanya pada sore yang mendung itu.

Senin, 06 Maret 2017

Sepenggal kisah di Kota Nyiur Melambai

Seminggu lalu, ketika tubuh ini gentayangan untuk pertama kalinya di kota ini, Kota Manado. Sebuah perasaan bahwa akan terjadi hal luar biasa 2 hari ke depan.
Dan benar saja.
3 jam dari kota ini, tepatnya di Desa Bahoi, Kec. Likupang, Kab. Minahasa Utara, petualangan itu dimulai.
Dengan mobil Truk Basarnas yang membawa raga kami ke lokasi, entah pikiran setiap kami ada di mana saat itu, yang jelas pikiran ku sudah melayang2 memikirkan bagaimana keadaan lokasi TnT ini. I'm just curiuos.
Duduk semobil, sempit-sempitan, dengan orang-orang yang boleh dikatakan masih asing, yg baru kenalan kurang dari 5 jam, seyogyanya akan menimbulkan perasaan yang asing bukan? Tapi tidak untuk kali ini. Sebaris kalimat perkenalan sembari mengucapkan nama masing-masing dan jabat tangan yang hangat rasanya sudah cukup untuk membuat kami merasa, "Heii, I met an old friend."
Lebay?
Gak masalah, saat kau mengalaminya secara langsung, kau akan tahu bahwa tulisan lebay ku itu nyata. Nyata tidak lebay.  Tahu alasannya kenapa? Mungkin karna kami punya 1 misi yang sama? Mungkin. 
Desa Bahoi menyambut kami di tengah gerimis dan gelapnya subuh. Rumah ibu kepala sekolah menjadi pelindung raga kami ditengah dinginnya subuh itu untuk melanjutkan istirahat sebelum ke sekolah di pagi harinya.
Lelah? Banget. Excited? Mengalahkan lelah kami. Bangun pagi untuk ngantri di kamar mandi rasanya 'not a big problem' karena pantulan sunrise di air laut belakang rumah ibu kepala sekolah menjadi salah satu pemandangan yang menghipnotis pagi itu. Lebay? Gak masalah, untuk seorang anak gunung yang jarang lihat laut seperti saya, lebay adalah hal biasa. 
Setelah mata dikenyangkan dengan pemandangan sunrise, ternyata perut juga dikenyangkan oleh sepiring bubur Manado. What a great 'smokol' (dalam bahasa Indonesia, 'smokol' sama dengan 'sarapan'). Salah satu dari 10 pesan dasar gizi seimbang sudah terpenuhi kan? 
Heii. Adik2 SD GMIM Bahoi sepertinya sudah menunggu. Can't wait to see them!! Let's gooo...
Jarak sekolah dari rumah ibu kepala sekolah yang tidak terlalu jauh membuat kami cukup berjalan kaki. Kakak2 volunteer dengan seragam putihnya yang berombongan berjalan ke sekolah terlihat seperti 'mereka yang di kota yang kebiasaan berdemo'.  psstt 
Adik-adik berlarian ke luar kelas untuk berbaris di lapangan dekat sekolah. Sstt, bukan lapangan sekolah yah, soalnya lapangan becek banget (abis ujan dan gak ada ojek), gak bisa buat baris.
Wajah-wajah lugu itu berbaris di depan kami, kadang bingung mau ngapain, bingung melihat wajah2 baru berbagai karakter di hadapan mereka, bingung mau meluruskan barisan, bingung lagi berbaris di kelas mana, bahkan sampai2 yel2 selamat pagi terlupakan. So cute!! Uncchh..unncchhh..
Senyum mereka menjadi penyemangat di pagi ini, walaupun lapangan tempat berbaris di penuhi 'ranjau', entah itu ranjau nyaris kadaluarsa sampai yang masih fresh from the oven. If you know what I mean, yahh . (Hewan piaraan di sini dibiarkan bebas berkeliaran, seperti anjing dan babi)
Tak kenal, maka tak sayang (maka ta'aruf), perkenalan diri dan tepuk semangat menjadi awal untuk mencairkan suasana dengan adik-adik, ehh, masih ada "UAYA". They were sooo excited!!
Teaching is began.
Umm, semangat mereka rasanya tidak sebanding dengan keadaan lantai kelas yang bolong-bolong dan kursi meja yang sudah mulai rusak. Mereka terlalu bersemangat untuk keadaan seperti itu.
Mereka terlalu bersemangat untuk membuat 'hanya' sebuah kotak tissue, tempat pensil, atau pigura dari kardus bekas. Mereka terlalu bersemangat untuk menyampaikan cita-cita dan harapan mereka. Iyah,  ter-la-lu.
Tahu ga sih? Sebenarnya bukan kami yang mengajar mereka, tapi mereka yang sudah mengajarkan kami banyak hal, salah satunya untuk banyak-banyak bersyukur. Mungkin mulut mereka tidak mengeluarkan kalimat, "bersyukurlah," tapi tindakan mereka sudah menyampaikan yang tidak perlu diucapkan oleh mulut. Talk less do more banget kan yah?
Satu bagian yang paling menyenangkan setiap TnT adalah, saat sesi pemberian donasi sembari berbagi motivasi. Saya gak bisa memberikan barang mahal, tapi hanya bisa memberikan kisah hidup yang harapannya bisa memotivasi mereka. I love to talk privately with them. 
Actually, too many sweet memories with this child. When they talk to us with their jokes like "kita kan kelas 6 romantis". Heii, are they understand what 'romantis' is?? Or when they just talk about their life with their own style and their innocent face. Or when you see their 'want-to-know' face while ask you about 'where do you come from'. Or, when they want to talk to you but maybe they are to shy so they just call your name and when you say "hai!!" they smile and look soo happy. Can you imagine how cute their expression??
Rasanya itu tidak bisa dibayar dengan uang kan?
Selain anak-anaknya, persahabatan juga kami dapatkan di acara TnT ini. Berkenalan dengan berbagai pribadi dengan latar belakang suku, agama, ras, dan kebudayaan yang berbeda menjadi salah satu daya tarik tersendiri saya mengikuti kegiatan ini. Yahh, di tengah krisis SARA bangsa ini saat sekarang ini, kami masih bisa membuktikan bahwa SARA bukanlah penghalang untuk bisa bersatu mencapai satu tujuan. Rasanya kegiatan ini ingin menunjukkan bahwa, "heii, kita ini bangsa Indonesia, yang dari dulu sudah berbeda, tapi kita tetap satu kan?".
Kalo kata Bung Fiersa, "perbedaan itu indah. Sebuah hubungan yg dilandasi oleh perbedaan akan sangat menyenangkan. Berbagi perspektif baru, ilmu baru, wawasan baru. Tapi harus mempunyai visi dan misi yang sama."
Indah kan? Rasanya perbedaan itu tidak terlalu berarti.
Mau bukti dan saksi?
Bukti ada di foto2 kami.
Saksi?
Banyaakk.
Truk Basarnas menjadi saksi kami sempit-sempitan ke lokasi.
Dapur ibu kepala sekolah menjadi saksi kami talk about anything, ketika radar 'want-to-know' kami menunjukkan sinyal full. Such as, saat kk2 menjelaskan tentang 'smokol', atau ketika they talk about makan rica bagi orang Manado. Atau ketika istilah, 'orang kacili kasiang' mulai booming.
Ruang tamu kepala sekolah menjadi saksi permainan 369 yang seharusnya menjadi fun malah ujung2nya jadi horor dengan punishmentnya  sampai pada pembicaraan berat mengenai pernikahan. Ohhh gak sanggup.
Ruang tamu tetangga ibu kepala sekolah beraroma dedak menjadi saksi perkenalan & sharing kami yang membuka tabir kebenaran bahwa menjadi 'ibu tidak harus perempuan, laki-laki pun bisa' .
Dermaga Desa Bahoi menjadi saksi kami mengejar matahari skalian mengejar sinyal tumpeh-tumpeh sambil menonton drama 'aku-gak-sanggup-berenang-kalo-dilempar-langsung-ke-laut' atau nonton ATH (Aksi Tutup Hidung) sebelum menyentuh air laut.
Umm, what else?
Tempat makan apa tuh namanya, yang ada Jangkar apaa gitu, menjadi saksi kami having dinner together saat sudah tiba di Manado dan berujung pada pemesanan gojek yang lama banget jadi terpaksa ikutan tidur di hotel bareng yang lain daripada menggembel di pinggir laut, nanti malah masuk angin.
Atau, kamar hotel Travelo menjadi saksi kami berkreasi mengubah posisi tempat tidur untuk bisa ditempati bobo bareng.
Last but not least, ruang makan hotel menjadi saksi kami smokol bareng sebelum Curly ke bandara dan harus ada drama lari2 balik ke hotel karena ketinggalam ole-ole yang berdampak pada telat ke bandara tapi masih sempat "Eksis First" terus lanjut berdrama 'Rangga-Cinta' lari-lari ke ruang tunggu.
Terlalu banyak drama yah? 
Tapi drama tanpa acting ini yang menyenangkan. Unforgetable moment with unforgetable people. Kelak, anak cucu ku akan bangga mengetahui.bahwa mamanya dulu pernah melakukan hal ongol tapi bermakna. Haha.
So, thanks for this TnT. Tetap berbagi, dan tetap bersyukur. Jangan lupa bahagia. Torang samua basudara. Apalagi yah?
I really enjoy this TnT.
Mm udah..
Nb: maafkan kalo tulisannya lebay, kalo lagi produktif nulis ya kek gini. Seruput kopi duluuuu... ☕ ☕
Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

My Blog List

Most Viewed

More Text

Popular Posts