Pernah ketemu cewek kece yang sudah
setengah abad hidup di dunia tapi belum pernah sekalipun naik kereta? Perkenalkan,
it’s me!! Hehe, seumur hidup belum
pernah merasakan yang namanya naik kereta karena di kampung ku di tanah
Sulawesi emang belum ada kereta. Tapi, thank
God, akhirnya impian untuk bisa naik kereta bisa terlaksana walaupun dalam
situasi dan kondisi yang kejepit alias karena lagi nyasar.
Jadi waktu itu, saya dan 4 orang teman
akan menuju Bali setelah kegiatan di Jakarta. Meninggalkan Jakarta secepatnya
adalah pilihan terbaik karena personally
saya gak terlalu suka dengan suasana Jakarta yang macet, langitnya yang gak pernah
biru, terlalu banyak polusi. Rasanya menghabiskan waktu di Jakarta itu seperti menghabiskan
umur di jalan. Sorry Jakarta, for my bad testimony, hehe. Saat itu
kami menggunakan maskapai Citilink untuk menuju Bali. Nah, karena sebelumnya
saya gak pernah menggunakan maskapai tersebut dari Jakarta jadi saya belum tahu
harus menuju terminal mana. Berdasarkan jiwa ke-SOTOY-an ku, kami akhirnya
menuju Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Kenapa akhirnya menjatuhkan pilihan
pada bandara tersebut? Karena Citilink adalah maskapai yang satu tim dengan
Garuda yang mana kalo pake Garuda kan otomatis ke Terminal 3 Ultimate kan yah?
Kepercayaan diri saya semakin meningkat ketika driver taksi yang kami gunakan
menuju bandara mengatakan bahwa tujuan kami adalah terminal 3 Ultimate jika
menggunakan Pesawat Citilink. Okee deh, cuss.
Nah, setibanya di Terminal 3, setelah
semua barang-barang untuk 5 orang kami naikkan ke troli, di mulailah pencarian
tempat check-in. Dari 5 gate di
Terminal tersebut dua orang langsung menuju ke Gate 4 yang ada tulisan
CITILINK-nya besar-besar. Etapi koq malah tulisan ‘international’ yah, akhirnya
saya ngajak putar balik. Kami menuju Gate 1 yang ada tulisan GARUDA
INDONESIA-nya, tapi sampai di sana koq masih tulisan international yah. Lah,
iki piye toh. Kami melihat informasi keberangkatan, semuanya tujuannya luar
negeri. Okeh fix, ada yang gak beres nih. Nah, di tengah-tengah kebingungan
mencari tempat check in, salah satu temen saya yang berinisial Ical memberitahu
kalo driver taksinya tadi menginfokan bahwa untuk pesawat Citilink, kita harus
menggunakan terminal 1C. “Wah, salah terminal” pikirku.
Tapi kami masih belum menyerah untuk mencari
dan mencari. Kami akhirnya kembali ke Gate 4 yang ada tulisan CITILINK tadi,
dengan persepsi “mungkin aja semua penerbangan di gate yang sama”. Oke fix,
kami udah kek anak ayam kehilangan mamak bolak balik di bandara itu. Hasilnya
masih sama, semua info keberangkatan menuju luar negeri. Otokke!! Kami menyerah
dan akhirnya bertanya ke bagian informasi. Well, mungkin ini salah satu
kebiasaan buruk warga Indonesia yah, malu bertanya jalan terus, nanti mentok
baru nanya, hehe. Dari bagian informasi kami diinformasikan bahwa kami harus berangkat
melalui Terminal 1. OMG!!
Panik dong. Kurang dari 2 jam pesawat
kami akan berangkat dan kami masih sempat-sempatnya salah terminal. Kebetulan
ada taksi yang menurunkan penumpang, langsung kami cegat dan memberitahukan
tujuan kami. Ternyata supir taksinya malah menyuruh untuk naik bus aja,
ulala. Saya bingung dong harus naik bus
yang mana. Karena gak mau kejadian muter-muter gak jelas terulang lagi, akhirnya
saya bertanya kepada salah satu petugas keamanan bandara yang ada saat itu.
Ternyata petugas tersebut menyarankan kami untuk menggunakan Skytrain saja
kalau ingin ke Terminal 1 dengan tambahan kalimat “gratis koq mba, gak usah
bayar”. Emang ketahuan banget yah kalo kami salah terminal, hehe. Masih
sempat-sempatnya lagi aku memperjelas namanya, maklum gak pernah dengar
sebelumnya (ketahuan banget kudetnya, haha). Setelah ditunjukkan arah, kami pun
kembali berbondong-bondong menuju halte Skytrain sambil mendorong troli. Kami
turun ke lantai bawah menggunakan lift. Ternyata papan penunjuk arah untuk
Skytrain banyak terpampang nyata di mana-mana.
Sampai di area halte, ternyata sudah
banyak yang menunggu, tapi karena kami belum tahu ‘SOP’ penggunaan Skytrain ini
jadi saya bertanya dulu ke bagian informasi (aura akreditasi sepertinya terasa
sekali yah di sini). Ternyata untuk menuju ke Terminal 1, kami harus
menggunakan Skytrain ke Terminal 2, lalu ke halte pusat, lalu lanjut ke
Terminal 1. Kami menunggu di tempat yang tidak jauh dari pintu masuk Skytrain.
Untuk pengalaman pertama kali menggunakan sesuatu, saya akan mencoba
menganalisis situasi di sana, apa yang kira-kira akan terjadi, apa yang akan
kami lakukan jika keretanya tiba, bahkan kereta tiba dari arah mana akan
menjadi hal yang membuat saya penasaran. Setelah bosan duduk memperhatikan dan
jadwal kereta tiba masih beberapa menit, saya yang gak bisa diam akhirnya
memutuskan untuk membaca informasi mengenai skytrain, siapa tahu bermanfaat
kalo nanti kami udah naik di skytrainnya. Menghindari malu-maluin di skytrain
nanti lebih tepatnya.
Beberapa menit, akhirnya ada
tanda-tanda kereta akan tiba. Kami
siap-siap dong, bangkit dari kursi, menuju antrian (sebelumnya saya memastikan
lagi ke bagian informasi tentang jalur Skytrain), dan mengantri dengan berbagai
tentengan barang plus troli. Kereta akhirnya tiba dan antrian mulai bergerak
menuju pintu kereta. But, something
wrong, and guess what. Saat itu Butet baru menyadari kalau tidak ada
satupun penumpang yang terlihat mendorong troli. Yahh, gak ada satupun yang
bawa troli, semua mengurus barang masing-masing. Gak di perintah dua kali, kami
langsung mengangkat barang-barang dari troli, wahhhh rasanya saat itu seperti
mau bongkar muatan di daerah perang, harus cepat, sigap, dan tepat, jangan
sampai telat sedikit dan pada akhirnya kena bom. Tiba-tiba panic attack, kejadiannya di depan pintu lagi. Wahhhhh,
warbiazzaakkk. Maklum yah, baru pertama, ibaratnya mahasiswa baru, kelakuan
masih lugu. Untungnya kami bisa naik tepat waktu.
Long story short, kereta berangkat
dengan saya yang sibuk mencari papan informasi halte pemberhentian berikut. Dan
setelah dapat, saya akhirnya bisa duduk dengan tenang, menikmati perjalanan dan
memikirkan kejadian nyasar ini, yang sumpah lucu pake banget.
Suasana dalam Skytrain |
Bersama Atlet Voli indonesia |
What
a great adventure deh. I’m so excited!! Bukan
karena nyasarnya yah, tapi karena nyasar ini membawa nikmat. Kenikmatan
merasakan naik kereta for the first time.
Inilah yang saya sebut dengan petualangan, bahwa petualangan memberikan
pengalaman baru yang bakalan jadi bekal kamu cerita ke anak-cucu kelak. Ini
yang membuat saya suka travelling
karena banyak hal baru yang saya dapatkan, minimal pengalaman baru yang unpredictable. Nah, karena saya orangnya
pelupa, so I try to write it on this blog
^_^.
Finally, flight happily |
Padang Alang, 16 Agustus 2018