Jumat, 11 Desember 2015

December, When All Memory’s Back

Helaww Disembeehh!!
Udah Desember aja nih, gak berasa banget yah waktu berlalu, perasaan kemarin masih upacara deh (hubungannya dengan sendok apa yah??). Long time no see my Blog, Selamat bulan Desember yah, Selamat Natal bibeh. Beberapa bulan lalu masih sempat berkunjung untuk ngeposting, tapi karena faktor banyak kerjaan dan faktor banyak MALASan jadi gak pernah bersua lagi. Tapi tetiba ada sebuah magnet (ciehh) yang menarik untuk kembali masuk dalam dunia tulis-menulis ini, ehh lebih tepatnya ketik-mengetik. Mungkin gue udah mulai terpuruk jadi kembali lagi ke dirimu Blogcu (terpaksa pake istilah kekinian).
Semuanya serba tiba-tiba. Tiba-tiba gue jadi kepikiran Natal, secara kemarin-kemarin di awal Desember gue udah siap dengan baju zirah gue, baju anti peluru, helem anti peluru, sepatu anti peluru, sniper di tangan kanan, dan pompom pink di tangan kanan. Apacihh!! Maksudnya tahun kemarin di tanggal2 segini gue udah melanglang buana mengikut berbagai perayaan Natal di sekitar gue. Kenapa tiba-tiba? Karena hari ini adalah hari kedua gue gak jadi ikut Natal, hari kemarin ga ada temen, hari ini gak tau tempatnya di mana. Huufftthh (silahkan di praktekkan cara membacanya). Gue masuk kamar, dan melihat foto di bawah ini..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TADAAAAAAA.
.
.

.
Iyah, ini foto 2 tahun lalu, foto Natal terakhir Curly bersama PMK FKM UH (Karna kepanjangan, selanjutnya PMK FKM UH akan disebut dengan PeM, yg protes gak usah komen, *ehh) Gak terasa udah 2 tahun aja berlalu. Kemarin PeM merayakan Natal dan Curly masih belum sempat hadir juga.
Semacam rindu.
Rindu dengan Pem ini, rindu dengan semua tetek bengek yang berhubungan dengannya, entah itu orangnya, entah itu kegiatannya, entah itu..mmm...apa lagi yah? Banyak! Uncountable.. psst, padahal gak tau mau bilang apa lagi.. hahaha.
11 Desember 2013, the picture was taken. Saat itu Curly masih jadi seksi sibuk ngurusin Natal. Saat itu Curly dan Desy masih sempat jadi penjemput tamu untuk membagikan cinderamata untuk semua yang hadir dalam ibadah tersebut, padahal saat itu kami udah gak pegang jabatan apa-apa lagi dalam kepengurusan. Sebenarnya kami gak mau, hanya saja kasihan sama adik-adik panitia ini yang udah memohon-mohon sampai berlutut di depan kami demi untuk kami bisa jadi penjemput tamu..GAK DING!! Haha.. bagian itu bercanda, gw lupa knapa bisa kami nerima tawaran itu, mungkin kami sedang amnesia saat itu. Dan itu Natal terakhir Curly bersama PeM, karena tahu berikutnya Curly lagi gak di Makassar (lagi pulkam, biasa pa’kampung), dan tahun berikutnya tepatnya tahun ini Curly udah meninggalkan Makasar ke tempat perantauan yang lebih jauh lagi.
Semacam Rindu.
Dan rindu itu datang seenaknya malam ini. Rindu untuk beribadah bersama, ngumpul, silaturahmi, mengingat setiap fase yang pernah dilewati selama masih aktif di Pem. Fase? Iyah. Fase dari saat Curly masih jadi ’domba yang hilang’ sampai fase di mana Curly boleh bersama yang lain melihat ‘domba’ yang lain ditemukan.
Natal pertama untuk angkatannya Curly, 2010. Saat itu Curly masiih jadi ‘domba yang hilang’. Saat teman seangkatan menjadi pengisi acara Naatal, dan mereka harus berjuang hidup dan mati demi untuk memperjuangkan kemardekaan Bangsa Indonesia, ehh salah, maksudnya berjuang mati-matian untuk sampai di gereja. Saat itu ibadah telat dimulai jadi imbasnya telat selesai (yaeyalahh!!). Saat itu 09 Desember 2010, merupakan Hari anti Korupsi jadi banyak demonstrasi mahasiswa di jalan, alhasil yang  dari rumah dengan wajah beralaskan bedak, tiba di gereja udah beralaskan asap knalpot, hihihi. Sementara Curly duduk manis di depan TV, lupa saat itu nonton apa, sampai akhirnya di telpon sama macenya Desy untuk nanyain kenapa udah malam (saat itu udah jam 10) dan dia belum pulang. Ya gue gak tau lah, gue lagi duduk manis di depan TV, dan gak tau kalo ternyata teman-teman gue berjuang keras melewati kemacetan, sampai harus berjalan kaki berates kilometer (LEBAY) untuk bisa tiba di rumah. Poor you guys. Hehehe.
Tahun berikutnya, 2011, Curly and friends udah jadi panitia Natal, and tadaaaaaa domba yang hilang udah ditemukan. Kepanitian pertama dimana masih banyak  keegoisan dari masing-masing pribadi, Saat itu Curly jadi anggota Sie Acara yang di bawahi oleh koorca, Keket. Dan tugas Curly adalah membuat Drama Natal, jadilah Curly membuat drama berdasarkan fakta yang terjadi dalam PeM, egois, motivasi yang salah dalam ibadah, gank, and so on. Saat itu juga, for the first time Curly jadi MC ibadah. Mennnn,, what an amazing experience. Sebelumnya gak pernah dan tiba-tiba harus eike yang berdiri di depan jutaan peserta ibadah, STOP LEBAY ,, maksudnya puluhan jemaat.
2012. Curly dan beberapa temen2 2010 udah jadi pengurus. Masih jadi seksi sibuk untuk mengawasi persiapan Natal oleh panitia, Cuma mungkin karena saat itu masih belum bisa mengatur waktu dengan baik jadi terlalu banyak yang terbengkalai, entah itu kuliah yang dikorbankan, atau jabatan yang dikorbankan. Sampai pada akhirnya Natal terlaksana dan kami sebagai pengurus bernapas lega. Why? I dunno too.
2013. My last Christmas with PeM.
Mendapatkan gelar sarjana pada pertengahan 2014 membuat posisi Curly saat itu tidak tentu, kadang di Makasar kadang di kampung halaman, maklum pengangguran elit.kisah pengangguran gue bisa di baca di sini (PENGAGGURAN OH PENGAGGURAN) Bertepatan dengan Natal PeM, Curly harus stay di kampung halaman, memenuhi kebutuhan para fans..
Awal 2015, Curly memutuskan untuk merantau lagee,, dan pertengahan 2015 dapat kerja dan penempatannya lebih jauh lagi. Sampai detik ini, udah sempat balik kampung 2 kali, tapi Natal kali ini belum sempat hadir di Natalnya PeM. That’s why I feel so sad.
Selalu envy melihat mereka yang masih sempat hadir dan ketemu dalam persekutuan ini. Persekutuan tempat iman kami boleh bertumbuh. Persekutuan yang berhasil mengumpulkan segala perasaan menjadi satu, sedih, tangis, marah, kecewa, cemburu, bahagia, lucu, haru, care, and so on. That’s why I’ll never forget my PeM, kecuali kalo tiba-tiba jadi amnesia (amit-amit).
MERRY CHRISTMAS PMK FKM UH. Semoga tetap menjadi garam dan terang dunia.


Pssssttt... While I write this post, I feel so sad because my boss send me a message like this..
Can I will be home for Christmas? 

Minggu, 25 Oktober 2015

SIBLING : PARTNER IN CRIME


Annyongaseoooooo...
Udah benar kan yah tulisannya? Kalo gak benar, yaudah anggap aja  benar. Gue dengernya orang bilang kek gitu jadi gue tulisnya kek gitu. Ada yang marah?? Bagus kalo gak ada, kalo ada kan gue bakalan kabur. Hihihi..
Heii Long time no see my blog. Terakhir postingan kapan yah? Bulan 6 yah kalo gak salah? Sekarang bulan 10 yah? (Udah tau nanya!!) Hahaha.. gue Cuma berusaha kelihatan merasa bersalah aja karna udah nganggurin blog gue selama Juli, Agustus, September, Oktober (sambil ngitung di jari),, weww.. 4 bulan men..4 bulan gue cuekin “DUNIA LYTOZZ”, kita belum putus kan beb?? :D 4 bulan gue nganggurin si blog, mentang-mentang gue udah bukan pengangguran skarang. Ehh,, upss. Keceplosan. Kalian gak ada yang ngucapin selamat?? SELAMAT LYTOZZ!! Makasih yahh, walaupun gue yakin gak ada yang ngucapin, tapi gue menghibur diri sendiri aja.. hahaha
Iyah,, gue udah kerja. Puas loe?? Dan gak ada traktiran!! Hahaha.. (siapa juga mau minta traktir). Tapi kali ini gue blum mau cerita tentang kerjaan baru gue. Lihat Judulnya kan? Gue mau cerita tentang tindak criminal gue selama hidup di dunia ini.. haha.. gak ding. Lebih tepatnya gue mau cerita tentang partner gue yang sebenarnnya adalah pelaku tindak criminal yang sangat dicari-cari di seluruh dunia. (GARING!!) ahhhsudahlahh,, gak usah mengGARING skarang. Sumpah,, garing banget!! Keknya kemampuan melawak lu udah mulai memudar. Saatnya mencari sensasi.. (Artiss keless).. oke,, back to the topic.
I want to talk about my one and only SIBLING. Wess,, pake bahasa internasionale sekarang eee.. haha.. SIBLING. Tau apa itu sibling?? Kalo kalian memikirkan tentang seorang pria berambut panjang berikat kepala putih, berbaju putih dengan baju agak terbuka pada bagian dadanya dan memegang kapak dengan tulisan 212, berarti kita seumuran dong,, di mana perkelahian, terbang-terbangan, ilmu beladiri silat, menjadi salah satu tontonan wajib bagi anak sekolahan pada zaman kita. Iyah,, Wiro kan?? Itu SABLENG anuu. S.I.B.L.I.N.G. Mari saya jelaskan. Sibling adalah sejenis buah yang berbentuk bintang, mengandung banyak air, sering dijadikan bumbu untuk membuat makanan menjadi asam, salah satu jenisnya yang terkenal adalah SIBLING WULUH. Belimbing itu anuuu.. Ahhhsudahlahh.. focus euyyy... Oke focus.
Jadi gue akan menceritakan sedikit tentang my sibling alias sodara kandung gue yang saat ini udah gue daulat menjadi partner in crime gue. Entah apa artinya.. Sok gaul aja dikit jadi pake istilah itu.. haha.. Jadi namanya,, mmmm (mikir) mmmm harus sebut nama yah? Gak usah yahh,, nanti dia populer lagi, mengalahkan kepopuleran gue. Mmmm Sebut saja dia ERIK (nama samaran).
Jadi Tuhan kan nitipin 2 anak ke ortu gue buat dirawat baik-baik, kebetulan anak dua ini satunya paling tamfan dari sodaranya yang lain dan yang satunya paling cantik dari sodaranya yang lain (silahkan mencerna kata-kata saya, hanya orang gila yang akan paham). Kedua anak ini berjarak usia 3 tahun kalo gak salah, soalnya yg satu lahir tahun ’92 dan yang tamfan lahir tahun ’95. Gak salah kan? Yup, yang cantik lahir sebagai kakak dan yang tamfan lahir sebagai adek. Sebuah posisi yang dari dulu si cantik  impi-impikan sampai si cantik cemburu dengan posisi cowok tamfan satu itu. Ahhh,, terlalu ribet bahasa gue. Intinya, emak gue punya 2 anak, yang pertama cewek dan yang kedua cowok. Ortu gue emang sangat menjunjung tinggi pesan 2 anak lebih baik sih. SEKALI LAGI, anak pertama cewek dan anak kedua cowok. Yang cewek jadi kakak, yang cowok jadi adik (rempong banget yah ngejelasinnya?? :D) dan yang cewek itu GUE, yang cowok ya adek gue lah,, siapa lagi.
ADEK. Sebuah posisi yang sangat gue damba-dambakan semenjak kecil. Posisi yang dari kecil membuat gue cemburu dengan keberadaan adek gue. Dari dulu gue selalu bertanya,, kenapa gue dilahirkan dengan posisi sebagai kakak yang harus punya adek super duper nakal bin bandel bin torokossik kek dia (belakangan gue tahu kalo itu adalah aktif,, bukan nakal). Mungkin itu yah yang selalu jadi bahan pikiran anak pertama, Dimana seakan-akan mereka berpikir bahwa dalam sebuah negara bernama ‘rumah tangga” terdapat sebuah aturan perundang-undangan adek-kakak yaitu pasal 1 yg berbunyi “Adek tidak pernah salah”, dan pasal 2 berbunyi “Kalau adek salah, kembali ke pasal 1”. Seakan-akan, biarpun si adek melakukan kesalahan segede apapun pasti gak akan kena marah, tapi kalo si kakak melakukan kesalahan kecil udah kayak melakukan dosa besar yang hukumannya adalah hukuman cambuk (cambuk pake benang maksudnya, haha). ITU yang gue rasa, saat itu. Jadi buat teman-teman SMP gue,, teman-teman SMA guee,, ehhh bukan Masyasyanda yah?? Lagi salah focus euyy.. Hihihihi..
Jadi mungkin karna pemikiran kek gitu, terlalu banyakan tindakan criminal yang udah gue buat yang menurut gue udah merugikan adek gue banget. aku harusnya di hukum dek,, salahin kakak,, hukum kakak seberat-beratnya (ala-ala sinetron Indo’siar yg lebay, hihi).
Salah satu tindakan criminal gue adalah masalah permen. Dulu, gue kan sempat jadi anak kecil yah, dan saat gue masih kecil adek gue masih lebih kecil lagi. YAIYALAHHH. Jadi, saat kecil dulu, gue termasuk orang yang pelit sama adek gue kalo soal permen. Jadi kan gue di kasi duit (di kasi atau nemu yah di dompet emak gue? Lupa) buat beli permen nih. Duitnya itu cukup buat beli permen 2 pcs (eaahh,, istilahnya men, biasa juga bilangnya 2 biji). Jadi gue ke warung dan beli 2 permen, tapi tau gak sampe di rumah gue apain permennya? Permennya gue sulap jadi emas, trus gue jual, trus gue pake sama adek gue foya-foya, terusss.. ehm,, oke Fokus. Jadi, permen yang 1 gue bagi 2, stengahnya buah adek gue sisanya buat gue, dan permen 1 nya lagi gue umpetin biar nanti bisa gue makan sendiri nantinya. Gimana?? Manajemen berbagi gue keren banget kan?? Saat anak kecil lain yang seumuran sama gue pada saat itu masih sibuk dengan main pasir atau main masak-masak sambil tumbuk batu bata, pemikiran gue udah berkembang dengan pesat dan dipenuhi dengan ide-ide bisnis yang brillian. -_- Ckckckck,, Permen banget yah gue. PREMAN itu anuuu... Fokus ko weh!! Hahahaha.. Itu kejadiannya sebelum sekolah. Gak tau yah kenapa kepikiran kek gitu, mungkin karna gue mikir bahwa saat itu hidup adek gue udah enak banget karna di manja sama irtu, jadi saatnya gue yang berperan menyeimbangkan bahwa gak selamanya hidup itu enak, kadang ada gak enaknya gue. nah,, sekarang gue mikir. Apa hubungannya dengan itu semua? Sepertinya gak nyambung. :D. Saat ini gue kadang berpikir, dulu gue adalah kakak yang jahat buat adek gue (skarang?? Jangan di Tanya,, tetap kk yang jahat + cantik + kece + manis).
Tindakan criminal gue selanjutnya adalah tentang buku. Pas udah sekolah, gue malah jadi manusia yang makin sadis ke adek gue. Kalo gue lagi marah atau jengkel ama dia, atau abis bertengkar, tebak apa yang gue buat? Bukannn,, gue gak lari ke kamar mandi dan nyalain shower trus nangis di bawah shower koq, gue kan gak ada shower, lebih tepatnya gue lari ke sumur dan  timba air sumur trus tumpahin air ke kepala gue sambil nangis geleng-gelengkan kepala di tambah adegan slow motion, biar kek di sinetron gitu. Hihi gak ding.. Jadi gue tunggu saat dia pergi trus gue cari buku tulisnya dan gue robek,, sekali lagi,, GUE ROBEK jadi 2 bagian. Atau kalo gue lagi baik hati yaaa Cum ague bejek2 jadi kusut banget. Mennn ,, ini buku tulis loh, entah itu buku tugas atau apa, dan gue hancurin seketika itu juga. Gue kadang mikir yah, untung saat itu bukan zaman orang masih nulis di batu, kan gak lucu kalo gue marah dan mau rusak bukunya, harus ambil kampak dulu dong. Hahaha.. Maksudnya gue kadang mikir, kenapa gue sejahat itu di masa kecil yang indah dulu. Etang banget rasanya.
Gimana? Acting etang gue dapat banget kan? :D Jadi itu, salah satu dari beberapa tindak criminal gue. Sampai pada akhirnya gue jadi orang yang cuek ke adek gue selama SMP & SMA. Kenapa gue bilang cuek? Karna gak ada hal special yang bisa gue ingat bersama adek gue pada masa-masa itu, selain dari gue yang selalu mikir bahwa he is younger than me sehingga dia lebih di manja sama ortu gue. Jadi kalo gue kena marah, si adek yang gue salahin, hubungannya di mana coba tuh?? Ckckck,, bener-bener sakit jiwa.
Sampai pada akhirnya gue meninggalkan rumah. Bukan kabur yah, tapi melanjutkan pendidikan ke luar (bukan luar negeri yahh,, tapi luar rumah, hahaha). Oke ciyus kali ini. gue melanjutkan pendidikan keluar daerah (red: Mangkasara’), sehingga jadinya dia jadi anak tunggal di rumah. Yang artinya apa?? Artinya dia jadi babu tunggal di rumah karena selama gue kuliah dia yang in charge di rumah. Hahahaha,,gue suka istilah ini. BABU TUNGGAL. :D Tapi apesnya, kalo gue datang liburan di rumah, gue yang kebagian jadi babu dan dia santai-santai soalnya katanya kalo gue kuliah dia yang jadi babu, jadi mumpung gue di rumah yaaaa kerjaan babuu di limpahkan ke gue dulu lah. Artinya gue babunya babu dong?? Mantafff mentong.  Selama kuliah juga, gue melihat dia sebagai orang yang cuek, gimana enggak, di suruh ngobrol di telpon am ague aja susahnya minta ampun, untuk sai hi doing loh,, nanti ngomong kalo mau mesan dibeliin sesuatu. Hahaha.. Dari situ, gue lihat bahwa adek gue juga tumbuh menjadi seorang yang cuek, yang kadang nyebelin karna keputusannya gak mau di ganggu gugat, (belakangan gue menyimpulkan kalo dia itu orangnya berprinsip,, cieeeee), yang kadang gak mau terima masukan, dan keras kepala. Sampai pada suatu hari, negara api menyerang,, heyyy,, focus.. maksudnya sampai akhirnya dia masuk kuliah di jreng...jreng...jreng...makassar. Daerah yang sama dengan gue tempat kuliah gue.
Gue mulai merasakan penurunan pendapatan semenjak adek gue kuliah, pendapatan dalam hal uang jajan, uang hidup, dan semuanya. Hahaha,, mulai deh sisi penjahatnya muncul. Tapi semenjak dia kuliah, gue marasa komunikasi gue dengan si sibling ini mulai membaik, kita saling sharing. Dan semenjak dia mulai kuliah, gue malah lebih sering tanyain keadaannya, secara gue gak tinggal serumah sama dia. Tanyain dia udah makan apa belom, ada duit apa belum (padahal gue sendiri gak ada duit), kalo ada bazaar gue pesenin buat dia biar dia ada lauk buat makan, kalo beli makanan gue tawarin dia. Intinya kek malah gue yang manjain dia, gue baru sadar,, koq gue udah kek jadi emaknya yahh. Tapi gue dapat feedbacknya dong. Gue jjadi punya tukang ojek di Makasar. Hihihi,, simbiosis mutualisme lah yah.
Sampai akhirnya gue selesai kuliah, dan merantau ke tempat yang lebih jauh. Jadi jarang ketemu ama dia. Tapi komunikasi harus tetap jalan dong. Dia adalah salah satu motivator terbaik selama gue jadi pengangguran. Orang yang selalu mendukung gue dalam mencari pekerjaan, walaupun alasannya bisa di bilang etang banget, “supaya bisa ka dapat uang mu”. Hahaha...Dibalik pemberian semangat yang baik, terdapat motivasi yang terselubung. :D Dan semangat itu tetap membara sampai gue mandapatkan kerja, yang tetap aja ujung-ujungnya duit. :D But its okay,, that’s my responsibility.
Sekarang? Dia udah ujian meja, yang gue sadari bahwa dia udah gede, udah mau pergi kerja, udah bukan anak kecil lagi, udah harus mandiri. Dia bakalan ke tempat yang lebih jauh lagi dan butuh waktu lama lagi untuk bisa ketemu berhubung gue juga udah kerja skrang.Hehehe.. Gak tega juga kalo dia jauh-jauh. Jauh?? Terus lu apa Lytozz?? Bukan jauh namanya?? Hahaha. Gue merasa kalo quality time dengan sodara gue satu ini belum optimal, dan dia udah harus pergi diklat Bulan Desember nanti disaat gue harus berada di lokasi. *speechless.

Tapi satu hal yang membuat gue pengen banget nulis blog ini adalah jreng jreng jreng
Foto ini!! Apakah ini? ayo tanyakan peta!! Mana peta..mana peta.. hahaha. Jadi itu foto jari gue dan adek gue. Kita BBMan dan saling kirim jari. Apaan coba. Beberapa waktu lalu, gue melihat teman kerja gue lagi asik tukar-tukaran gaya foto bareng adeknya. Gue sempat mikir,asik yah mereka bisa saling tukar-tukaran foto selfi, saling nantang foto-foto selfi. Lantas gue mikir, seru juga yah, tapi kao gue sama adek gue kan gak lucu kalo ngebahas foto selfi, dia mamooo. Sampai pada akhirnya kemarin kami tukar-tukaran foto jari. Akhirnya yah, bisa tukaran foto, walaupun cuma jari. Hahaha. Koq bisa?? Jadi ceritanya gue certain kalo jari gue kapalan garagara gitar, ehhh dia gak mau kalah, dia kirimin juga tangannya yang ternyata lebih kapalan. Ya otomatis gue kalah lah. Hahaha. Gue juga mulai sadar bahwa kami emang punya banyak hal yang nyambung untuk dibicarakan walaupun orang lain melihatnya sebagai sesuatu yang EPEN banget. Pembicaraan yang normal yaa seperti selera music, film, ataupun bahan bercandaan, atau bahkan hanya untung berimajinasi bareng.
Saat ini, di tengah-tengah kerjaan gue, gue mulai sadar dengan quality time dengan keluarga. Betapa pentingnya menjaga quality time. Dan gue baru sadari saat gue dan sodara gue udah mulai meninggalkan rumah menuju tempat tujuan kami masing-masing. I just wanna say to the one & only sibling.

SUKSES YOO BROTHER
WITH LOVE

YOUR PARTNER IN CRIME

Sebenarnya masih banyak yang mau gue tulis tapi otak udah kosong, mata udah ngantuk, jam udah menunjukkan pukul 12.40 am, what??? Lewat tengah malam??? Besok gue kerja keless...
See you soon gaess

Kamis, 11 Juni 2015

PENGANGGURAN OHH PENGANGGURAN





Cek IG kita kakaaa… BUKAN!! Haha… kebiasaan online shop jangan di bawa-bawa ke sini kaka.. J. By the way, apa yang loe bisa simpulkan melihat postingan kami ini?? Kalo loe menyimpulkan bahwa kami sedang kesasar di hutan, berarti lu lagi rabun stadium 15 atau kalo enggak otak lu lagi gak beres, entah kabel apanya yang lepas. Tapi Kalo loe berpikir bahwa kami lagi nge-hedon alias lagi menghambur-hamburkan duit orang tua kami dengan makan-makan dan jalan-jalan, itu wajar sih, karna itu juga yang akan ada dalam pikiran gue kalo gue melihat postingan kek gini. Yaa,, mengingat kami saat ini lagi di rantau orang dan sedang nganggur dan muncul postingan kek gini, orang mana yang gak berpikiran seperti itu kan?? Apalagi kami terlihat cantik, skali lagi CANTIK!! (yg protes masuk surga J), bahagia, I feel free,, banyak bunga-bunga ehh salah, maksudnya kelihatan happy banget dengan makan-makan eskrim di McD, sambil ketawa-ketawa hahahihi, gak tau apa kalo orang tua capek cari duit?? Dasar anak gak tau diri, ibu pesan juga nak, paket hemat double cheese tambah es krim, ehhh J. Ini masih sebagian kecil loh, belum yang di update di BBM, FB, dan semua akun sosmed yang ada, maklum anak gaul (atau sok gaul??). Kan jaman skarang tuh kek gitu, zaman di mana apapun yang lu lakukan harus di update, no special moment without update-update lah. Biar seluruh dunia tau bahwa lu itu eksis, atau sok eksis?? Haha. Back to the topic, jadi itulah kami yang KELIHATANNYA sedang hedon padahal sebenarnya kalo kami yang melihat postingan di atas, kami teringat akan perjuangan para pahlawan yang telah gugur mendahului kita, mengheningkan cipta dimulai,, hoi hoi!! Fokusss… maksudnya perjuangan berpanas-panas di bawah matahari, perjalanan kaki yang panjang, keluar masuk kantor untuk membawa lamaran, dan setelah seharian itu menyelesaikan semuanya, akhirnya pilihan mengistirahatkan tubuh jatuh ke tempat itu, skalian nongkrong dan melepas rindu dengan temen lama. Dalam banget kan artinya? Kalo menurut loe gak dalam yaudah, ke laut aja loe jadi bulu babi, hehe. Becanda ding. Di sini setiap statement gue gak usah di masukin ke hati yah, masukin ke mata aja, soalnya lu lagi baca, kalo lu denger ya masukin ke telinga aja (garing!!).
Jadi gitu, kami lagi menjadi jobseeker yang sedang menyebar surat cinta kami di beberapa kantor, siang bolong itu, panas-panas berdebu itu, bertemu satpam demi satpam demi menyampaikan surat cinta yang kami bawa itu. (Surat lamarannya ganti dengan surat cinta aja yah? Agak-agak tertekan skarang dengar istilah surat lamaran, kalo istilah “mau di lamar” mah gak masalah, ehhh). Yahh, kali ini gue mau bercerita tentang hidup gue yang berstatus sebagai pengangguran dan setiap perjuangan-perjuangan gue dalam mengganti status gue itu menjadi “bukan pengangguran”, apasih istilah bagusnya?? Pekerja? Buruh?? Karyawan?? Entrepreneur?? Ya apa sajalah.
 Jadi inilah gue, wanita lulusan S1 Ilmu Giziyang bulan ini tanggal 25 nanti akan resmi menginjak 1 tahun menjadi pengangguran. Tau gak sih kalo pengangguran itu pressure-nya tinggi banget?? Saat pertanyaan “udah kerja?” keluar dengan gak sopan dari mulut orang-orang, atau pas lu lagi duduk-duduk manis di depan rumah menikmati secangkir kopi hangat (eaa!!) dan tiba-tiba ada tetangga lewat sambil menyapa “belum kerja ya??” (pasti kopi lu akan berganti rasa jadi kek minum oli dicampur pasir), etang banget kan?? Belum lagi kalo lu update foto-foto jalan-jalan atau meet up dengan teman terus temen-temen ada yang komen “di mana ko kerja sayang??” atau “sudah kerja kah??”. Masih untung kalo pertanyaannya kek gitu, kalo sampe ada yang komen trus bilang, “jalan-jalan terus inee. Kerja ko itu!! Hehehe”, ngenes banget kan? Rasa-rasanya pengen gue datangin orangnya trus gue suruh minum secangkir oli berpasir, untung masih ada “hehehe” di belakang kalimatnya, jadi gue tau kalo kita masih sama-sama ngangggur. Hahaha. Tapi itu belum berasa banget tekanannya kalo sesama pengangguran, lah kalo yang nanya itu temen lu yang udah kerja, mana lu 6 bulan lebih duluan wisuda lagi dari dia, dan dia udah jadi PNS, sementara lu masih ngnggur ajee??. Ape lu kate men?? Tapi masih lebih untung lagi kalo itu pertanyaan dari temen-temen lu, kalo udah keluarga lu yang nanya, dari kakek nenek sampe spupu-sepupu, apalagi kalo yang nanya keluarga lu di kampong yang taunya lu lagi merantau, itu lebih ngenes lagi men. Terbeban, ngenes, high pressure, pokoknya itu digado-gadoin jadi satu, nah, itu yang jadi gambaran perasaan gue kadang-kadang.
Entah sudah berapa ribu kali pertanyaan itu ditujukan ke gue, entah itu hanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri atau yang masuk telinga kanan dan gak tau dengan proses kimia or fisika or biologi seperti apa sampe tiba-tiba bisa langsung nancap di hati. Pertanyaan-pertanyaan itu belum ngena banget sih selama gue masih di Sulawesi di masa-masa awal pasca wisuda gue. Yang mulai gue rasain banget itu saat gue memutuskan untuk merantau ke tempat yang lebih jauh lagi dari kampung halaman gue (Red, Balikpapan). Mungkin karena gue jadi lebih jauh dari orang-orang dekat gue jadi setiap nelpon, sms, atau BBM, pasti perntanyaan “udah kerja kah?” itu yang lebih dulu meluncur dari mulut. Yaa udin,, terpaksa deh Cuma bisa balas, “belum, hehehe”. Sok tegar aja dengan nambahin kata “hehehe”, padahal dalam hati sedang terjadi hujan badai guntur bergemuruh.
Jadi setelah wisuda kemarin itu gue masih stay di Makassar karna masih ada kepanitiaan yang harus gue selesaikan. Jelas banget kan kalo gue itu orang sibuk, selesai wisuda aja masih sibukJ (sok sibuk lebih tepatnya). Jadi gue masih di Makassar sampai kepanitiaan itu selesai, dan mulai memasukkan lamaran-lamaran gue di mana pun ada lowongan terbuka, kalo lowongan hatiku tetap terbuka untuk kamu bang (helaww,, ada yang nanya???). Maklum, graduatenya masih fresh banget jadi masih semangat banget bawa lamaran ke sana ke mari bareng rombongan (udah kek rombongan maba aja), selain itu juga gue mulai buat akun di salah satu situs pencarian kerja, jadi tiap ada lowongan yang sesuai jurusan, ya gue apply aja, gak peduli tempatnya di mana. Jadi kerjaan gue tiap hari itu, kalo gak ada rencana masukin lowongan ya nongkrong di depan laptop sambil buka lowongan-lowongan kerja, baik itu buat jurusan gue ataupun buat jurusan temen gue, maklum lagi jadi asisten tukang cari kerja buat dua racun sih, apalagi pada saat itu sahabat-sahabat gue masih sibuk ngurus TA (yaa,, anggaplah gue bureng sendiri duluan sarjana dari mereka J) jadilah gue nganggur sendiri. Sampai suatu hari gue mendapatkan email panggilan psikotest dari perusahaan yang pernah gue apply, dan lokasi psikotestnya itu di Jekadah (red, Jakarta). Dan sudah pasti gue gak di kasih izin untuk ke sana. Why? Satu, soalnya Jekadah kejauhan dan gue masih dalam usaha perlindungan terhadap pergi jauh-jauh dari rumah, maklum princess kesayangan; dua, baru mau psikotest, trus gimana kalo gue gak lolos psikotest? Masa gue harus jadi psikopat??; tiga, perusahaannya gak jelas (gak jelas dalam hal ini menurut bapak gue adalah GAK TERKENAL, GAK BRANDED) dan saat Pace tau tentang panggilan itu dan dia suruh cari tempat kerja yang bagus dan sesuai dengan jurusan (intervensi pertama dari ortu). Jadilah gue abaikan panggilan itu, dan gara-gara mengabaikan panggilan itu gue mendapatkan teguran dari akunnya dan istilahnya gue di “blacklist” sampai beberapa lama.
Gue juga sempat memasukkan lamaran di salah satu perusahaan catering untuk daerah tambang di daerah Kalimantan, dan saat itu gue langsung di telpon sama pihak HRDnya, udah bicara soal gaji, dan segala macamnya (cuman gak lolos juga keknya), dan saat bokap tau, dia justru gak kasi izin karna katanya kerjaan di catering itu sama aja dengan kerja di catering makanan seperti biasa, entah mungkin karna tempatnya juga yang jauh dari ortu (sekali lagi intervensi), atau karna emang bokap gak setuju gue kerja di tempat itu. Jengkel banget gue pada saat itu, saat keinginan menggebu-gebu untuk bekrja malah di larang, ibaratnya tuh kayak lu lagi di padang gurun melihat sumber mata air tapi ternyata itu Cuma hayalan lu (eaaa,,, nyambung gak sih?? Berusaha cerdas dan bijak nih gue J). Dan ternyata beberapa bulan kemudian kesempatan bekerja di sana malah di dapatkan oleh dua sahabat gue. Yahhh,, orang Makassar bilang, “mau mi di apa..”. Tapi dengan bekerjanya temen gue di dalam, melalui curhat-curhatan mereka, gue jadi tahu gimana kerjaan di sana, enggak tau kalo dulu gue lolos di sana bisa setahan mereka manjalani pekerjaan yang high pressure itu.
Gak lama setelah itu ada penerimaan nasional di sebuah BUMN jadi gue sebagai lulusan baru pasti ikut dong, walaupun jurusan gue gak ada di sana, tapi tetep aja ikut daftar. Tes di BUMN ini kira-kira ada 6 kali, dengan jarak setiap tes itu kurang lebih sekitar 2 minggu. Jadi sementara gue menunggu pengumuman hasil tes, gue juga sementara memasukkan ke beberapa perusahaan kecil, dan rumah sakit-rumah sakit di Makassar atau kalo enggak ya gue bolak balik Makassar – Toraja, pagi tiba di Makassar untuk tes, sorenya langsung balik Toraja, pengangguran elit banget kan gue??. Jadi pada masa itu kalo ada yang nanya tentang gue, “di mana Curly skarang?”
“Ada ji di Makassar.”
Besoknya ada lagi yang nanya, “Mana Curly?”
“Toraja.”
2 minggu depan ada lagi yang repot-repot nanya, “Di mana Curly skarang?”
“Makassar”
“Astagaaa,,, buang-buang uangnya itu anak bolak balik Makassar!!”
EPEN KAAA sibuk nu!! Hahaha (nb: yang gak ngerti silahkan belajar dulu belajar bahasa kamiJ). Ya mau di apa, tuntutan orang tua yang kangen anak cewek semata wayangnya, hahaha.
Pada waktu yang bersamaan juga, sudah mulai ada pendaftaran untuk PNS dan gue udah mulai menimbang-nimbang berat badan gue udah ideal apa belum ehhh gak fokus lagi,,, maksudnya menimbang untuk memilih formasi yang gue inginkan, dan akhirnya pilihan jatuh pada eng…ing…eng… Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dengan lokasi tes itu di Gorontalo (pemilihan tempat tes ini penuh pertimbangan soalnya formasi pilihan gue gak ada yang tes di Makassar, dan yang paling dekat dari Makassar ya itu). Nah, kegalauan kembali melanda saat tes BUMN itu bertepatan dengan tes PNS, otomatis kan gue harus menentukan yang mana yang gue harus ikuti kan? Disinilah peran Pace gue sebagai orang tua memberikan masukan (kali ini  serius yah). Dia memberi kebebasan untuk memilih, tapi dengan pesan, “apapun pilihan kamu, yang penting kalo kamu gak lolos di pilihan kamu itu, jangan pernah kecewa, berarti belum waktunya buat kamu.” Wesss… daebak kan?? Menguatkan banget nih. Jadi setelah melewati masa-masa sulit untuk mengambil keputusan, pilihan itu akhirnya jatuh kepadamu bang,, ehhh salah fokus eike, hahaha,,, maksudnya akhirnya gue memilih BUMN itu, dengan pertimbangan gue udah tes tahap ke empat kalo gak salah (gak tau kenapa saat gue terlalu kepedean akan lolos ke tahap selanjutnya, dan buktinya gue emang lolos), lagian tempat tesnya juga di Makassar gak boleh pergi jauh-jauh dulu, padahal alasan sebenarnya adalah gue terlalu terpikat dengan godaan BUMN dengan gaji yang menggiurkan itu (hahaha,, maklum mata duitan, ehh salah,, maksudnya logika lagi jalan). Jadilah gue menolak panggilan PNS (sabar yah PNS, kamu belum berjodoh sama kamu, mungkin next time yah kita akan berjodohJ).
Ternyata ujung-ujungnya gue berhasil cuma sampai pada tes ke-5 (alias tes wawancara), SKALI LAGI, tes keLIMA dari ENAM tes,, yaaudin, gue hanya bisa speechless. Disitulah pertama kali gue merasa sedih dengan kegagalan itu, apalagi sudah melalui tes berbulan-bulan (ceritanya sedih nih, 2 bulan itu udah masuk berbulan-bulan kan?? J). Dan gue merasa capek karna selama 2 bulan mengikuti tes ternyata ujung-ujungnya malah nope! Sedih sih iya, secara gue udah selangkah lagi bisa tandatangan kontrak dan ternyata gak lolos, mana gue bela-belain lagi beli baju baru buat test itu, hahaha. Itu emang tes wawancarapertama gue seumur-umur sih, dan saat masuk ruang wawancara gue sempat grogi dan lupa berkata-kata, jadi gue cuma bisa ngupil aja (gak ding,, bagian ngupil disensorJ). Tapi kembali lagi ke nasehat Pace saat gue memilih ini, gak boleh kecewa, dan berhubung saat itu gue emang lagi sibuk mempersiapkan Natal Pemuda di gereja gue di Toraja, jadilah gue pulkam dan menyelesaikan tanggungjawab gue, gue kan wanita bertanggungjawab J. Ada positifnya juga gue gak lolos , gue jadi bisa menikmati masa-masa Sule Sang Torayan di kampung yang di laksanakan tiap bulan Desember, salah satunya ya gue bisa Natal bareng orang tua dan keluarga gue di Toraja, yang mana momen itu adalah momen paling langka yang udah lama gak gue rasakan terutama selama gue kuliah, trus bisa having fun dengan temen-temen pemuda Gereja gue merayakan Natal dan Tahun bareng, trus juga bisa silaturahmi bareng temen-temen SMA di acara reunion sekolah gue. Give thanks!! J
Setelah Natal gue balik ke Makassar, kembali melakukan rutinitas sebagai pegangguran, apalagi kalo bukan mencari lowongan kerja yang ada. Setelah dapat lowongannya, saling info ke temen-temen jurusan, trus rame-rame bawa lamarannya. Pokoknya tiada lamaran yang di bawa sendiri-srndiri deh, pasti selalunya rombongan, back to maba deh, yang ke mana-mana selalu bergerombol. Sampai akhirnya ada panggilan dari lamaran yang gue kirim ke salah satu rumah sakit swasta di kota Balikpapan, dan setelah melewati perundingan yang panjang akhirnya gue berhasil ke kota ini. Jadi gue datang ke kota ini untuk mengikuti tes wawancara di rumah sakit swasta itu dan dengan harapan gue bisa diterima bekerja di tempat itu. Di sinilah mulai perjuangan gue sebagai jobseeker di rantau orang.
Di tempat rumah sakit ini gue di PHP yang katanya akan tetap dihubungi lolos maupun gak lolos dan ternyata sampe 3 bulan gue gak mendapat kepastian (yaiyalah,, siapa juga yang mau buang-buang pulsa buat yang gak lolos,, mikir Lytozz!!). Tapi selama 3 bulan itu gue tetap memasukkan lamaran di perusahaan ataupun rumah sakit yang ada di kota ini, mumpung lagi di sini kan jadi coba aja, dan sudah beberapa kali juga gue dipanggil untuk tes wawancara, dan as always, gue selalu berakhir tragis (baca saja, gak lolos tes). Udah berapa perusahaan yang gue datengin dan ternyata gue hanya berakhir di tes wawancara doang, tragis gak sih tu??. Sebuah perusahaan catering tambang rekomendasi senior gue pada saat itu juga gue gak lolos tes wawancara, tapi itu menurut gue karna salah gue sendiri sih. Karna gue melihat tempatnya yang menurut gue ‘gak banget’, dan gara-gara bisikan dari tetangga gue untuk menolak kerja di sini (dan itu karna alasan gaji, padahal gue pengalaman kerja aja belum ada), jadilah gue menjawab abal-abal aja selama wawancara, dan ujung-ujungnya gue malah menyesal. Satu hal yang perlu loe ingat guys, don’t judge a book by the cover. Gak semuanya yang kelihatan jelek itu gak bagus. Dan selalu berikan yang terbaik dalam setiap kesempatan yang ada karna loe gak tau yang mana yang akan berhasil. (Luarb biasa!! Kau kah itu Curly?)
Selain itu gue juga sampai pada tahap wawancara di sebuah perusahaan catering untuk sebuah pesawat terbang, tapi sayangnya kesempatan itu harus di dapatkan oleh temen wawancara gue yang notabene adalah lulusan luar negeri, yang belakangan gue tahu kalo si lulusan luar negeri itu hanya 1 hari kerja di sana dan langsung resign, WTF men (sorry). Tapi wajar sih kalo si luar negeri ini keterima, soalnya dengar-dengar dari hasil wawancara, dia tuh berkompeten dan dia excited banget untuk mau kerja di sana (yah walaupun ujung-ujungnya malah resign), dan memang berisi (otaknya yah bukan badannya). Kadang gue berpikir, apa yang salah sih dengan mulut gue? Apa ada yang harus diperbaiki? Perasaan letak bibir gue udah bener deh. Atau pada saat itu gue salah pake lipstick atau gimana yah?? Tapi dari situ gue belajar untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum wawancara, salah satunya ya mempersiapkan materi untuk otak, bukan hanya penampilan good looking doang yang harus dipersiapkan coy. Gak hanya nekat tapi juga harus punya tekad (hasil bahan sate gue yang sangat menguatkan keAMBRUKan hati gue setelah dengar hasil tes J). Sampai pada kegagalan tes wawancara gue baru-baru ini di sebuah Rumah sakit swasta ternama di kota ini, yang mana gue udah mengikuti beberapa tes dan ternyata kesempatan untuk kerja di sana itu harus di dapatkan oleh temen wawancara gue, yang notabene adalah senior se-almamater gue, yang udah lebih berpengalaman kerja di rumah sakit (ya mungkin itu juga kali ya kenapa dia yang keterima). Pada kegagalan kali inilah gue merasa sangat down mengingat udah sekian kali gue gak pernah melewati garis yang namanya “tes wawancara”, seakan-akan antara wawancara dengan ttd kontrak itu ada garis khayalan bertuliskan “police line. Do not cross”. Entahlah..Tapi anehnya, Kegagalan paling bikin down itu malah menjadi kegagalan yang membuat gue semakin kuat dan menerima bahwa gue udah memberikan yang terbaik yang ada pada diri gue, dan berarti emang bukan rezeki gue kalo gue belum mendapatkan posisi itu.
Selain ngelamar di tempat yang sesuai dengan disiplin ilmu, gue juga mencoba melamar di tempat yang gak sesuai dengan disiplin ilmu tapi yang gue rasa masih mampu gue jalani. Sebenarnya awalnya gue masih berpikir untuk gak masukkan yang gak sesuai ilmu gue karna gak tau kenapa gue malah memikirkan pendapat orang tentang kerjaan gue kelak yang gak sesuai dengan ilmu, tapi setelah mendapatkan saran dan masukan akhirnya gue memutuskan untuk mencoba saja. Gue pikir sambil mengisi waktu gue untuk bisa daftar di tempat yang sesuai dengan yang gue inginkan sih. Hal ini yang membuat gue memilih untuk merantau, karna gue bisa memilih pekerjaan yang bisa gue kerja tanpa perlu intervensi dari orang-orang, selain itu juga gue gak usah bertemu orang-orang yang gue kenal dan gue gak usah minder dengan pilihan yang udah gue ambil, maklum eike kan orangnya shy shy cat, alias minderan (kelihatan gak sih dari wajah gue kalo gue minderan?? Awas kalo ada yang bilang enggak!!). Selain itu dapat saran-saran dari keluarga di sini juga dan pengalaman dari sepupu gue yang lebih dulu merantau di tempat ini, yang bilang, “kerjakan aja dulu yang ada, yang penting lu usaha pasti bisalah, gak usah peduli orang bilang apa”. Gitu katanya. Pokoknya setiap lamaran yang terbuka dan gue yakin berkompeten di bidang itu, ya gue daftar aja. Seperti foto yang paling pertama di atas itu, gue dan temen sekampus yang long time no see akhirnya memutuskan untuk berkelana bersama-sama untuk memasukkan lamaran di setiap bank yang ada di kota ini.
Butuh beberapa hari sih untuk mengumpulkan niat buat gue untuk masukin lamaran ini, soalnya udah gak ada kendaraan untuk bawa, siapkan berkas-berkasnya itu lagi yang bikin malas, jujur saat itu juga udah mulai timbul perasaan malu dalam diri gue untuk bolak-balik jalan dari  depan lorong ke rumah, soalnya pastinya selalunya di tanya sama ada seorang tetangga “udah kerja nduk?” (masih untung kalo gue di antar naik motor, kan gak ada kesempatan untuk nanya). Tertekan bangetlah gue rasa, cuman akal sehat masih berjalan dan panggilan dari teman seperjuangan untuk tetap berjuang (soalnya dia ngajak terus, mana ibu Samarinda pengen ketemuan lagi J) jadilah gue mulai mempersiapkan semuanya. Seperti biasa saat gue akan pergi membawa lamaran, gue selalu berpakaian rapi, nahh ini lagi yang bikin gue males, pasti tetangga bakalan tanya “kerja di mana?”, pertanyaan itulah yang paling gue hindari. Makanya gue cepat-cepat aja jalan dilorong, biar gak ada kesempatan orang nanya, sambil pura-pura lihatjam bias kesannya lagi buru-buru banget, haha. Dan akhirnya SIANG ITU kami bertiga bertemu dan memulai “perjalanan” kami. Ini beneran jalan loh. Siang-siang, jalan kaki, di bawah terik matahari dan debu jalanan, perfect (kurang mirip apa kami sama orang gila di jalanan yang sering bolak balik di jalnaan itu??J). Jadi kami mendatangi kantor demi kantor dengan berjalan kaki, hanya beberapa kali naik angkot kalo emang udah gak mungkin untuk jalan kaki. Kalo di pikir-pikir sih mana mampu gue melakukan hal itu, cuman karna gue bareng temen-temen yang gokil dan saling menyemangati, jadi gue menjadi semangat (ceritanya terharu nih,, dapat gak sih feelnya? J). Semua hal yang membuat gue malu tersingkirkan dari otak gue, akhirnya gue jadi gak tau malu (karna gue yang harus masuk ke kantor ketemu satpam untuk bawa surat cinta itu), untungnya gak sampe malu-maluin sih (misalnya, sampe ngegodain satpam). Tapi satu motivasi paling besar dari perjalanan itu, yang gue pikirkan beberapa hari sebelumnya, dan yang masih tetap gue pikirkan dari awal perjalanan kami hari itu adalah setelah jalan kami akan nongkrong di McD. Oh em ji helloww!! Motivasi terbesar banget tuh Nahh,, itulah kenapa muncul postingan seperti pada gambar di awal tadi. Kita hanya ingin beristirahat, sekalian memenuhi ‘ngidam’ di tempat itu, sekalian melepas kangen aja sama Ibu Samarinda yang udah lama gak ketemu dan sore itu udah harus balik lagi ke Samarinda. Bener-bener waktu yang terbatas, tapi harus di maksimalkan. Di sini gue gak bilang untuk nge-hedon yah, gue hanya mau bilang bahwa di setiap hal-hal mustahil yang loe pikirkan, pliss,, jangan pikirkan mustahilnya coy,, buat sesuatu hal yang bisa membuat lu termotivasi,, sekalipun itu adalah hal yang ongol J.
Dari setiap kegagalan-kegagalan yang udah pernah gue alami itu, gue mendapatkan banyak hal yang jarang gue lihat selama ini. Gue melihat sejauh mana kesabaran orang tua gue dalam memberikan penguatan setiap gue gagal (yah walaupun gak jarang juga mereka membujuk gue untuk pulang, biar stay bareng mereka aja di sana, hehehe), setiap nasehat-nasehat mereka tetap luar biasa menurut gue. Begitupula dengan keluarga yang ada, baik itu di rumah ini maupun tante-tante gue yang masih sering menghubungi dengan motivasi-motivasinya. Bukan hanya dari orang tua dan keluarga, tapi dari sahabat-sahabat terdekat gue yang kadang gue sebut dengan “unbloody sisters”, pada saat-saat seperti itulah kapasitas seseorang sebagai sahabat dapat lu lihat men. Gak hanya pada saat lu senang aja, atau lagi happy-happy aja mereka ada tapi juga saat lu down mereka ada, yah walaupun hanya dengan kata-kata “sabar ko nah”, that’s it, kata-kata klasik yang mungkin udah ribuan kali masuk di telingaa gue.Tapi kata-kata itulah yang menunjukkan bahwa ternyata masih ada yang peduli sama gue, dan gue berpikir bahwa dengan kejadian seperti ini mungkin BIG BOSS pengen nunjukin ke gue siapa-siapa aja yang masih peduli pada gue. So remember guys, selalu ada sesuatu positif dalam setiap kegagalan. BIG BOSS ingin menunjukkan sesuatu aja J.  Selain itu, satu hal yang gue dapatkan dari belum diterimanya gue kerja adalah, gue jadi punya waktu untuk menyalurkan kemampuan menulis gue dengan nge-blog, satu hal yang selalu gue khayalkan namun susah untuk gue realisasikan. Hehehe.
Kalo di pikir-pikir sih sebenarnya kegiatan gue setelah wisuda itu banyak koq, entahlah kalo emang kehidupan gue kebanyakan yang jobless, cuman saat ini saat gue pikir-pikir, gue gak jobless-jobless amat, yang penting lu bisa melihat hal yang bisa lu kembangkan dalam diri. Cari kesibukan aja sambil terus berusaha dan menunggu waktunya tiba, dan hal yang paling utama adalah jangan lupa berdoa dan menyerahkan semuanya sama BIG BOSS. J
Rezeki tiap orang itu beda-beda men, ada yang langsung kerja dan dapat posisi bagus dengan masa depan terjamin, padahal lu sama-sama duduk di bangku kuliah dan bahkan lu lebih dulu sarjana dari mereka; ada juga yang masih harus berusaha untuk mendapatkannya. Itu semua urusan BIG BOSS, yang bisa lu lakukan hanya berdoa dan berusaha dan jangan lupa bersyukur dan berpikiran positif untuk menjalaninya. Do the best and let Him do the rest. Yakin aja bahwa setiap usaha yang lu lakuin itu pasti akan menunjukkan hasil yang terbaik koq. Karna hasil tidak akan menghianati usaha. Setiap rezeki udah di atur sama BIG BOSS koq, percaya aja, sama seperti gue yang masih terlalu percaya dengan itu J. Sama-sama berusaha kita guys. Keep On Fighting Till The End!! J



Wahahahaiiii.. sepertinya ini jadi postingan terpanjang cuyyy!!! Kamu luar biasa Curly (narsis dikit boleh coyy J)

CU on the next post guys.. J

Senin, 08 Juni 2015

SEPARUH JIWAKU PERGI


Bukan!!! Gue gak lagi ngefans sama Anang. Gue juga gak lagi patah hati atau putus cinta, tapi gue lagi..ahhhhsudahlahh..

TAMAT.

Eh..eh.. koq malah tamat sih (ceritanya pengen di paksa nih untuk lanjutin, paksa aku dong bang!! Hahaha)
Oke! Sudah berapa lama gak nulis yah? Kalkulator,, mana kalkulator!! Kalender..mana kalender!! Gue mau hitung utang gue udah berbunga berapa banyak. Ehh.. gak ding.. Gue mau hitung udah berapa lama gue mem-PHP yang di akhir postingan terakhir katanya to be continued tapi ternyata yang di maksud adalah THE END, tapi coba deh cek baik-baik, di belakang tulisan “to be continued” itu ada bayangan “the end” loh. Jadi gue gak memPHP banget-banget dong, lu nya aja yang gak baca baik-baik. Cek aja kalo gak percaya. (kalo ada yang cek ulang, berrati lu ongol men.. hahaha) Ya maap, gue lagi malas banget nulis, gue terlalu sibuk dengan dunia baru gue skarang (kemarin2 lebih tepatnya), ya maklum, soalnya saat gue sibuk dengan teman baru, teman lama gue lupain, hahaha (ketawa ala syahrini yg di Line itu loh, Semprul.). Jadi postingan kali ini gak ada hubungannya dengan postingan sebelumnya, gue udah lupa janji itu, anggap aja gak ada. Lain kali aja kalo malaikat baik dalam diri lebih mendominasi. (gini nih, keseringan di PHP jadinya hobi PHP orang, *curcol :D)
Separuh jiwaku pergi. Iyah, itu yang gue rasakan skarang,, hikshiks (nangis ala @sakayuv yang memble2 gimanaa gitu, anak IG tau nih). Jadi beberapa minggu ini gue berhibernasi dari dunia social media (wess..bahasanya pang!!). Kenapa? Soalnya terlalu banyak intervensi dan gangguan dari para fans dan haters (wess..khayalannya pang!!). Hahaha,, gak ding. Yang sebenarnya terjadi adalah, gue..gue..gue..bilang cepat!! Smartphone gue (skrang udah pake istilah smartphone kan?? Bukan hempong??)  mati,, gak bisa nyala. Yaiyalah mati itu gak bisa nyala, di ajarin Bahasa Indonesia gak sih loe Lytozz?? Siapa guru loe?? Hihihi.. Iyah jadi gitu (Tau Mas Adi yg di Tetangga Masa Gitu kalo lagi manja ke istrinya? Ngomongnya kek gitu yah..). Sedih deh. (masih kayak Mas Adi TMG)
Kejadiannya itu tiga minggu lalu, tepatnya hari Minggu cerah, saat gue lagi siap-siap mau berangkat ke gereja, gue sempatin nge-charge hempong,, eh smartphone unyu2 merah gue ini. Aduh pake istilah Hempong aja deh!! Jadi, Hempongnya kan gue charge sambil pake BBMan, gak lama setelah gue berpaling sebentar dari hempong gue,, ehhh dia nya mati. Saat itu gue langsung nyanyi, dia tlah pergi, tak mungkin kembali. Ehh.. bukaannn. Saat itu gue langsung mengheningkan cipta. STOP!! Oke. Saat itu gue stay cool aja. Sok sok gak terjadi apa2 padahal dalam hati lagi dumba’ dumba’ galeter banget (anak gaul Makassar tau nih, hihi). Sepulang gereja masih stay cool padahal masih gak mau nyala, sampe gue bertanya ke semua orang, exactly gak semua orang juga sih, hanya beberapa orang yang berkompeten menurut gue, dan beberapa sohib gue, dan beberapa fans gue, dan beberapa haters gue. Ehh.. focuss!!! Intinya gue mencari info tentang hape gue yang gak mau nyala ini. Sempat sih bisa ku nyalakan beberapa jam setelah dapat saran dari sodara gue, tapi mati lagi setelah beberapa jam itu. Yahhh udin.. karna gue emang dasarnya malas mengurus kalo ada yang rusak, jadi gue diamin aja, ntar juga bagus sendiri kalo emang mau bagus. What a stupid think banget kan??
Jadi udah gak galau kan gue soal hape, epen ka, tapi 1 jam kemudian galau gue kembali karna gue di suruh masukin lamaran di Samarinda (maklum,, pengacara.. lowongan kerjaan di lihat kek oase di tengah padang gurun, hahaha), dan gue harus pergi besok pagi biar bisa ketemu sama ybs, soalnya ybs sibuk banget. Catat! BESOK PAGI!! Dan tiba-tiba pada saat itu otak gue dipenuhi dengan, “OMG!! Gue mau perjalanan jauh tanpa HP??”, “OMG!! Di bus gue mau dengar music pake apa kalo HP gak nyala??”, “OMG!! Kalo mau selfie gimana? Kalo mau update gimana?” GUBRAKKK!!!! Kekinian banget kan yah?? Soalnya saat itu gue masih shock dengan keadaan hempong gue dan di otak gue masih lekat slogan No special moment without selfi selfi and update-update.. hahaha.. Jadi sebenarnya yang gue khawatirkan adalah gue gak bisa meng-update, dan gue gak up to date kalo hape gak ON, dan gue akan katro alias kamseupay kek manusia jaman megalitikum yang hidup di dalam gua-gua berbatu yang kek di Film The Croods itu loh. OHMAIIGATT!!!.  Nda’ bisa kuhh (anak gaul FKM Unhas tau nih,, hahaha.. apasih!!)
Dan hidup gue tanpa social media berawal dari situ sampai 3 minggu setelahnya alias detik ini. Jadi selama 3 minggu itu, no update, no gossip, gak eksis, gak terkoneksi dengan dunia luar, jadi gak up to date banget diriku. Pokoknya gue merasa kebebasan gue direnggut (jenggg..jenggg), hak gue sebagai warga negara yang membutuhkan informasi-informasi di ambil secara paksa (jenggg..jenggg...). Merdeka!! Ehhh…  Jadi awal-awal itu gue merasa kesepian banget, soalnya hanya itu yang menghubungkan gue dengan dunia luar alias teman-teman gue di mana pun berada. Selama ini kan (semenjak di rantau yah, yg notabene gue gak ada ‘temen’ di sini), kerjaan gue hanya tongkrongin sosmed, untuk mengisi waktu-waktu selama jadi pengangguran, dan itu hanya gue dapatkan dari aplikasi-aplikasi di hempong eike. Jadi rasanya kehilangan banget gituloh. Padahal masih ada hempong komuniketer yg gue genggam tiap hari sih (yang dulu kadang terlupakan selama hape canggih masih bagus, haha), soalnya masih ada juga yang berbaik hati sms or telpon. Jadi kehidupan perHANDPHONEan gue hanya sebatas SMS dan telpon doang.
Pokoknya dalam 3 minggu itu banyak hal yang terjadi yang gak gue update dan gak tau kenapa hal itu malah menenangkan. Mulai dari gue ke Samarinda dan tiba di sana gue langsung di telpon dari salah satu tempat gue ngelamar untuk datang tes Bahasa Inggris, jadi gue harus balik lagi ke Balikpapan besok paginya. Padahal gue udah siapin pakean untuk tinggal paling gak semingguan lah di sana. Trus no update sampe gue mendapat panggilan selanjutnya untuk wawancara, di mana di sana gue di suruh nyanyi, jadilah “Di Ruang Nostalgia”-nya Raisa meluncur dari mulut gue. Dan still no update sampe gue gak mendapatkan panggilan untuk ttd kontrak, atau dengan kata lain gue gak lolos tes, yang mana gue merasa down banget sampe berpikir untuk pulkam aja. Hahaha.. Mmazing lah menurut gue bisa melalui semua itu tanpa update. Secara sekarang gue sedikit-sedikit langsung update, hellaww.. :D. Untung aja hape mati jadi gak update, jadi gak malu-maluin kalo interview kerjanya gagal. Haha.  
Trus selama 3 minggu itu juga gue kembali ke zaman bahaeula di mana gue terhubung dengan dunia luar hanya melalui sms dan menggunakan hape komuniketer ini  (komunikasi plus senter),
 
 mana keypadnya keras banget lagi sampe-sampe jari kapalan setelah ngetik (Udah jelek banget yah ini hape, tapi berharga lah :* :* ). Jadi bikin tambah malas untuk terhubung dengan dunia luar. Di situ kadang gue setuju dengan istilahnya TRI (teman KKN gue) yang mengatakan “malasku bergaullllll!!!” (Anak KKNPK angk gue tau nih, utamanya anak Banggae). Hahaha… itu bener2 moment yang bikin malas bergaul. Selain itu, selama 3 minggu itu juga gue terpaksa membiasakan diri untuk jogging sendiri, bener2 sendiri. Yang biasanya di temani sama Maroon5, Ella Anderson, Ariana Grande, Taylor Swift, dekaka (Keren kan gue, teman jogging dari kalangan artis semua. Haha), sejak hape mati gue terpaksa harus menikmati jogging trek dengan kesendirian yang hanya ditemani suara angin, *ehhh. Hampa banget gue rasa.
Tapi dari kejadian ini gue mendapatkan hal positif (ceritanya udah insyaf, haha). Gue jadi berubah, jadi Saylormoon (kamu bisa bayangin Saylormoon-nya kayak Mongol di Film Comic 8 saat lagi ngelawan preman, iyuh). Haha.. Gak ding, serius nih. Gue merasa berubah menjadi lebih baik. udah gak kayak anak autis lagi yang terlalu sibuk dengan dunianya sendiri. Yang kerjaannya melototin hape, ketawa-ketawa kek orang gila di depan hape, sementara di samping gue ada orang yang seharusnya gue ajak ngomong, gue temenin bersosialisasi. Autis banget kan? Jadi dengan ‘sakitnya’si hempong, gue jadi punya banyak quality time dengan orang-orang di sekitar gue, the real people, bukan yang ketemunya di sosmed, walaupun mereka juga the real people sih hanya saja di tempat yang berbeda.
Wahahawww. Jadi itu, banyak hal yang gue dapatkan, banyak hal yang gue sadari dengan dijauhkan dari gadget satu ini. Jadi ceritanya gue insyaf dan menyadari bahwa gue diciptakan untuk menjadi wanita kalem sejagat (apa hubungannya woi!!). ohh gak ada yah, gue kan Cuma berusaha menyambungkan yang gak tersambung. Haha.
Nah mungkin setelah menyadari itu, Yang Maha Kuasa kemudian membukakan jalan keluarnya di otak gue. Mungkin Dia gak mau kalo anakNya satu ini kelamaan katro, gak update, dan jadi cewek kamseupay yang gak tau perkembangan zaman, cowok mana yang suka cewek kek gitu, iya gak bang?? *ehh... Jadilah gue berpikir untuk memeriksakan hempong gue itu di tukang service hempong, dan setelah di opname selama 2 hari 1 malam dengan biaya perawatan dan pengobatan sebesar 50rb (harus yah bilang harga??), akhirnya si hempong bisa sembuh juga. Dan ternyata om dokter  hape bilang kalo hempong gue itu kek gitu gara-gara kebanyakan aplikasi dan keseringan donlod2.. perasaan gue gak banyak2 amat donlod nya,, aplikasinya juga biasa aja sih, yahh palingan aplikasi sosmed, editan foto, movie maker, Polaris, Nike+, yahh yang biasa dibutuhkan untuk update sih. Itu kan biasa aja. Yakan?? yakan?? Oh gak biasa yah? Padahal gue mikirnya itu biasa. Jadi sekarang gue lebih berhati-hati lagi salam mendonlod-donlod, gak kayak orang kesetana lagi saat mendonlod.
Dan akhirnya… ENG ING ENG!!!! Welcome home my Asus Zenfone 4!!! Hempongnya gue peluk, gue cium, gue timang-timang anak ku sayang, jangan menangis ehhhh.. koq nyanyi lagunya Anang sih?? Skali lagi gue gak lagi ngefans sama Anang yahh.. Judul postingan ini juga lagunya Anang yah?? Koq bisa kebetulan yah?? Jangan..jangan… kamu percaya gak sih sama yang namanya jodoh?? (apasih!! Focus!!) Jadi gue merasa bahwa separuh jiwa gue pergi saat gue mengaktifkan hape gue dan mendapatkan bahwa tampilan hempong gue gak sekece sebelumnya dan semua aplikasi yang pernah gue dondlod menghilang jadi gue harus memulai menginstal dari awal. Tapi itu belum seberapa membuat jiwa gue pergi sih, soalnya aplikasi2nya masih bisa gue ingat. Yang bikin jiwa gue bener-bener pergi adalah saat gue menyadari bahwa lagu-lagu terupdate gue yang di donlod dengan penuh pengorbanan (pengorbanan waktu, keringat, tenaga, dan pastinya pengorbanan kuota,, hahaha) ternyata semua hilang! Lost! Gone! Mana gue ingat semua lagu-lagunya, itu kan lagu2 hasil gue tongkrongin acara music, film2 dan acara-acara TV. Tapi yah at least hempong udah baikan, dan harus gue jaga baik-baik, gue sayang-sayang dan gue timang-timang anakku sayang.. haha.. Dan dampaknya terhadap diri gue adalah, gue jadi malas update (mungkin karena kehabisan bahan update kali atau soul nya belum balik, haha) dan lebih selektif dalam mengupdate, dan entah kenapa jadi malas bergaul.
Jadi, sayangilah gadget mu seperti kamu menyayangi dirimu sendiri, dan jangan sampai gadget jadi orang autis yang hanya sibuk dengan dunia mu sendiri, kamu adalah makhluk sosial men. :D
KECEEEE :D

Kamis, 12 Maret 2015

The 'ongol-ongol' thing - part I

Bentar gue mikir harus nulis dari mana..

Jadi judulnya kan THE ONGOL-ONGOL THINGS kan yah, berarti hal-hal ongol yang pernah gue alami, terutama semenjak gue menginjak tanah Borneo ini. Yup,, masih tentang kota ini, Kota Balikpapan. Sebulan gue berada di sini (lebih tepatnya sebulan lebih 8 hari) ada beberapa hal ongol yg pernah gue alami. Ya itu defenisi "ongol" menurut gue yah, entahlah kalo anda yg membaca menganggapnya hal yang biasa2 aja. Itupun kalo ada yg baca tulisan gue ini juga sih, pede dikit gak papalah.😄😄😄

Sebulan lalu (lebih 8 hari lebih tepatnya) gue tiba di bandara dengan dijemput oleh sepupu gue menggunakan taksi. Ini taksi versi Balikpapan lohh,, yaa you know what I mean lah 😄😄. Dan gara-gara itu gue malah dapat kesempatan untuk dapat tertawaan dari Febi (nama samaran), gue diketawain gara-gara di jemput di bandara pake pete-pete, ehh maksudnya taksi, di depan gerbang keluar pintu kedatangan. Puas banget tuh dia ketawa, jelas banget dari suara falsnya. Yaa gapapa lah, awal-awal gue emang masih di jemput pake taksi tapi next time gak ada taksi-taksian lagi, tapi pake becak 😄😄, kalian tau kan kalo di Balikpapan gak ada becak, dengan kata lain gue gak bakalan dijemput, alias jalan kaki. Oke,, back to the topic. Jadi itu, gue di bandara. Gak ongol kan? iyah,, gak ongol banget.. Jadi bisa lo bayangkan ke garingan cerita gue selanjutnya.

Satu minggu pertama, gue masih fokus dengan tes wawancara gue (dan pliss jangan tanyakan hasil wawancaranya skarang, karna.....ahhh sudahlahh 😔😔) dan sibuk beradaptasi dengan lingkungan baru seperti rumah baru, keluarga baru (maklum lama gak ketemu), bahasa/aksen baru (terbiasa pake bahasa Swahili jadi work hard u/ bahasa di sini), lingkungan baru (di sini banyak kacuping-kacuping alias anak kecil), dan iklim baru (ya maklum selama ini kan gue terbiasa dengan iklim salju berdebu di daerah timur sana...apacihh). Jadi awal-awal itu gue diajakin spupu gue jalan-jalan lihat-lihat jalan, sekalian ngukur jalan. Gue di ajakin ke Jalan Minyak saking penasarannya gue dengan obor pertamina yang katanya Febi bisa di lihat dari seluruh Balikpapan padahal gak kelihatan sama sekali dari tempat tinggal gue dan saat gue lihat obor itu, ternyata ahhhhhhsudahlahh... Gue juga diajarin naik angkot nomor berapa kalo ke sana, kalo pulang naik angkot nomor berapa, trus angkot nomor itu lewat mana-mana aja, pokoknya all about angkot lah. Ya bisalah jadi modal untuk buka usaha angkot. Gue excited sih blajar naik angkot, soalnya males kalo bawa motor sendiri, ntar gue hitam lagi kalo terpapar matahari secara langsung,, iyuhh (padahal sebenarnya gue gak bisa bawa motor,, ssssttt). Jadi gue udah pernah nih di ajakin naik angkot, cuman sampe di BC aja. Besok-besoknya saat gue bosan di rumah, gue memberanikan diri untuk naik angkot sendiri, ke BC doang mah udah bisa, kan udah pernah. Berani? Di bilang berani sih berani, soalnya kan udah pernah ke sana, tapi yg luar biasa buat gue pribadi yah, gue memberanikan diri untuk ke BSB, tempat yang blum pernah gue datangi dan yang katanya 2 kali naik angkot. Yaa,, memberanikan diri aja sih, walaupun sebenarnya gue pergi karna di kompor-kompori sama 2 orang makhluk halus dari hutan pedalaman Kalimantan ini, sebut saja mereka Febi dan Titi (nama paling samar). Jadi gue memberanikan naik angkot sendiri ke sono bermodalkan penjelasan dari sepupu gue sebelumnya tentang angkot apa yg akan gue naiki. Sensasinya coyyyy,,, gue jadi berasa orang terongol seantero Balikpapan yang gak tau arah tujuan, hanya meletakkan harapan kepada Tuhan YME dan kepada supir angkot yang mengantarkan gue ke tujuan. Dan satu hal, supir angkot disini baik, dalam hal ini mereka gak membodoh-bodohi orang baru di kota ini, mereka mengantarkan kita ke tempat tujuan, apalagi kalo udah ngobrol bareng dan nyambung, amaannn, thumbs up dah 👍👍. And finally, BSB I'm here!!!! Jadi gue keliling-keliling BSB aja sendirian, gak ada teman, hanya berkawankan smartphone gue untuk update di Path kalo gue lagi di BSB. No special moment without update-update kaaann 😄😄. Setelah keliling-keliling, keluar masuk toko, lihat sana lihat sini, tahan air liur biar gak mengalir di depan barang-barang impian, gue akhirnya bosan, gue mau pulang tapi makan dulu soalnya cacing gue lagi kelaparan. Setelah makan dan siap2 mengangkat pantat dari kursi makan (pasangannya meja makan, kursi makan kan yah??), tiba-tiba muncullah bala tentara sorga menaikkan puji-pujian bagiNya ( hee??? Apacih). Maksudnya tiba-tiba ada ibu yang nyamperin, bawa-bawa brosur gitu. Ternyata apa? Gue ditawari voucher makan HANYA dengan membayar 100rb. Mbaknya ini berkedok bantuan untuk penderita Lupus katanya. Eee gile,, mana mau gue. Bukannya pelit gak mau bantu yah, cumanyaaaa you knowlah, kek gitu kan biasanya penipuan,, biarlah dibilangi suuzon. Lagian gue juga gak punya duit segila itu, ya udah dengan kalem banget (sesuai pembawaan gue), gue tolaklah untuk memberi bantuan, maaf anda belum beruntung. Lagian gue perhatiin, itu orang kek ngikutin gue. Gue jadi mikir, kok bisa yah gue jadi incaran?? Apa karna gaya gue yang saat itu sangat kamseupay kayak tarzan hutan yang baru masuk mall, atau memang muka gue yang lugu nan polos? Yahh,, mungkin Tuhan memang menciptakan gue menjadi wanita polos yah... Hahahaha... 👸👸

Seminggu berlalu, gue mikir (lagi punya otak soalnya 😏😏), di sini gue butuh teman untuk ke gereja, soalnya di sini gue beda gereja sama tuan rumah. Sebenarnya gak masalah sih bagi gue mau gereja di mana, yang jelas kan masih mempercayai Tuhan Yesus Kristus, cumann berhubung hati lagi rindu untuk ke gereja gue (Gereja Toraja), dan kebetulan katanya gerejanya deket aja (logatnya mulai nampak nih), dan kebetulan (lagi) ada tawaran temen gereja bareng dari sang germo ehh salah,, maksudnya dari sang temen, sebut saja dia Febi (masih nama samaran), jadilah gue minggu kedua itu gereja di Getor bersama temen baru di kota orang ini, sebut saja namanya Kak Tino (anggap saja nama samaran).
Ini adalah pertama kalinya bagi gue untuk keluar sama temen baru yg blum pernah ketemu sepeser pun, maksudnya sekali pun. Nah, karna ini pertama kali, gue gak main-main dong untuk terima tawarannya si Febi. Gue harus mempertimbangkan baik buruknya men,, orangnya baik atau buruk, jahat atau cakep *ehh, feminin atau maskulin, makan sabun atau enggak, yaa maksudnya harus gue pertimbangkan matang-matanglah, tapi jangan sampe hangus juga (garing!!). Ya begitulah gue, penuh pertimbangan, secara zodiack gue kan Cancer (gak ada hubungannya!!!!). oh gak ada hubungannya yah? Yaudah hubungin aja. Jadi setelah gue pertimbangkan,, yaa ada lah setahun gue pikir-pikir, ehh kelamaan yah haha,, yaa di hiperbolakan dikit lah (padahal cuma sehari lebih 6 hari 😄😄), akhirnya gue terima tawaran febi, bayarannya juga sesuai sih (he?? Emang lagi cari pembantu yah??). Gue pikir-pikir, lumayan lah buat tambah-tambah temen tapi maksud sebenarnya biar gue gak jalan kaki aja ke gereja.. Hahaha... Gak ding, bercanda, gue gak sejahat itu kali. Niat gue masih baik koq, kadar kebaikan dalam diri gue masih normal lah. Jadi udah fix maksimal kan nih gue mau gereja bareng, jadi gue janjian, dijemput di rumah (dijemputnya pake becak loh), dan dengan tingkat SKSD yang sangat tinggi kite cuss... Kak Tino ini kan kelihatannya SKSD yah, makanya gue belajar dari kata om Mario Teguh, "Cara menghadapi orang SKSD adalah dengan SKSD balik" (ini serius). Dan satu kesan pertama gue untuk teman baru ini, pekat. Hihihi 😄😄✌✌ Tadi yang bagian becak itu gak serius loh, becaknya di tinggal di rumah yang di pake jemput itu motor, dan inilah yang terjadi. Udah tau kan jalanan Kota Balikpapan yang menanjak dan menurun di mana-mana, mendaki gunung turuni lembah. Nah,, jalanan ke gereja pun tidak luput dari jalanan kek gitu, jadi kita lagi sibuk mengobrol menjalin kata-kata perkenalan nih (jiahh), tiba-tiba di tanjakan yang curam itu,, tebak guys apa yang terjadi?? Bukannn,, gue bukan di buang tiba-tiba ke jurang, enggakkk kita juga gak kena begal. Tiba-tiba si motor punya rantai lepas, eh gimana cara bilang yg bener yah? Mmmm,, tiba-tiba rantai motornya lepas (yaaaa), jadi motornya tiba2 berhenti, gue kan shock, mana di tanjakan lagi. Mau teriak kan gak mungkin, secara gue lagi membangun image kalem pada diri gue. Gak mungkin juga kan iblis yang berlindung di balik wanita kalem ini di keluarkan begitu saja, belum waktunya men. 😄😄. Jadi dengan kalem, gue turun dari motor, dan nanya (masih) dengan kalemnya, "bisa ji jalan motornya? Nd papaji?? (masih Solata koq, jadi nd pake logat), padahal dalam hati "kampret nih orang, baru pertama udah bikin image buruk, bawa motor gak beres lagi" hahahaha... Gimana? Mulai kelihatan kan aura negatif gue?? Hahahaha (nyi pelet lagi ketawa di tambah backsound lolongan serigala, trus Aliando lewat dengan taring serigalanya, STOP!!). Tapi untungnya motornya bisa jalanlah, selidik punya selidik ternyata motornya gak pernah di service. Pelajaran penting saudara-saudara, saat anda ingin mengajak cewek keluar pastikan kendaraan anda dalam keadaan baik-baik saja, kecuali anda tidak menggunakan kendaraan. Untung gue bukan cewek, ehh salah, untung gue orangnya baik jadi gak ngambek, kalo gue ngambek kan gue pilih jalan kaki sendiri ke gereja (rugi di gue yah?? Hahaha). Yah that was my ongol experience with my new friend in Balikpapan 😄😄.

Masih ada beberapa hal ongol lagi sih, cuman udah capek ngetik jadi lanjutnya besok-besok aja.

To be continued..... 😘😘😍😍✌✌
Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

My Blog List

Most Viewed

More Text

Popular Posts